Selepas riuh petasan yang memekakkan telinga, aku dan Ilham berbicara bergantian di tengah gelap yang berkuasa. Diselingi rintik hujan yang menghunjam bumi di malam tahun baru 2020, kami berbagi cerita dan harapan. Deep talk, begitulah kami menyebutnya. Saling menyuarakan pikir dan perasaan yang, mungkin, sempat tertahan karena kesibukan.
Ada senyum yang lebih hangat setelahnya. Ada kasih yang lebih erat dari sebelumnya. Dan, ada kelegaan yang terasa kemudian.
Sebelum memejamkan mata, ada keyakinan yang menyeruak bahwa 2020 akan lebih menyenangkan dari sebelumnya. Aamiin. Semoga, ya.
***
“Aku mau warnain rambut, ah, hari ini! Tahun baru, rambut baru dong!” seruku pada Ilham yang hanya senyam-senyum saja.
Mumpung akhir tahun lalu kubaru memangkas rambut panjangku jadi sebatas leher saja, rasanya ingin sekalian dicoba macam-macam. Salah satu yang sudah jadi impian sejak dua tahun lalu adalah mewarnai rambut. Jadilah keinginan tersebut terwujud di awal 2020.
Red burgundy adalah warna yang kupilih. Gemas sekali, terasa sangat cocok dengan rambut bobku saat ini. Jadi lebih meningkatkan percaya diri saat menengok cermin. Ehehe.
Nah, PR-nya kemudian adalah soal perawatan. Pasalnya, dari teman-teman yang sudah lebih dulu memutuskan untuk mewarnai rambut, katanya rambut berwarna perlu perhatian ekstra. Well, pas banget aku ikut acara “Hair Beauty Dating and Sharing Session” yang merupakan hasil kolaborasi Natur Hair Care dan Komunitas Indonesian Social Blogpreneur pada 11 Januari 2020 lalu.
Untuk produk Natur Hair Care sendiri, aku—dan mungkin juga kamu—sudah enggak asing lagi. Mama yang pertama kali memperkenalkanku dengan produk Natur sewaktu aku masih kecil. Hair tonic-nya adalah salah satu yang selalu kugunakan rutin. Dan, di acara tersebut, kusenang karena berkesempatan lebih jauh untuk belajar tentang perawatan rambut dari ahli. Terutama untuk rambutku yang baru diwarnai ini.
Sebelumnya, penyebab kerusakan rambut ini bisa dibagi menjadi dua faktor: faktor internal dan faktor eksternal.
Untuk faktor internalnya sendiri meliputi usia, genetik, pola makan, pola hidup yang tidak sehat, stres, dan penyakit. Ternyata kesehatan rambut juga sangat bisa dipengaruhi dari dalam, Gengs. Pola makan dan pola hidup akan jadi pekerjaan rumah utamaku sepertinya, nih.
Sementara, untuk faktor eksternalnya antara lain: penggunaan kosmetik untuk rambut, debu cuaca, sinar UV dari matahari, dan perlakuan dekoratif. Well, ya, poin terakhir ini yang sempat membuatku khawatir terkait dengan pewarnaan rambut yang baru saja kulakukan baru-baru ini.
Zat pewarna rambut dengan bahan kimia di dalamnya bisa menimbulkan kerusakan rambut seperti kusam, rapuh, mudah patah, kering, kasar, dan tidak jarang pula membuat rambut menjadi rontok. Karena, zat pewarna tersebut menyebabkan kandungan protein dan vitamin pada rambut menjadi berkurang atau bahkan sama sekali hilang. Wah, enggak mau dong kalau rambutku tampak cantik di awalnya doang, kemudian rusak.
Namun, kekhawatiranku terhadap rambut baruku yang berwarna ini seperti langsung dijawab tuntas oleh Mbak Clara selaku brand executive dari Natur. Karena ternyata, Natur punya rangkaian perawatan khusus untuk rambut yang diwarnai, lho!
Produk-produk perawatan rambut Natur
Kombinasi dari penggunaan Natur Olive Oil + Vitamin E Series dengan Natur Ginseng Series disebutkan bisa menjadi solusi tepat untuk rambut yang diwarnai.
Natur Olive Oli + Vitamin E Series mengandung tujuh natural oil yang dipercaya dengan vitamin E, UV A, dan UV B filter yang dapat menutrisi rambut agar tampak cantik bercahaya. Formulasinya cocok untuk membuat rambut tampak bercahaya dan mengembalikan kesehatan selepas pewarnaan. Nah, untuk mengatasi kerontokan rambutnya, barulah jadi peran Natur Ginseng Series.
Yap, produk perawatan rambut dari Natur memang banyak dan lengkap sekali ternyata.
Buat kamu yang merasa kesulitan mengatasi rambut rontok, ada Natur Ginseng Series. Rambut kamu tipis? Tenang, ada Natur Aloe Vera Series yang berfungsi menyedakan vitamin, mineral, dan zat lainnya yang dapat menumbuhkan rambut dan merawat kesehatan rambut. Atau, rambut kamu berketombe?
Kamu bisa kombinasikan rangkaian perawatan rambut Natur Tea Tree Oil dengan Natur Ginseng Series. Tea Tree Oil sendiri merupakan minyak dari pohon Melaleuca alternifolia yang banyak ditemukan di Australia dan Oceania. Dapat bekerja sebagai anti mikroba dan anti bengkak sehingga dapat mengurangi jamur penyebab ketombe. Sementara Natur Ginseng Series untuk mencegah kerontokan yang disebabkan oleh proses menggaruk ketika kulit kepala gatal berketombe.
Oh iya, selain produk-produk perawatan rambut khusus seperti yang sudah aku sebutkan di atas, Natur juga punya shampoo yang cocok sekali untuk jadi shampoo keluarga, yaitu Natur Moringa Oleifera & Sweet Almond Oil. Kandungan daun kelor dan sweet almond oil di dalamnya berfungsi untuk membuat rambut menjadi lebih sehat, kuat, lebat, dan juga berkilau. Produk ini sudah tetuji dermatology tidak mengiritasi dan dapat digunakan sehari-hari untuk kulit sensitive, seperti pada anak-anak usia balita ke atas.
Wah, asli ya tercerahkan sekali rasanya setelah mengikuti obrolan tentang perawatan rambut bersama Natur ini. Kujadi lebih paham bagaimana mempertahankan rambut berwarnaku agar tetap sehat dan cantik. Oh iya, kalau kamu tertarik untuk menggunakan produk Natur, bisa langsung kamu dapatkan di supermarket terdekat, Shopee, dan Lazada yaa.
Menulis blog yang lebih baik, yuk!
Selain bincang-bincang soal kecantikan dan kesehatan rambut, di acara tersebut juga kami diajak ngobrol soal blog oleh Teh Ani dari Komunitas Indonesian Social Blogpreneur.
Sebelumnya, aku dan Ilham sempat berencana untuk kembali ke masa-masa di mana kami menulis bukan hanya untuk memenuhi kewajiban atas pekerjaan. Karena, lama-lama risih juga melihat blog kami masing-masing isinya kebanyakan iklan. Padahal, kami punya kemampuan untuk menulis yang lebih baik dari apa yang sudah banyak tayang. Dan, materi yang dibawakan oleh Teh Ani ini rasanya cocok sekali dengan apa yang sudah kami rencanakan.
Pertama, kembali dulu ke fitrahnya. Awal mula aku memutuskan untuk menulis blog di 2009 lalu ya tidak lain dan tidak bukan karena memang suka menulis sejak sekolah dasar. Menuangkan ide, opini, gagasan, dan membagikan informasi yang memenuhi kepala adalah tujuan utamanya. Sayangnya, semangat akan hal tersebut belakangan mulai terkikis perlahan. Heu. Senang sekali diingatkan begini oleh Teh Ani, jadi tamparan yang menggembirakan sekali.
Dalam penulisan pun, jangan lupa untuk selalu mengecek keabsahan informasi yang ditulis, ya. Verifikasi sumber berita dan data yang valid juga dibutuhkan untuk blog. Jadi ingat tulisan review film PINK: Gaung yang Termarjinalkan yang kubuat Desember 2016 lalu. Penggodokan informasi berupa data dan teori yang kupakai di situ memakan waktu sampai satu minggu lamanya. Semoga selepas ini kubisa menulis seniat itu lagi!
Kemudian, tingkatkan wawasan juga jangan lupa. Dulu, dosenku di kampus pernah bilang bahwa penulis yang baik adalah pembaca yang rakus. Nah, lebih banyak membaca akan membuka pikir lebih luas. Berbincang dengan orang-orang yang lebih berpengalaman pun bisa membawa banyak ilmu baru untuk kita serap. Pokoknya jangan membatasi diri untuk terus belajar.
Hal-hal di atas bukan berarti menerima dan menulis artikel bersponsor itu salah ya. Hanya komposisinya saja yang harus diperhatikan. Di dalam presentasinya, Teh Ani menyebutkan alangkah lebih baiknya jika komposisi blog kita 70% diisi artikel organik dan 30% sisanya barulah artikel bersponsor. Jadi enggak hanya menulis ketika ada sponsornya aja.
Setelah itu, coba jalin silaturahmi lagi dengan teman-teman narablog lainnya. Baik di dunia nyata dengan kopdar-kopdar, maupun lewat dunia maya lewat blogwalking misalnya. Beberapa waktu belakangan, aku suka mengajak beberapa teman narablog untuk nongkrong dan ngobrol-ngobrol. Alasannya, ya, supaya ketemunya bukan sewaktu ada acara aja hehehe.
Nah, kalau hal-hal di atas sudah sukses dilakukan, kemudian apa lagi? Giliran adaptasi dengan perkembangan zaman, nih. Enggak bisa dipungkiri, sih, kalau sejak memutuskan serius di dunia blog, ada banyak komponen selain menulis yang harus kupelajari di dalamnya. Misal, belajar soal fotografi dan videografi, pembuatan infografis, dan berbagai digital tools lain yang dapat memberikan nilai tambah terhadap blog.
Dulu, sering sekali kudapati perdebatan soal mana yang lebih penting, konten (tulisan) atau desain? Tadinya akan dengan lantang kujawab konten. Namun, semakin ke sini kusemakin menyadari bahwa keduanya merupakan hal yang sama-sama penting. Maka, keduanya harus diasah dan dieksekusi dengan baik.
Sampai juga ke poin terakhir yang disampaikan Teh Ani, nih: personal branding. Asli, sih, ini memang sangat penting sebagai pembeda antara diri kita dengan narablog lain. Pastinya, ya harus menonjolkan ciri khas, mengasah kelebihan-kelebihan lain yang dimiliki, dan lebih gencar dalam berpromosi.
Trik yang dulu kulakukan untuk mengetahui personal branding yang kulakukan berhasil atau enggak sih biasanya dengan bertanya ke beberapa teman secara random, “Lo kenal gue sebagai orang yang gimana?”
Kalau sebagian besar jawabannya sudah sesuai dengan apa yang ingin kutonjolkan, ya alhamdulillah tinggal diteruskan ehehe.
Awal tahun begini, sudah banyak sekali ilmu yang bisa diambil. Aku senang sekali! Semoga bisa menjadi awal yang baik untuk ke depannya. Terima kasih banyak untuk Natur dan Indonesan Social Blogpreneur—khususnya Teh Ani—untuk undangannya. Yuk, 2020 jadi lebih baik, yuk!
Tabik!
Pertiwi