Sejak dulu, aku seringkali menggaungkan keinginanku untuk menjadi seorang womanpreneur. Kenapa? Ya, pengin aja merangkul orang-orang di sekitar untuk membuat sesuatu yang bernilai. Namun, yang namanya memulai pasti butuh modal, dong? Melihat keadaan finansial yang demikian, yang dibutuhkan untuk memijakkan kaki di garis start selain niat yang kuat adalah pinjaman modal usaha.

Beruntungnya, Ilham selalu mendukung apa yang aku inginkan. Dan, sebagai bentuk dukungan penuhnya, dia selalu membantuku untuk mencari solusi dalam memecahkan setiap kerikil yang kutemukan di jalan. Termasuk soal pinjaman modal.

Setelah obrolan malam yang panjang selama beberapa waktu belakangan, akhirnya terkumpullah beberapa opsi yang—mungkin—bisa kami gunakan untuk menemukan pinjaman modal usaha yang tepat. Kami mengurutkannya dari yang konvensional sampai yang kreatif sekalian. Ya, namanya juga pasangan millennial. Hehehe.

1. Pinjaman modal usaha dari bank

Opsi ini muncul selepas menengok kembali apa yang dilakukan oleh budhe saya di kampung halaman. Memang, bank adalah tempat yang seringkali menjadi tujuan utama ketika seseorang membutuhkan pinjaman. Apalagi di wilayah yang orang-orangnya masih seringkali menggunakan cara-cara konvensional.

Ada program pinjaman di bank yang bernama kredit multi guna (KMG). Nah, di sini kita perlu memberikan sejumlah jaminan kepada bank, misalnya aset property ataupun kendaraan. Bunga yang ditawarkan berkisar antara 9-12% dengan tenor pengembalian antara lima sampai dua puluh tahun, bergantung kepada jumlah pinjaman mosal usaha yang diajukan.

2. Kredit tanpa agunan dari bank

Pilihan selanjutnya yang bisa kita dapatkan dari bank adalah kredit tanpa agunan (KTA). Pinjaman jenis ini merupakan salah satu pinjaman favorit dari para pencari modal sepertiku. Karena, kita bisa tetap mendapatkan pinjaman modal usaha yang dibutuhkan meskipun tanpa memberikan sejumlah jaminan.

Namun, bunga pengembaliannya lebih besar dari kredit multi guna (KMG), yaitu sekitar 10-23%. Maka dari itu, jika kamu ingin membuka bisnis mandiri dengan mengandalkan modal dari KTA, disarankan agar kamu mengambil tenor cicilan yang lebih singkat.

3. Mengikuti pelatihan untuk membuka bisnis mandiri

Karena pemerintah sedang gencar-gencarnya menggalakkan pemberdayaan UKM-UKM yang berdiri di tengah masyarakat, banyak lembaga pemberdayaan ekonomi yang kemudian memberikan pelatihan atau workshop kepada mereka yang ingin membuka usaha.

Nah, biasanya setelah melakukan serangkaian pelatihan atau workshop tersebut, aka nada informasi mengenai pinjaman modal usaha yang bisa para peserta dapatkan dari lembaga terkait yang mengadakan pelatihan. Tinggal bagaimana kita dengan gigih mencari info pelatihannya aja, deh.

4. Joint venture

Ini, sih, yang sebenarnya seringkali diserukan. Katanya, zaman sekarang sudah bukan masanya lagi bersaing, kolaborasi akan menjadikan usaha kita jauh lebih baik. Kita bisa mengajak teman atau saudara yang sekiranya memiliki visi dan misi yang sama dalam membuka usaha mandiri.

Dengan model usaha joint venture seperti ini, pinjaman modal usaha sudah bukan lagi menjadi tanggungan sendiri. kita dapat berbagi dengan rekan bisnis, baik dalam hal modal, sampai pada pembagian kerja dan untung-ruginya nanti.

5. Pinjaman modal usaha dari website

Yang ini banyak sekali dilakukan oleh para millennial masa kini, sepertinya. Kemajuan teknologi memang harus disyukuri karena banyak sekali memudahkan. Termasuk dengan bermunculannya website yang memungkinkan kita untuk mengajukan pinjaman online. Walaupun pinjaman modal usaha jenis ini masih tergolong baru, tapi cukup menarik untuk dicoba.

Caranya, kamu perlu menawarkan jenis usaha yang akan kamu bangun ke salah satu website crowdfunding yang sudah kamu pilih. Kemudian, jika para pengunjung website tersebut tertarik dengan profil bisnis yang kamu unggah, mereka bisa menjadi sponsor dan menyumbangkan uangnya sebagai modal usaha kamu. Sebagai gantinya, kamu bisa memberikan bayaran berupa reward sesuai dengan peraturan yang tertera di dalam website tersebut.

Itulah beberapa opsi yang sudah kami kumpulkan untuk memulai bisnis mandiri kami. Oh iya, untuk lebih memudahkan, kamu bisa langsung masuk ke https://www.cekaja.com/small-business-banking untuk menemukan solusi pinjaman modal usaha kamu, ya. Dengan teknologi terkini yang dimilikinya, kamu bisa langsung mengajukan pinjaman yang sesuai dengan profil usaha.

Sejak dulu, aku seringkali menyebut diriku dengan julukan “sang pemimpi”. Entah. Mungkin karena terlalu mengidolakan tertralogi Laskar Pelangi milik Andrea Hirata, atau apa? Yang pasti, bagiku hidup manusia akan hampa tanpa adanya mimpi-mimpi yang mengiringinya.

Mimpi jadi hal yang begitu penting. Sebab karenanya, kurasa manusia dapat memiliki makna dan tujuan yang lebih. Tidak sekadar menghabiskan waktu untuk berulang kali menghirup 02, lalu berjalan entah tanpa tau arah.

Nah, salah satu kebiasaanku yang sedari kecil masih selalu aku lakukan sampai saat ini adalah “menggantung mimpi”. Yap, aku suka sekali menuliskan deretan mimpiku, kemudian menggantungkannya di dinding yang dapat dengan mudah aku temui di dalam rumah. Hal tersebut membuatku jadi lebih semangat untuk menggapai satu persatu poin yang aku tuliskan.

Biasanya, ada mimpi jangka panjang dan mimpi-mimpi jangka pendek yang isinya selalu berubah. Salah satu mimpi jangka panjangku adalah pergi umroh ke tanah Mekkah. Wets, biar begajulan begini juga aku masih seringkali merindukan Tuhan tau. Wahaha.

Beberapa waktu lalu, salah satu sahabatku saat KKN kampus mengunggah instastory yang berisi gambaran kota Mekah. Wah! Tanpa ba-bi-bu lagi, kulangsung membalasnya!

“Wah, Bi, mainnya jauh banget sekarang.”

“Ehehe Alhamdulillah, Tiw.”

Sejujurnya, aku sempat iri melihatnya. Namun, aku percaya setiap manusia punya momennya masing-masing dalam mencapai apa yang mereka inginkan. Tetap berdoa dan berusaha dulu saja, insyaAllah nanti hasilnya akan terlihat.

Di tengah upayaku yang masih diselingi banyak pertanyaan, “Bisa atau enggak ya kira-kira?”, aku mendapatkan kesempatan untuk mengulik lebih jauh tentang kiat-kiat mewujudkan keinginan untuk haji dan umroh bagi milenial. Pas sekali, bukan?

Bertempat di Kantorkuu Coworking and Office Space pada tanggal 21 Mei 2018, aku menghadiri undangan media dan blogger gathering bertajuk “Millenial Mampu Berhaji dan Umroh”. Ada dua pembicara yang menemani kami mengulik perihal ini, yaitu Bapak Muhammad Dzulfahmi sebagai Manager Angkat Koper dan Ibu Anie Puspitasari sebagai Chief Marketing Officer Narada Asset Management.

Hal pertama yang sangat melekat dan harus terus aku bawa adalah pernyataan dari Bapak Dzulfahmi soal ketetapan biaya untuk umroh itu minimal dua puluh juta. Ketetapan yang sudah dikeluarkan oleh pemerintah itu tidak boleh dilanggar. Nah, jadi kalau sekiranya menemukan tawaran umroh dengan harga di bawah nominal tersebut dari sebuah travel agent, boleh dicurigakan keabsahan usahanya.

Enggak mau, kan, berujung seperti berita penipuan dari travel agent haji dan umroh yang beberapa waktu lalu sempat menghebohkan media nasional kita? Makanya wajib waspada, ya.

“Biaya yang dibutuhkan untuk umroh dimulai dari harga Rp23.500.000, sedangkan untuk perjalanan haji dimulai dari kisaran harga Rp45.000.000,” papar Pak Dzulfahmi.

Awalnya aku berpikir keras, bagaimana caranya dengan penghasilan yang kumiliki sekarang untuk bisa mengikuti jejak sang kawan yang sudah menginjakkan kaki ke tanah Mekkah?

Well, di sana Ibu Anie membantu kami—yang sebagian besar adalah millennial—untuk membuat perhitungan agar mimpi kami tersebut bisa tercapai dengan pesan awal, “Beberapa hal penting yang harus diperhatikan salah satunya adalah komitmen untuk menyisihkan dana, baik melalui tabungan ataupun investasi.”

Sebagai gambaran, Ibu Anie membagi penghasilan yang kita dapatkan selama satu bulan menjadi empat pos. pos-pos tersebut adalah sebagai berikut:

Nah, dengan rumusan ini dan komitmen yang kita jalin dengan diri sendiri, insyaAllah mimpi untuk segera menapakkan kaki ke tanah suci dapat segera teraih.

Di sini, Ibu Anie juga memaparkan pentingnya investasi sejak dini. Karena, menabung saja ternyata masih belum cukup, lho. Salah satu produk investasi yang paling mudah untuk pemula adalah reksadana.

Investasi reksadana dikelola oleh manager investasi dan bisa dimulai dengan nominal yang cukup terjangkau oleh millenials dengan tingkat return yang relative tinggi, berkisar antara 10-20% untuk reksadana saham. Narada Asset Management di dalam kesempatan tersebut juga memperkenalkan produk investasi reksadana terbarunya yang sudah disetujui oleh OJK, yaitu reksadana syariah berjudul “Narada Saham Berkah Syariah” yang akan diluncurkan dengan harga perdana NAB 1000.

Jelas dong, makin banyak pilihan alternative untuk kita—para millennial—dalam menemukan jalan memperbaiki masalah finansial pun menggapai mimpi di depan. Sudah mulai jalan menuju mimpimu dengan apa aja, nih, sekarang?

Pernah enggak sih, dalam suatu keadaan, kamu di posisi yang sangat membutuhkan dana cepat? Sementara, tabungan sudah habis untuk memenuhi berbagai keperluan. Mau pinjam saudara atau kerabat dekat, tapi takut jadi bahan omongan. Saat itulah kamu menyadari betapa beruntungnya kamu karena sudah tersedia pinjaman online yang bisa memberikan solusi permasalahan finansialmu sekarang.

Beberapa tahun lalu, aku sempat mendapat kesulitan dalam membayar uang semester untuk kuliah. Ya, pekerjaan yang kugeluti sebagai seorang narablog memang terkadang tidak bisa diandalkan untuk memenuhi kebutuhan. Invoice seringkali cair terlambat. Namun, enggak ada pekerjaan yang enggak ada dukanya, kan?

(Phoyo: Money)

(Photo: Shutterstock)

Agar kegiatan jual beli rumah yang kamu lakukan dapat terjamin keamanannya, carilah rumah dijual Bandung lewat situs jual beli rumah, seperti 99.co Indonesia. 

(Photo: Shutterstock)

(Photo: Crucible Sales and Lettings)

(Photo: Yopa)

(Photo: Shutterstock)

(Photo: Freepik)

(Photo: Chase Lawyers)