Film Temen Kondangan: Menafikan Gemuruh Suara Tak Berkepentingan | Your Favorite Devil's Advocate
film

Film Temen Kondangan: Menafikan Gemuruh Suara Tak Berkepentingan

Minggu, Januari 26, 2020

Film Temen Kondangan: Menafikan Gemuruh Suara Tak Berkepentingan

Melupakan sederet kenangan bersama dia yang pernah jadi terindah, mungkin, memang bukan hal yang mudah untuk dilakukan. Namun, melepaskan seringkali menjadi jawaban terampuh dari segala pelik yang memeluk kehidupan. Aku hanya mengikat diri pada percaya bahwa setiap pagi kuakan menjadi orang yang baru. Lagi dan lagi. Sebab kehilangan selalu membersamai dari hari ke hari. Menenggelamkan diri pada ketakutan hanya akan membuang waktu yang kumiliki.

Mantan, tidak jarang menjelma sebagai objek yang mengerikan untuk dibicarakan. Apalagi, jika harus bertatap muka di saat hati belum menemukan titik selesainya. Kelebatan memori dan serentetan emosi mungkin muncul tanpa disadari. Belum lagi, jika sang mantan ternyata membawa buah tangan berupa kartu undangan pernikahannya dengan yang lain. Hancur sudah.

Jujur, aku belum menemukan relevansi dengan kehidupanku pribadi dalam hal tersebut. Sebab, aku hampir selalu berteman baik dengan mantan dan sepengetahuanku belum ada satu pun dari mereka yang mendahuluiku menikah. Namun, aku masih dikelilingi oleh mereka yang menganggap datang ke pernikahan mantan adalah mimpi buruk yang membuatnya serba salah. Kenapa?

Jika tidak datang, dianggap belum move on. Datang tanpa pasangan? Bisa jadi cibiran.

Hal itu pulalah yang dialami oleh Putri, yang diperankan oleh Prisia Nasution, dalam film Temen Kondangan. Undangan pernikahan dari Dheni, sang mantan—yang diperankan oleh Samuel Rizal, membuatnya kebingungan. Ada banyak sekali pertimbangan di kepala yang pada awalnya memberikan impuls kepada kaki-kakinya untuk enggan melangkah. Namun, siapa lagi kalau bukan gengsi yang pada akhirnya mengubah itu semua?

Sebelum kukasih review singkatnya, lihat trailer-nya dulu, ya!


Putri diceritakan sebagai seorang selebgram dengan banyak pengikut yang cukup apik menyembunyikan kehidupan pribadinya dari media sosial. Namun, pada masanya, hanya Dheni yang dimunculkannya di jajaran feeds Instagram. Hal tersebut cukup membuktikan bahwa Putri memiliki rasa yang begitu besar kepada Dheni. Sayangnya, nasib tidak sedendang sepenarian dengan kasih yang dituangkan. Hubungan mereka terhenti di tengah jalan.

Selama tiga tahun, Putri masih berusaha keras menata hati. Sementara Dheni telah menemukan orang lain untuk menemani masa depannya nanti. Putri yang awalnya enggan untuk datang ke pernikahan mereka, akhirnya memutuskan untuk pergi karena bisikan-bisikan sahabatnya. Hal tersebutlah yang mengawali terjadinya kerusuhan.

Dari film komedi awal tahun produksi MNC Pictures ini, aku menangkap beberapa pelajaran yang menarik. Terutama, perihal “mengikuti omongan orang lain”.

Omongan orang lain di dalam masyarakat kita sepertinya masih menempati posisi sebagai undang-undang tidak tertulis yang hukumnya sahih. Pokoknya kalau kamu gak ngikutin apa kata mereka, kamu salah! Begitulah kira-kira. Pasti sebagian besar dari kalian juga familiar, dong, dengan peristiwa demikian? Aku pribadi pun, iya. Nah, film Temen Kondangan ini secara langsung maupun enggak langsung memberikan gambaran dampak dari terlalu mendengarkan omongan orang lain yang bahkan tidak berkepentingan.

Padahal, setiap manusia adalah peran utama dalam kehidupan yang dijalaninya. Masing-masing memiliki hal untuk memilih mana yang terbaik untuk dirinya sendiri, langkah mana yang akan diambil, dan tujuan mana yang ingin diraih. Orang di sekitarnya hanyalah peran pembantu atau bahkan sekadar extras yang kerjanya hanya mampir dan lewat-lewat doang. Hiduplah untuk diri sendiri dan jalani yang terbaik.

Film Temen Kondangan mengajak penonton untuk sampai ke titik “bodo amat” dengan banyaknya perkataan orang lain yang tidak sesuai. Perlahan, kita digiring untuk mencapai ketegasan yang mungkin sudah terlalu lama bungkam. Menanggalkan omongan-omongan yang tidak bekepentingan dan mulai mendengarkan maksud hati yang sebenarnya diinginkan. Yap, demikian.

Jika kamu adalah orang yang masih belum selesai dengan diri sendiri, hubungan masa lalumu dengan mantan, dan dihadapkan dengan problem datang ke pernikahan mantan juga, aku merekomendasikan film Temen Kondangan ini untuk kamu tonton jika luang. Selain komedinya yang cukup segar, ya pesan untuk menjadi lebih tegas dan bodo amat mungkin bisa lebih meresap lewat tontonan.

Tandai kalender kamu, ya. Tanggal 30 Januari 2020 nanti siap-siap untuk #MoveonDiKondangan!









Tabik! 







Pertiwi

You Might Also Like

1 komentar

  1. Lengkap banget kak ulasannya, hmm sepertinya layak untuk masuk wishlist nonton aku berikutnya

    BalasHapus

Kesalahan orang-orang pandai ialah menganggap yang lain bodoh, dan kesalahan orang-orang bodoh ialah menganggap orang lain pandai. - Pramoedya Ananta Toer