Mantan dan Hal-hal yang Telah Selesai | Your Favorite Devil's Advocate
personal

Mantan dan Hal-hal yang Telah Selesai

Selasa, Oktober 03, 2017

Mantan dan Hal-hal yang Telah Selesai

Aku bahagia pernah mengenalmu. Bahagia pernah jatuh cinta dan patah hati padamu. Bahagia pernah berusaha begitu keras untuk bangkit dari keadaan yang begitu entah karenamu. Dan bahagia menemukan hidupku yang sekarang berkatmu.

***

Kalau Ilham punya mantan dan hal-hal yang tak selesai, aku punya mantan dan hal-hal yang telah selesai. 

Dua hari yang lalu, aku kembali berjibaku dengan kenangan-kenangan yang berkumpul di media sosialku. Lewat akun Twitter-ku, aku kembali ke masa putih-abu. Masa yang dielu-elukan sebagian besar orang sebagai masa yang paling indah di sepanjang hidupnya. Namun bagiku, mungkin, tidak demikian adanya. Masa SMA-ku biasa saja. Tidak lebih dari belajar dan belajar. Main sedikit-sedikit sih ada, tapi tidak begitu berkesan.

Warna yang benar-benar cerah baru kudapatkan di tahun terakhir sekolah. Ada seseorang istimewa yang mengisi hidupku sebagai seorang siswi yang tidak terlampau berarti keberadaannya. Dia memang bukan orang yang pertama singgah, tapi dia adalah orang yang mengawali perubahan hidupku yang sekarang. Dendy Daniel Kaenady, namanya.

Oh iya, aku menulis ini dengan izin dari Ilham, ya. Perlu dijelaskan duluan, sebab terlalu banyak orang yang mudah salah sangka. 

Okey. Dendy, bukan hanya membuatku lebih banyak dikenal teman-teman di sekolah, tapi memberikan tantangan untuk keluar dari keadaan yang tidak menyenangkan. Ya, walaupun dia sendiri mengelak, ya. Namun, ini hanya perihal bagaimana masing-masing orang dalam menafsirkan keadaan. Iya, kan?

Mungkin, sebagian orang mengartikan kehilangan sebagai sesuatu yang menyedihkan. Sebagai hal yang tidak perlu untuk dikuak lebih dalam. Sebagai peristiwa yang harus lenyap dari ingatan. Aku pun pernah mendefinisikan kehilangan sebagai hal yang demikian. Namun, tidak lagi setelah aku berdamai dengan sederet perih yang sempat berdiam. Berdamai dengan luka-luka yang pernah membuatku begitu kesakitan. Berdamai, dengan masa lalu yang sudah terlewatkan.

Sebagai patah hati pertama yang begitu perih, aku ingin mengucapkan terima kasih. Benar adanya, sedih dan senang memang memiliki beda yang begitu tipis. Tolong, jangan mengartikan tipis sebagai celah waktu yang sempit. Sebab pada kenyataannya, tidak sama sekali. Banyak hal yang harus dipelajari dan diselesaikan dalam sebuah proses yang kujalani. 

Proses. Jatuh ialah sebuah proses yang tak asing dalam kehidupan. Untuk menilai seberapa tangguh kamu berjuang melawan keterpurukan. Proses. Dalam langkah yang tertatih itu kamu bisa belajar memahami keadaan. Hingga pada waktunya, kamu siap dengan berbagai senjata hasil jarahan di sepanjang perjalanan. Proses. Luka-lukamu yang dahulu mulai menghilang. Kaki-kakimu yang pincang mulai kokoh menopang. Dan kamu, siap untuk jadi pemenang.

Memenangkan hidup adalah sesuatu yang benar-benar membahagiakan. Jika kamu mengartikan menang dengan harta yang bergelimang, maaf kita tidak sepemahaman. Sepakat untuk tidak sepakat, ya? Karena buatku, memenangkan hidup adalah saat di mana aku bisa benar-benar bahagia menjadi aku. Lepas dari kekang yang pernah memenjarakan aku. Lepas dari hal-hal yang kulakukan hanya untuk membahagiakan orang lain selain aku.

Mungkin, lepas dari masa putih-abu membuat keakuanku semakin berkecamuk. Aku yang dahulu begitu enggan berkata tidak, menjadi aku yang bisa dengan tegas menolak. Aku yang sebelumnya terbilang anggun, menjadi aku yang berpenampilan sesukaku. Aku yang lalu begitu manja dan selalu butuh genggaman, menjadi aku yang punya kaki-kaki kokoh untuk menopang beban. Aku yang di masa lampau begitu berperasaan, memilih untuk mengedepankan logika sekarang.

Berubah.

Aku beruntung, patah hatiku membawa jalanku lebih laju. Mungkin, ya, aku masih belum bisa melupakan orang yang sama sampai dua tahun berselang. Aku masih menangis jika mengingat bagaimana kami menjalani hari-hari yang menyenangkan. Masih terpenjara dengan bagaimana kebersamaan kami di masa lampau. Namun, lepas dari urusan hati, aku bisa terus melangkah mencapai apa yang aku mau. Bagiku, dia adalah sosok pembangkit sisi lain dari aku yang bahkan belum pernah kukenal dulu.

Mantan dan Hal-hal yang Telah Selesai
Sumber gambar: pexel.com
Secara langsung, Dendy mengenalkanku pada patah hati. Namun secara tidak langsung, dia lebih banyak memaksaku untuk mempelajari bagaimana semestinya aku di saat ini.

Belajar hidup mandiri

Dulu, hampir setiap hari kami bersama. Lelaki jangkung itu selalu melindungi aku dengan tubuh 182 sentinya. Akibatnya? Ya, aku jadi manja. Aku selalu merasa membutuhkannya. Terbiasa apa-apa bersamanya. Terbiasa ke mana-mana bersamanya. Terbiasa menyelesaikan banyak hal bersamanya. Ternyata, itu bukanlah hal yang baik untuk aku ke depannya.

Selepas menanggalkan seragam, kami menjalani hubungan berjarak. Tidak terlampau jauh kalau untuk ukuranku sekarang, tapi dulu aku masih belum lihai menaklukan jarak. Kesendirian dan rasa waswas itu mulai hinggap. Aku merindukan telapak tangan yang tadinya selalu sedia menggenggam. Lama, lama, hingga aku mulai paham dan membangkitkan kehidupanku yang baru sendirian.

Mengendalikan kecemburuan dan memupuk kepercayaan

Aku pencemburu akut. Hahaha. Jarak yang mulai melebar merupakan masalah besar untukku. Ini juga merupakan pemicu perpisahanku dengan Dendy. Maaf untuk segala ketidakpercayaan yang pernah menyelimuti kita, Den. Tapi dari masalah kita, aku mulai membuka mata lebih lebar dan mulai lebih paham akan pentingnya percaya di dalam sebuah hubungan. Bukan berarti aku udah gak cemburuan, ya. Masih. Tapi, lebih dengan alasan yang logis. Kalau dulu, aku cemburu tanpa pandang bulu.

Mempelajari tentang perempuan

Kebiasaanku bergantung pada Dendy dulu ternyata berefek tidak baik terhadapku sendiri. Aku menjadi sama seperti perempuan-perempuan di mata masyarakat dominan yang nyatanya tidak aku sukai. Kehilangan membuatku mengerti, bahwa perempuan semestinya memiliki kekuatan lebih. Di sanalah aku mulai belajar tentang paham feminis. Membaca lebih banyak dan lebih banyak lagi. Menguak mitos dan fakta perihal perempuan setelahnya terasa gurih-gurih pahit. Namun karenanya, aku bisa lebih percaya bahwa perempuan harus bangkit.

Menyeimbangkan logika dan perasaan

Kebanyakan mulut-mulut masyarakat dominan berkata bahwa perempuan lebih mengedepankan perasaan. Aku pernah menjadi bagian dari perempuan yang terlalu bawa perasaan. Namun waktu menjawab kesedihan dengan gugahan untuk melepas jeratnya dan mengambil banyak kesibukan. Beruntungnya, aku mengambil jalan yang tepat. Mendekatkan diri dengan kecintaanku akan dunia tulis menulis sekaligus mempelajari banyak sekali hal baru. Tentang sastra, tentang hukum, tentang pendidikan, tentang politik, tentang banyak hal lainnya yang ada di sekitaran kita. Logikaku mulai terasah.

Dendy bukan satu-satunya yang punya andil dalam proses menuju hidup yang kuinginkan. Namun, terima kasih, karena sudah membuka jalan untuk katalis-katalis lain yang mempercepat prosesku mencapai tujuan. 

Siapa lagi yang akan menghidup-hidupi hidupmu kalau bukan kamu sendiri, kan?

Untuk Dendy, sekali lagi. Maaf atas segala kekhilafan yang pernah terjadi. Maaf untuk segala ucapan kasar yang mungkin tidak pernah kamu ketahui.  Dan terima kasih. Untuk keriaan masa SMA yang kamu beri. Terima kasih. Untuk membuka pelajaran tentang hidup yang sangat berarti. Terima kasih. Masih mau menjadi temanku hingga saat ini.

Kita, adalah kenangan masa lalu yang telah selesai.

Untuk Ilham, terima kasih banyak sudah mengizinkan aku mempublikasikan tulisan ini. Kamu yang terbaik. Dan semoga jadi yang terakhir. Aamiin.

Jadi, gimana? Masih mau bilang mantanmu itu sampah? Atau sebenarnya, kamu yang masih belum bisa memaknai ketidakberhasilan kalian dalam berhubungan? 








Tabik,



Pertiwi

You Might Also Like

78 komentar

  1. Yah kupikir ngomongin mantan yg ono. Kukecewa. :(

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kesannya mantanku kok banyak, ya?

      Ya.

      Ya.

      Iya, sih, ya. :(

      Hapus
  2. Mantan emang bermanfaat ketika sudah sadar dan move on dengan yg baru.

    BalasHapus
  3. Awalnya kukira fiksi. Tapi semakin kebawah ternyata true story ya ka? Hehe.
    Setuju deh, kalau memang gak semua perpisahan dengan mantan pacar itu buruk, tetapi justru banyak memberikan pelajaran untuk bisa lebih baik kedepannya untuk diri sendiri dan mungkin pasangan selanjutnya.

    BalasHapus
  4. Waah.. Kenangan apa aja tuuh? Wahaha. Katanya guru terbaik adalah pengalaman. Mantan membuat pengalaman. Jadi mantan adalah pembuat guru terbaik? Appaasih yaa wkwk. Wes pokoknya permantananmu udah kelar. Udah gak perlu nambah mantan lagi. Deal?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Tumben nih ngga pertamax, xixixi...


      Betewe, aku juga punya mantan, tapi terus balikan, terus jadi bapaknya Amay Aga. Hahaha..


      Semoga kalian berdua bisa melaju ke jenjang berikutnya yaa.. udah klop kelihatannya. aku pun seneng lihatnya.

      Hapus
    2. Ilham: Emoh nambah mantan lagi, udah sama kamu aja. :)

      Hapus
    3. Mama Aga: mantan jadi manten hahaha

      Aamiin, doakan aja ya, Mbak. :)

      Hapus
  5. aiiiiih
    duh lah, si mantan nggak sebegitu sosweetnya dengan si ilham yang ehem aduhai syalala (eh gimana sih ngungkapinnya wkwk)

    BalasHapus
  6. hmmm... aku... nggak ada sih, mantan yang kayak kak Tiwi ceritain. kalo mantan gebetan yang membuat hati guruh gemuruh nggak karuan saat SMA itu, tentu ada.
    pengalaman berharga dari mantan gebetan itu adalah ketika gebetanku digebet sahabatku, terus aku menjauhi sahabatku, terus kita balikan lagi gara-gara kita satu kelas. dia gebetnya nggak berperasaan sih. tapi dari situ aku mulai belajar bahwa: nggak perlulah jadi pendendam, bikin hidup jadi nggak tenang

    BalasHapus
  7. Wuihhh... Based on true story ya mba.. sepertinya mantan mba Tiwi itu malah jadi mantan terindah karena malah berhasil merubah kebiasaan buruk yg mba miliki dulu saat bersamanya. Semoga sama mas Ilham segera menuju pelaminan mba hehe..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Salah satu yang terindah, iya.

      Aamiin. Makasih, Mas Tom huehehe

      Hapus
  8. Rasanya aku tuh pengin bilang: tan, kita adalah masa lalu yang udah selesai. Tapi kok ya nyampe sekarang belum dipertemukan hanya buat ngobrol atas kesalahpahaman yang dulu.

    DUH KENAPA AKU CURHAT BAHAHAHH :'D

    Yaudah, sekiranya akhirnya udah kelar, udah jadi pembelajaran. Daaaan, baik-baik kalian berdua, Kak Tiw dan Kak Ilham :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Diajak ketemu doong. Biar ke depannya tenang hwehehe

      Aamiin. Terima kasih, Mbak. :)

      Hapus
  9. Berarti mbak harus berterima kasih kepada mantan, yg sudah menjadi mbak sebagai mantan. Sehingga bisa membuat mbak .enjadi pribadi yg baik, mandiri dll.

    Semoga mantan nya baca.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Masnya yang gak baca, kan aku udah makasih di atas noh.

      Hapus
  10. Mantanku sampah. Masa lagi break eh dia malah cerita tentang cewek lain sama aku. Jadi dengan itu kita betulan selesai, bye!

    Semoga langgeng sama Ilham bukan Smash ya. Kita menanti undangan #Eh

    BalasHapus
    Balasan
    1. Waduh hahaha break itu tidak disarankan memang.

      Aamiin hahaha makasih, Mbak Jiah.

      Hapus
  11. Ternyata mantannya mba tiwi ini membuat perubahan yg besar ya ke mba bagaimana semestinya yg harus dilakukan disaat berhubungan (pacaran). Bagus juga sih klo gitu bisa belajar apa yg salah pada dirikita dan masih banyak lagi ya mba.

    BalasHapus
  12. Buatku mba, mantan juga berjasa merubah aku jd seperti sekarang :) . Kalo aku ga prnh ngerasain patah hati, ga prnh ngerasain dikhianatin, aku mungkin bakal ttp jd cewe lemah yg manut aja kemana2. Yg terlalu percaya ama pasangan. Krn pernah disakitin lah, aku jd pinter menilai cowo skr :p. Udah ga tertarik lagi ama co yg banyak ngomong manis tp janji palsu semua :p

    Tanpa mantan, aku ga bakal pernah belajar :)

    BalasHapus
  13. Kayanya itu mah dari diri mba sendiri yg hebat, bisa bangkit dan lanjut ke jalan yg benar2 benar, mantannya ga terlalu berbuat banyak sih menurut saya. Tetap semangat mba, sukses di segala aspek kehidupan

    BalasHapus
  14. Segala hal kalo mau ngambil positifnya, ada aja ya. Jadi hal yg bisa dipelajari dan direnungi kedepannya.

    Kyaknya gue blom butuh mantan buat belajar hal-hal seperti ini. Belajar dari pengalaman org lain aja.
    Hahahah

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sini, Ji, ngobrol lagi. Mumpung lo belum balik ke Mesir wkwkwk

      Hapus
  15. Aku pernah lhoo...merasa ((merasa doank)) mantan pingin ngajak balikan karena dia masih sayang aku.
    Tapi ditunggu-tunggu, gak ngomong-ngomong.

    Ternyata doi ngincer sahabatku.


    Haaaa....!
    Oke Fine, kita putus aja sekalian.

    BalasHapus
  16. MAntan berguna untuk inspirasi, ntar klo ceritanya panjang bisa dijadiin novel lho kak. makin miris ceritanya makin disuka pembaca apalagi ada embel embel "dari kisah nyata penulis" hehehe.
    Move on dengan piknik dan liburan pasti seru banget kak sekalian dengan yang baru

    BalasHapus
    Balasan
    1. Cocoknya jadi teenlit ya, Om. Tapi aku gak suka teenlit wahahaha

      Ajak aku jalan-jalan dong, Om Dodon~

      Hapus
  17. hmmm...mantan hehheee

    mantan itu adalah pelajaran untuk kita. harus menjadi pribadi yang lebih baik, harus tampil lebih ok, jadi lebih kece lah pokoknya. karena mantan mengajarkan kita tentang banyak hal, salah satunya motivasi untuk jadi lebih baik.

    hmmm
    gitu ya kalau punya mantan :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Yang pasti mesti lebih baik, bukan lebih cantik ya wkwkwk urusan hati gak sereceh itu.

      Hapus
  18. Kamu jahat, mengingatkan aku pada mantan. :(

    BalasHapus
  19. tulisan ini mengingatkanku pada mantaan.. hihihihi. ah tiwi kamu bisa2nya menuliskan tentang mantan ini dan membuatku memutar kembali kenanganku akan mantan. aku pun bernasib sama denganmu, putus dengan si mantan membuatku menemukan suamiku yang menjadikanku apa adanya. yang membuat aku yang dulunya sering enggak enakan menjadi orang yang kembali bertanya, am I happy? apakah aku senang dengan apa yang aku lakukan saat ini? kalau tidak, ya tinggalkan. jangan karena enggak enakan aku bertahan. nice post, say

    BalasHapus
    Balasan
    1. Asik banyak yang curhat tentang mantan, aku gak sendirian hahaha

      Makasih, Mbak.

      Hapus
  20. selama tidak lagi berpacaran a.k.a putus, gak pernah sih nganggep sampah gitu aja. Malah sekarang rata-rata berteman dengan baik. :)

    Tiwi berubah, tiwi pasti bisa.. auwooooo.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Tiwi jelmaan ranger hitam wakakak

      Dian juga pasti kuat!

      Hapus
  21. Setuju wi.. Berdamai dengan keadaan itu kunci utama bangkit dr keterpurukan

    BalasHapus
  22. Entah kenapa, sembari membaca tulisan tiwi tentang mantan ini, saya seolah membacanya sembari di kepala memutar kembali kenangan lama akan mantan yang telah lalu. Mantan yang terlalu sedih untuk ditinggalkan, namun terlalu perih untuk dipertahankan.

    Dalam hidup segala sesuatunya butuh pengorbanan, termasuk akan pelajaran hidup. Melupakan dan mengikhlaskan terkadang memiliki beda yang tipis, nyaris segaris, namun itu berbeda.

    Terkadang banyak orang yang berkoar-koar dirinya sudah melupakan mantan, namun tatkala melihat mantan dengan pacarnya, dirinya merasa iri, cemburu, dan terasa aneh di dalam hatinya, itu belum ikhlas namanya. Saya pun pernah merasakannya haha

    Tulisan ini mengingatkan bahwa terkadang pelajaran hidup bisa diberikan oleh siapa saja, termasuk oleh mantan. Ono rego ono rupo, no guts no glory, istilahnya begitu.

    Seharusnya, jika melihat positifnya, harus bersyukur bahwa kegagalan ini terjadi tatkala masih tahap pacaran, yang terluka hanya dua hati saja. Coba bayangkan, kalau kegagalan yang sama terjadi tatkala sudah masuk ranah pernikahan, niscaya yang terluka tidak hanya dua hati saja, tapi dua keluarga besarnya pun akan terkena getahnya.

    Konon katanya, kegagalan adalah keberhasilan yang tertunda. Bisa dipercaya, bisa pula tidak percaya. Namun kegagalan adalah suatu proses yang tidak bisa dilepaskan dari kehidupan, selalu ada hikmah di balik kegagalan, semua kembali pada individu masing2 dalam menyikapinya.

    Sebagai penutup, saya akn mengutip sebuah kalimat dari sebuah buku, yang saya lupa buku apa..

    "Terkadang, Cinta tidak jarang membuatmu lupa, bahwa tidak ada gunanya bersedih untuk seorang yang tidak pernah mengerti art tangisanmu. Dan, untuk beberapa hal, terkadang kita ingin menjadi pelupa. Pernah mencintai orang yang salah misalnya.. "

    BalasHapus
    Balasan
    1. Rasa-rasanya, aku ingin copas komentar ini dan kujadikan post blog berbeda hahaha

      Hapus
  23. Mantan itu angin lalu Ntiw... Hanya "sebaiknya" ditulis dalam bayangan sebuah buku tersembunyi.. Tak usah dipapar apalagi dibuai kisah kasihnya ..

    Yang ada saat ini perjuangkan dengan penuh rasa. Rasa untuk memiliki.

    *mamah dedeh bersabda

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ini dipublikasikan atas izin semua pihak yang bersangkutan kok, Mak Yul. Selo. Toh, menceritakan masa lalu bukan berarti tidak ingin berjuang untuk masa depan. :)

      Hapus
  24. Hebat! Menyikapi kehilangan dengan sikap yang positif. Di saat remaja lain terpuruk dan terus bersedih ketika patah hati. Tiwi justru malah bangkit dan bisa lebih mandiri.Salut! Bisa jadi contoh bagi yang lain.

    BalasHapus
  25. Memang ada hal-hal yang tidak ditakdirkan untuk kita. Hadir hanya untuk memberi pelajaran. Pergi untuk memberi kita kenangan. Pada akhirnya memang kita harus ikhlas terhadap setiap kehilangan maupun ketidakberhasilan. Semangat Mba :D

    BalasHapus
  26. Hiks bacanya aku mewek mbak. Jadi keingat mantan terindah, mana sampai sekarang akunya masih ngejomblo huhu. Tapi bener sih, mantan pasti ngajarin kita beberapa hal. Aku juga bisa ngubah beberapa sifat jelek aku gara - gara dulu ditegur mantan terus. Btw mbak mantan yg mbak maksud dikomen mbak siapa? Haha jadi kepo saya

    BalasHapus
  27. Mantan. Aku ckup tabu untuk membahas hal yg satu ini, karna meskipun kami sdh berdamai secara lisan, tp saat mendengar nama atau mngkin mlihat fotonya di medsos lngasung bayangan masa silam berkelebat menari di depan mata. Akhh.. Ckup dsini saja ttg mantan, mencoba kembali berdamai dgn diri sendiri.

    BalasHapus
  28. Mantan bagi saya adalah masa lalu yg masih membayangi hihihi
    Wajar donk kita msh ingat mantan
    apalg yg cinta pertama
    Tp itu bukan berartu ingin terus bersama.karna kadang bahagia bisa dgn cukup ingat mantan hahag

    BalasHapus
  29. Alhamdulillah udah kelar ya urusannya :)

    BalasHapus
  30. Ihik-ihik mantan.
    Titik bukan berarti usai,

    BalasHapus
  31. Saya juga sangat berterima kasih pada mantan. Tanpa dia, mungkin saya gak bisa jadi saya yg sekarang: Mandiri ��

    BalasHapus
  32. Kalo banyak mantan berarti banyak pengalaman ya kaka #eh

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bisa jadi iya, bisa jadi enggak. Tergantung orangnya.

      Hapus
  33. biarkan mantan tetap menjadi kenangan indah di dalam hati. asek

    BalasHapus
  34. aura tulisannya jauh lebih dewasa ya, sungguh Ilham ini banyak membuat Tiwi jadi lebih baik. eh kok bawa-bawa ilham

    BalasHapus
    Balasan
    1. Tapi kalau diperhatiin juga tulisan Ilham, Un. Mereka saling berkolaborasi, sih. Kalau topik utama mereka sama, mungkin sekarang rada susah bedain tulisan Ilham atau Tiwi.

      Hapus
    2. Om Dhik pemerhati yang baik. Pasti Om Dhik fansnya Tiwi dan Ilham. :)

      Hapus
  35. Sebelum sama suamiku ada satu "mantan" yg aku sampai skrng males banget ketemu dan gak peduli kabarnya skrng wkwkwkw :P
    Btw yang namanya Ilham biasanya orang baik, suamiku namanya juga Ilham #eaaa :D :P

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hyaaak hahaha aku udah aman sama mantan-mantan. Aamiin. Ilham baik kok. :)

      Hapus

Kesalahan orang-orang pandai ialah menganggap yang lain bodoh, dan kesalahan orang-orang bodoh ialah menganggap orang lain pandai. - Pramoedya Ananta Toer