Minder sih, ini gak ada apa-apanya dibanding karya di bawahnya nanti. |
Bagi kamu-kamu yang mengikuti akun Instagram saya, pasti kamu akan tau benar bahwa saya sedang suka-sukanya mengunggah hasil karya tangan saya yang berupa handlettering. Bagi yang belum mengikuti akun Instagram saya, cobalah kalian ikuti dulu akun @pertiwiyuliana. InsyaAllah akan selalu berusaha mengunggah gambar-gambar yang nikmat dipandang ketika lewat di timeline kamu. Ehehe.
Kesukaan saya terhadap seni
menulis yang satu ini sebenarnya bukan hadir baru-baru ini saja. Sejak tahun
2014 lalu, saya sudah tertarik pada handlettering.
Perkenalan pertama saya dengan handlettering
ini dimulai dari seorang ilustrator yang bekerja secara cuma-cuma di majalah daring yang saya buat, Bagaskara Panuluh
Jagad. Dia memberikan saya hasil karya tangannya untuk menghibur saya yang
sedang tidak enak badan dan harus mengalihkan tugas saya di majalah itu kepada
orang lain. Sayangnya hasil karya tangan Bagas yang lalu belum berhasil saya
temukan kembali karena sudah beberapa kali mengganti gawai. Heu.
Sejak itulah saya mengenal belmen
yang merupakan akronim dari belajar menulis. Mengkreasikan tulisan menjadi
lebih apik, tepatnya. Bukan seperti belajar menulis yang sebelumnya saya kenal.
Pelajaran baru! Saya selalu suka itu. Saya memang sudah sempat mencoba untuk
membuatnya pada tahun 2015 setelah melihat-lihat akun Instagram orang lain dan
tutorial di Youtube. Namun, saya baru berani memakai alat-alat yang dikhususkan
untuk itu mulai beberapa bulan lalu dan mengunggahnya di akun media sosial
saya.
Oh iya, terima kasih sebelumnya
untuk teman-teman dari Square Hurufraktur yang sudah membuat saya banyak
belajar. Walaupun jelas masih belum apa-apa jika dibandingkan dengan mereka. Saya
bahagia mengenal mereka yang sangat semangat berkarya. Aura positifnya
meletup-letup! Dan luar biasanya lagi, di momen kemerdekaan ini mereka beramai-ramai
mengunggah hasil karyanya sebagai bentuk kecintaan terhadap Indonesia. Jangan
ditanya hasilnya seperti apa, mereka semua membuat saya geleng-geleng kepala.
Handlettering karya Afan Muchammad (IG: @afanmuchammad_), Temanggung |
Hadirnya media sosial, bagi saya
pribadi, memang banyak sekali mendatangkan nilai positif. Salah satunya, ya,
dalam hal berkarya. Orang-orang bisa lebih mudah membagikan karyanya dan
menjalin persatuan lewat karya. Tanpa gembar-gembor melalui pelantang suara dan
turun ke jalan, mereka menunjukkan kecintaannya terhadap Indonesia dengan cara
yang begitu menyenangkan. Yang pastinya gak ricuh dan menghilangkan makna
persatuan dong ya. Gelora Pancasila
dalam karya. Wuzz!
Ngomong-ngomong soal berkarya dan
Indonesia, UKP-PIP menyelenggarakan Festival Prestasi Indonesia yang
diselenggarakan di Jakarta Convention Center pada tanggal 21-22 Agustus 2017
dalam rangka memperingati Hari Kemerdekaan ke-72 Republik Indonesia. Sebelumnya,
UKP-PIP ini adalah singkatan dari Unit
Kerja Presiden – Pembinaan Ideologi Pancasila yang merupakan lembaga nonstruktural
yang didirikan pada tahun 2017 melalui Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 54
Tahun 2017 tentang Unit Kerja Presiden Pembinaan Ideologi Pancasila.
“UKP-Pancasila mencoba mengarusutamakan
visi sejarah yang lebih optimis dengan ikut membangun tradisi mengapresiasi
kinerja positif dan prestasi 72 putra-putri bangsa. Langkah itu antara lain
digagas melalui penyelenggaraan Festival Prestasi Indonesia.” jelas kepala
UKP-Pancasila, Yudi Latif.
Salah satu kriteria untuk menjadi
ikon prestasi adalah pernah memperoleh penghargaan atau juara tingkat nasional
dan internasional. Jika belum mendapatkan penghargaan, yang dilihat adalah
apakah karya dan tindakan ikon tersebut memiliki dampak nyata dan pengaruh yang
besar bagi lingkungan maupun profesinya. Kriteria lain adalah sang ikon harus affirmatif
dan representatif.
Ikon-ikon yang hadir dalam
Festival Prestasi Indonesia ini dibagi menjadi empat kategori, yaitu: saintis
dan inovator, olahraga, seni budaya, dan pegiat sosial. Mari kita
mengawang-awang terlebih dahulu. Jika teman-teman dari Square Hurufraktur tadi
benar-benar serius dalam karya-karyanya sampai mendapat penghargaan di kancah
nasional dan internasional, bukan gak mungkin kalau di tahun-tahun mendatang akan
ada nama mereka di jajaran ikon prestasi untuk kategori seni budaya yang hadir
dalam Festival Prestasi Indonesia.
Sebagai anak-anak muda harapan
bangsa, sudah sepatutnya kita terus memupuk pribadi unggul. Jangan pakai media
sosial untuk nyinyir, apalagi sampai kasus bullying.
Lebih baik berkarya dan membuat Indonesia bangga. Bagaimana caranya? Ya tentunya
dengan menjadikan Pancasila sumber
inspirasi maju! Mengamalkan nilai-nilai yang ada dalam butir Pancasila di kehidupan sehari-hari itu perlu. Namun sebaiknya, jangan berat di satu sisi. Sebab
kelima sila tersebut semestinya jalan seiring.
Handlettering karya Baiq Azqiana (IG: @baiqazqiana), Lombok |
Well, untuk kamu yang masih
penasaran dengan Festival Prestasi Indonesia, bisa langsung intip akun-akun di
bawah ini, ya.
Facebook Page:
GenPancasila
Twitter:
@ukp_pancasila
Instagram:
@ukp_pancasila
Kamu gak akan nyesel kok dengan
mengikuti akun-akun di atas. Malah bisa jadi, kamu akan menemukan sumber
inspirasi baru dalam berkarya dan mengarahkan hidupmu. Yuk, semangat, yuk!
Handlettering karya Afan Muchammad (IG: @afanmuchammad_), Temanggung |
Tabik!
Pertiwi