Apa Itu JAFF Market?

JAFF Market adalah sebuah platform industri film yang lahir dari semangat untuk menjembatani potensi sinema Indonesia dengan jejaring global. Perhelatan ini mempertemukan para sineas, produser, distributor, hingga mitra lintas industri dari berbagai sektor. Bukan sekadar festival film, JAFF Market dirancang menjadi ruang strategis di mana ide-ide kreatif, proyek film, hingga kekayaan intelektual (Intellectual Property/IP) bisa menemukan jalannya menuju realisasi dan distribusi global.

Tahun ini menjadi edisi kedua setelah sukses besar di 2024. Kala itu, sejumlah proyek yang lahir dari JAFF Market berhasil menembus panggung bergengsi dunia, termasuk Marché du Film di Cannes.

 

Kesempatan Emas Lewat JAFF Future Project

Salah satu program unggulan dalam JAFF Market adalah JAFF Future Project. Program ini fokus pada pengembangan proyek film panjang dari kawasan Asia Pasifik yang masih dalam tahap In-Development, Pre-Production, atau Work-in-Progress. Genre yang diterima meliputi fiksi maupun dokumenter.

Peserta terpilih akan berkesempatan mengikuti sesi pitching, diskusi 1-on-1 dengan mitra potensial, hingga akses penuh ke jejaring internasional. Tahun ini, JAFF Future Project kembali bermitra dengan Adelaide Film Festival (AFF) melalui inisiatif “AFF Festival Bridges”. Dukungan pemerintah Australia dalam program ini membuka peluang kolaborasi dan distribusi yang lebih luas, sehingga proyek-proyek terpilih tidak hanya berhenti di ruang ide, tapi benar-benar bisa direalisasikan.

Contoh nyata keberhasilan JAFF Future Project adalah film Pangku, drama coming-of-age berlatar krisis ekonomi Indonesia 1998 sekaligus debut penyutradaraan aktor Reza Rahadian. Proyek ini awalnya diperkenalkan di JAFF Future Project 2024, memenangkan White Light Post-Production Award, lalu tayang di HAF Goes to Cannes pada 2025. Kisah ini menjadi bukti bahwa JAFF Future Project bisa menjadi batu loncatan besar bagi sineas emerging.

 

JAFF Content Market: Dari Buku, Komik, Hingga Game ke Layar Lebar

Selain film, JAFF Market juga membuka ruang untuk kekayaan intelektual orisinal melalui JAFF Content Market. Program ini berfokus pada karya IP yang berpotensi diadaptasi, seperti novel, komik, game, lagu, hingga konten digital.

JAFF Content Market menjadi pintu bagi kreator IP Indonesia untuk memperluas jangkauan distribusi sekaligus membuka peluang adaptasi lintas format—baik film layar lebar, serial digital, hingga franchise jangka panjang. Pada edisi sebelumnya, tiga proyek IP dari JAFF Content Market 2024 berhasil dibawa ke Spotlight Asia - Asian IP Showcase: Showbox Masterclass & Pitching Session di Marché du Film. Hal ini memperkuat posisi Indonesia sebagai salah satu sumber narasi segar dan orisinal di Asia.

 

Sinergi Kreatif dan Strategis untuk Industri Film Asia

Menurut Linda Gozali, Direktur JAFF Market, platform ini bukan hanya tentang konten atau pasar, melainkan juga strategi. “JAFF Market merupakan platform strategis untuk membangun konektivitas jangka panjang antar pelaku industri. Lewat JAFF Future Project dan JAFF Content Market, kami ingin memperkuat posisi Indonesia dan Asia sebagai sumber narasi, inovasi, dan peluang pasar.”

Senada dengan itu, Gita Fara, Head of Program JAFF Market, menegaskan bahwa kedua program ini hadir sebagai akselerator strategis. “Kami berkomitmen membuka akses kolaborasi, jaringan, dan peluang pendanaan yang mampu mendorong pertumbuhan kreatif sekaligus memperkuat posisi perfilman Indonesia dan Asia di panggung dunia,” ujarnya.

Dengan kata lain, JAFF Market tidak hanya membantu karya lahir, tetapi juga memastikan karya tersebut mendapatkan jalur distribusi, eksposur, serta akses ke pasar yang tepat.

 

Apa yang Didapat Peserta Terpilih?

Peserta yang lolos kurasi JAFF Future Project dan JAFF Content Market akan mendapatkan:

• Akses pitching eksklusif di hadapan buyer, produser, dan decision-makers internasional.
• Sesi 1-on-1 meeting dengan mitra potensial untuk kolaborasi lebih lanjut.
• Eksposur publikasi melalui materi promosi JAFF Market.
• Akses penuh ke seluruh rangkaian acara JAFF Market 2025.

Dengan fasilitas ini, peserta tidak hanya bisa memperluas jaringan, tetapi juga membuka peluang nyata untuk pendanaan dan distribusi.

 

Pendaftaran JAFF Market 2025

Pendaftaran JAFF Future Project dan JAFF Content Market sudah dibuka sejak 1 Agustus hingga 1 September 2025. Semua aplikasi dilakukan secara online melalui situs resmi www.jaff-market.com.

Bagi para sineas, produser, penulis, hingga pemilik IP orisinal, ini adalah kesempatan emas untuk membawa karya ke level internasional. Jangan lewatkan momentum ini, karena JAFF Market terbukti menjadi jembatan strategis yang menghubungkan ide kreatif dengan realisasi nyata.

 

JAFF Market: Masa Depan Sinema Asia

Sejak pertama kali hadir, JAFF Market telah menunjukkan bahwa sinema Indonesia dan Asia punya daya saing di panggung dunia. Keberhasilan proyek-proyek dari tahun sebelumnya menjadi bukti konkret bagaimana festival ini berfungsi sebagai katalisator pertumbuhan industri film regional.

Dengan dukungan mitra internasional, kolaborasi lintas sektor, serta semangat mengangkat narasi orisinal dari Asia, JAFF Market 2025 siap menjadi ruang pertemuan ide-ide besar dan langkah nyata menuju masa depan sinema Asia.

Sebagai seseorang yang cukup disiplin dalam urusan keuangan, aku selalu memastikan semua pemasukan dan pengeluaran tercatat dengan jelas. Mulai dari pemasukan bulanan sampai jajan dadakan, semua biasanya aku tulis rapi di notes atau aplikasi spreadsheet. Tiap awal bulan, aku juga buat reminder untuk bayar tagihan-tagihan seperti tagihan listrik, air, BPJS, sampai langganan aplikasi streaming.

Namun lama-lama aku ngerasa lelah juga. Walaupun cara manual itu membuat aku merasa "in control", tetap aja ada sisi repotnya. Apalagi kalau harus buka banyak aplikasi atau web untuk sekadar isi pulsa atau bayar listrik. Belum lagi soal investasi kecil-kecilan yang mulai aku jalani—rasanya pengin semua urusan finansial bisa disatukan dalam satu tempat aja. Bisa gak ya kira-kira?

Nah, dari keresahan itu aku mulai cari alternatif. Aku pernah coba beberapa aplikasi keuangan digital, tapi hasilnya kurang memuaskan. Ada yang tampilan antarmukanya kurang ramah, ada yang fiturnya terbatas, dan ada juga yang bikin aku nggak yakin soal keamanannya. Ternyata, proses pencarian ini cukup memakan waktu juga, ya? Sampai akhirnya, lewat rekomendasi teman dan iseng-iseng baca review positifnya yang bertebaran, aku berkenalan dengan aplikasi AmarthaFin.

Awalnya aku nggak punya ekspektasi besar sih. Namun begitu aku coba …. Wow! Aku rasa aplikasi ini akan menjadi “teman baik” untuk mengelola finansialku sehari-hari.

Siapa di sini yang kalau beli smartphone baru harus buka e-commerce dulu, bandingin spesifikasi, cari review YouTube, terus nunggu flash sale tengah malam demi harga paling mantap? Kalau kamu salah satunya, berarti kamu bagian dari generasi online—generasi yang ngerti banget value dan gak mau asal pilih.

Nah, buat kamu-kamu yang hidupnya gak bisa lepas dari dunia digital dan belanja online, ada kabar seru nih: realme akhirnya resmi menghadirkan lini P Series ke pasar global, termasuk Indonesia! Dan yang jadi bintang utamanya adalah realme P3 5G, smartphone yang katanya sih punya rasa flagship tapi dijual dengan harga yang bersahabat. Gimana? Menarik, kan?

Namun tunggu dulu, kita bahas dari awal dulu ya. Kenapa sih P Series ini penting banget?

realme mungkin udah sering kamu dengar sebagai brand yang “anak muda banget”. Tapi ternyata, mereka gak cuma asal branding doang. Dari awal berdiri di 2018, realme emang udah dikenal sebagai brand yang fokus banget di pasar online. Dulu, waktu mereka pertama kali rilis realme 1 di India, hape itu langsung ludes dalam waktu dua menit aja di Amazon. Gokil, kan?

Nah, sekarang mereka kayak ngajak kita flashback ke masa-masa itu, tapi versi upgrade. Melalui P Series—yang katanya P itu bisa juga berarti Power, Performance, dan Passion—realme pengen ngasih smartphone yang gak cuma powerful dan keren, tapi juga eksklusif online.

Kenapa eksklusif online? Karena mereka paham banget sama realita anak muda sekarang: lebih suka belanja online, lebih paham spesifikasi, lebih jeli liat harga. Tapi sayangnya, selama ini banyak dari kita harus berkompromi—mau kamera bagus, desain jadi biasa aja. Mau performa ngebut, baterai cepat habis. Mau harga terjangkau, spesifikasi pas-pasan.

Nah, P Series datang buat mendobrak semua kompromi itu.

Julukannya bukan main-main: “Segment Redefiner”. Ini bukan sekadar gimmick marketing, tapi karena realme P3 5G beneran hadir dengan kombinasi fitur yang biasanya cuma ada di hape flagship, tapi dengan harga yang lebih realistis.

Yuk, kita bedah bareng-bareng:

 

Pernah nggak sih kalian ditinggal tanpa penjelasan sama orang yang katanya sayang? Atau lagi usaha move on tapi malah ketemu orang baru yang bikin hati anget lagi? Nah, kalau pernah—film Sampai Jumpa, Selamat Tinggal ini bakal nyentil kalian banget. Drama romansa karya Adriyanto Dewo ini siap tayang di bioskop tanggal 5 Juni 2025, dan baru aja menggelar Gala Premiere yang vibes-nya edgy banget di Metropole XXI, Jakarta.

Ceritanya Bukan Cinta Biasa

Jadi ceritanya, Wyn (diperankan oleh Putri Marino) ditinggal gitu aja oleh pacarnya, Dani (Jourdy Pranata). Nggak ada kejelasan, nggak ada alasan. Ghosting level dewa. Tapi yang bikin cerita ini beda adalah... Wyn nggak diem aja. Dia malah nekat terbang ke Korea Selatan demi cari jawaban. Di sana, dia ketemu Rey (Jerome Kurnia), seorang pekerja migran asal Indonesia yang akhirnya ikut bantu nyari Dani. Perjalanan mereka nggak mulus karena ada karakter gangster bernama Vanya (Lutesha) yang bikin semuanya makin ribet. Tapi di situlah semua dinamika muncul—emosi, konflik, dan tentunya… bibit-bibit cinta baru 🥺

Kalau kalian suka drama yang nggak cuma soal jatuh cinta, tapi juga luka, keberanian, dan pilihan hidup… film ini wajib masuk list tontonan bulan Juni.

Dua Jenis Perpisahan

Yang bikin film ini terasa dalam adalah pesan yang diselipkan di balik judulnya. Adriyanto Dewo, sang penulis dan sutradara, bilang bahwa hidup ini memang penuh dengan perpisahan. Ada “Sampai Jumpa”—yang artinya masih ada harapan buat ketemu lagi, dan ada “Selamat Tinggal”—yang artinya kita rela melepas tanpa janji. Kalimatnya sederhana, tapi dalem banget kan?

Dan itu juga yang dialami Wyn sepanjang film. Dia harus menghadapi dua orang yang sangat berbeda: Dani, cinta lamanya yang penuh luka; dan Rey, sosok asing yang diam-diam menghadirkan kehangatan. Putri Marino bilang karakter Wyn ini penuh tantangan karena emosinya bisa berubah drastis tergantung dengan siapa dia berinteraksi. Kadang rapuh, kadang kuat. Dan yang paling menarik adalah penonton diajak nebak-nebak: siapa sih sebenernya tempat pulang yang tepat buat Wyn?

Chemistry Para Pemain: Gila, Solid Banget!

Menurut produser dari Adhya Pictures, Shierly Kosasih, salah satu kekuatan utama film ini ada di chemistry para pemain. Kebayang dong, satu frame diisi nama-nama seperti Putri Marino, Lutesha, Jerome Kurnia, dan Jourdy Pranata. Semuanya punya gaya main yang khas, tapi di film ini mereka tampil beda dari peran-peran sebelumnya.

Shierly juga bilang, film ini bukan kisah cinta berlatar Korea yang manis-manis kayak di drama K-pop. Justru film ini ngasih gambaran realitas kehidupan para perantau, relasi yang rumit, dan situasi yang nggak ideal tapi relatable banget.

Relate Films (yang juga ikut memproduksi film ini bareng Adhya Pictures) menambahkan bahwa para pemain terlibat banget dalam proses membentuk karakter. Lutesha sampai milih sendiri tattoo, warna rambut, dan gaya bicara Vanya. Jerome Kurnia bikin karakter Rey kelihatan kesepian lewat gerakan kecil kayak cara dia merokok atau berdansa sendirian. Bahkan Putri Marino memikirkan warna kuteks Wyn buat ngasih clue ke penonton tentang suasana hatinya di tiap adegan. Detail-detail kecil ini bikin karakternya terasa nyata, hidup, dan nggak cuma tempelan.

Musik: Soundtrack yang Bikin Hati Nyangkut

Satu lagi yang patut banget ditunggu dari film ini: musiknya! Deretan musisi indie kayak Caldera, Scaller, Random Brothers, dan Shyclops bakal ngisi soundtrack film ini. Plus, ada lagu original berjudul “Till The End” yang dinyanyikan Angie Tcha, penyanyi internasional hasil kolaborasi Adhya Pictures dan E29 Music Identities. Lagu ini digadang-gadang bakal jadi anthem-nya Wyn dalam perjalanannya mencari kejelasan (dan mungkin… cinta baru? 🫢)

Sebuah Cermin untuk Kita yang Pernah Bertanya: “Kenapa Harus Berpisah?”

Film ini nggak cuma tentang cinta, tapi juga tentang makna keikhlasan. Tentang berani mengejar jawaban, walau mungkin jawaban itu menyakitkan. Tentang bertemu orang baru yang bisa mengubah cara kita melihat masa lalu. Dan tentang keberanian untuk bilang, “Selamat tinggal” dengan hati yang penuh damai.

Buat kamu yang pernah ditinggal tanpa alasan, buat kamu yang pernah merasa cinta cuma bikin luka, atau buat kamu yang sedang menata ulang hidup setelah semua yang pernah hancur—film Sampai Jumpa, Selamat Tinggal ini bisa jadi pengingat bahwa nggak semua akhir itu menyakitkan. Kadang, perpisahan adalah pintu ke versi diri kita yang lebih kuat. 💔➡️❤️‍🩹

Film ini akan tayang serentak di seluruh bioskop Indonesia mulai tanggal 5 Juni 2025. Jangan sampai kelewatan, ya. Siapkan tisu, siapkan hati, dan siap-siap buat ngelihat bagian dari diri kamu sendiri di layar lebar.

Sampai jumpa di bioskop… atau mungkin, selamat tinggal 👀✨

Kalau kamu suka film dengan konflik emosional yang intens, visual edgy, karakter kuat, dan musik yang meresap ke hati—Sampai Jumpa, Selamat Tinggal adalah film yang kamu cari.