“Aku
berada di ruang gelap. Mampu mendengar, namun tak sanggup menatap. Hanya rindu
sang pengepul harap, dalam ceria yang siap mendekap.”
***
“Baru saja aku berbicara pada Dunia, dia
berkata bahwa aku akan baik-baik saja. Tapi, aku tak semudah itu percaya.
Karena kurasa, kini hidupku sia-sia.”
Aku kembali diajaknya
menari, menelusuri jejak-jejak imaji yang sedaritadi menghantui di dalam
kepalanya sendiri. Aku hanya dapat mengangguk setuju ketika dia menghampiriku
lagi dan lagi.
.jpg)






![[Musikalisasi Puisi] Tanah Air Mata - Sutardji Calzoum Bachri [Musikalisasi Puisi] Tanah Air Mata - Sutardji Calzoum Bachri](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgSI9zdPoUGMp8W6dvS7w69XV4-UAQRhLdRlQzeBgpkFD0LGpGGP2_gSbh3rMwSfUL19lfPKFk71t6AfwAFCa1PLE3NxaX56MgUzEfuTfAykj9iEJIAwGD4OOYoyE-VaNc-GJpceQ_hbi1e/s640/tanah+air+mata.png)
