“Aku
berada di ruang gelap. Mampu mendengar, namun tak sanggup menatap. Hanya rindu
sang pengepul harap, dalam ceria yang siap mendekap.”
***
“Baru saja aku berbicara pada Dunia, dia
berkata bahwa aku akan baik-baik saja. Tapi, aku tak semudah itu percaya.
Karena kurasa, kini hidupku sia-sia.”
Aku kembali diajaknya
menari, menelusuri jejak-jejak imaji yang sedaritadi menghantui di dalam
kepalanya sendiri. Aku hanya dapat mengangguk setuju ketika dia menghampiriku
lagi dan lagi.