Di Balik Cerita Film 99 Nama Cinta | Your Favorite Devil's Advocate
film

Di Balik Cerita Film 99 Nama Cinta

Senin, Oktober 28, 2019


Jika berbicara soal sutradara terbaik di Indonesia, aku pasti mengusulkan nama Garin Nugroho. Film-filmnya memang memukau. Bukan hanya bagiku saja, lho. Sudah banyak penghargaan yang diraih oleh Garin Nugroho sepanjang karirnya. Misalnya film Cinta dalam Sepotong Roti yang membawa nama Garin sebagai Sutradara Terbaik di Piala Citra 1991 dan Sutradara Pendatang Baru Terbaik di Asia Pacific Film Festival Seoul.

Rentetan penghargaan lainnya semakin menegaskan kemampuan Garin sebagai seorang sutradara. Kita bisa melihatnya dalam ajang Festival des 3 Continents di Perancis pada 1997, Garin mendapat penghargaan Sutradara Terbaik untuk film Bulan Tertusuk Ilalang. Lalu pada 2008, Garin lagi-lagi mendapat penghargaan Sutradara Terbaik di Piala Citra pada film Under the Tree.

Bukan hanya berkiprah sebagai sutradara, kemampuannya menulis scenario juga patut diacungi jempol. Film Opera Jawa misalnya, mendapat penghargaan kategori Skenario Cerita Adaptasi Terbaik di Piala Citra 2006. Ada juga film Daun di Atas Bantal yang dinobatkan sebagai Skenario Terbaik pada ajang Asia Pacific Film Festival 1998.

Usia tidak membuatnya lelah dalam menghasilkan karya yang apik. Baru-baru ini film Kucumbu Tubuh Indahku yang diboikot oleh beberapa orang, justru mewakili Indonesia dalam seleksi nominasi Oscar 2020 untuk kategori Film Internasional Terbaik. Memang, film-film Garin Nugroho memiliki daya magis dan diperindah dengan bahasa yang konotatif dalam menyampaikan pesan. Mungkin itu yang membuat sebagian orang tidak mengerti konteks pada filmnya sehingga bereaksi yang bukan-bukan.

Di Balik Cerita Film 99 Nama Cinta

Produktivitas Garin Nugroho belum padam. Terbukti, menuju akhir 2019 ini Garin melahirkan sebuah karya baru berjudul 99 Nama Cinta. Di sini Garin tidak menduduki kursi sutradara, melainkan terlibat sebagai penulis scenario. Bahkan Lukman Sardi sebagai produser dalam film ini mengatakan kalau Garin lah yang menyodorkan scenario ke MNC Pictures. Jadi, film 99 Nama Cinta ini bukan berangkat dari naskah pesanan. Melainkan benar-benar dibuat oleh Sang Maestro kebanggaan Indoenesia.

Selain Garin sebagai penulis naskahnya, film 99 Nama Cinta diperkuat dengan kehadiran Danial Rifki sebagai sutradara. Beberapa film yang sudah pernah dipegang oleh Danial antara lain, Meet Me After Sunset (2018), Spy In Love (2016), Melbourne Rewind (2016), Haji Backpacker (2014), La Tahzan (2013), Anak-anak Lumpur (2009) dan Karena Aku Sayang Markus (2007). Garin mempercayakan eksekusi penyutradaraan kepada Danial karena dulu Danial pernah menjadi asisten sutradara di beberapa filmnya Garin.

Formula kemantapan film ini semakin diperkaya dengan penampilan yang sangat apik dari Acha Septriasa sebagai pemeran utama bernama Talia. Dan berduet dengan Deva Mahendra sebagai seorang ustaz bernama Kiblat. Secara garis besar, film ini bercerita tentang seorang produser program gosip bernama Talia yang bertemu dengan teman masa kecilnya, Kiblat, yang merupakan anak dari seorang kiai sekaligus pengurus pondok pesantren. Melihat dua latar belakang yang berbeda ini, awalnya kupikir film 99 Nama Cinta akan menjadi serupa dengan film-film romansa religi kebanyakan. Ternyata, aku salah.

Beberapa waktu sebelumnya, aku memang sudah mengikuti acara launching poster dan trailer official film 99 Nama Cinta, tapi belum cukup menjawab pertanyaan-pertanyaan terkait film yang ada di kepala. Hingga akhirnya, pada tanggal 23 Oktober 2019 lalu, aku mendapat kesempatan untuk turut serta dalam press-screening dan press conference film 99 Nama Cinta yang diselenggarakan di Senayan City, Jakarta.

Review Film 99 Nama Cinta

Seperti yang sudah kukatakan sebelumnya, anggapan awalku perihal film ini ternyata salah. Film bergenre romansa yang akan hadir serentak di bioskop Indonesia pada tanggal 14 November 2019 ini memang menyinggung religi, tapi tidak mendominasi. Beda sekali dengan film-film kebanyakan yang mencoba menggabungkan antara romansa dan religi di dalam satu kisah. Menjadi yang berbeda memang bagai dua mata pisau: bisa jadi gagal, atau malah melambung dengan luar biasa.

Teruntung film 99 Nama Cinta, kuyakin opsi kedualah yang akan didapatkannya. Film 99 Nama Cinta bagiku merupakan sebuah tontonan yang sangat manis. Sebab, aku selalu suka tentang bagaimana cara orang-orang mengungkapkan cinta tanpa c-i-n-t-a. Rasanya lebih menusuk ke dalam jiwa dan raga. Berbeda rasanya dengan apa yang seringkali kutemukan. Ya, kata cinta yang diumbar sampai kemudian kehilangan makna.

Ada memori yang menyeruak di balik adegan demi adegan yang terpampang. Yang lebih hening dari diam adalah cara terbaikku mencintaimu dalam-dalam.

Cerita yang dibawa oleh Garin Nugroho ini tentu tidak akan menjadi seapik yang kulihat jika tidak didukung oleh aktris dan aktor yang begitu piawai memainkan peran. Selain Acha Septriasa dan Deva Mahenra, film 99 Nama Cinta semakin meriah dengan penampilan actor kawakan seperti Donny Damara dan Ira Wibowo. Beberapa peran lain juga dimainkan dengan baik, sebut saja ada Chicki Fawzi, Adinda Thomas, Susan Sameh, Robby Purba, dan Dzawin.

Selain dua karakter utama, aku begitu jatuh hati pada Adinda Thomas yang berperan sebagai Mlenuk. Staf kreatif yang begitu polos tersebut selalu setia mendampingi Talia, baik di saat keadaan naik maupun turunnya. Mlenuk adalah contoh yang ditunjukkan secara eksplisit bahwa uang tidak dapat membeli segalanya. Apalagi loyalitas pada orang-orang yang memang pantas.

Sudahkah cukup membuatmu penasaran? Supaya nambah, aku kasih trailer-nya deh, ya:



Jangan lupa tanggal 14 November 2019, ya!








Tabik!





Pertiwi

You Might Also Like

13 komentar

  1. Ini film roman populer ala Garin ya, Kak? Dari dulu selalu ngefans sama karya Mas Garin, semoga nanti bisa nonton

    BalasHapus
  2. Aku udah liat trailernya, sekilas malah inget sabtu bersama bapak krn pemainnya hehehe. Tapi aku tertarik sama perjalanan tokoh Talia yang ambis dan nantinya diajarin ngaji kemudian mengenal lingkungan reljius sih

    BalasHapus
  3. Filmnya Garin Nugroho selalu bagus. Beberapa dianggap kontroversial hanya karena judul yang bikin orang berpikir negatif. Padahal kadang kala frasa yang digunakan sebagai judul itu bisa ditemui dalam anekdot. ya.. begitulah. Ga berani komentar kalau itu. Kalau tentang film 99 Nama Cinta ini, aku berani komentar, kayaknya sangat layak ditonton di bioskop bersama suami atau teman. Sudah terlihat romantisnya, dan pemainnya banyak yang mempunyai indikasi film bagus.

    BalasHapus
  4. Jadi ini film religi tapi gak yang mbulet soal agama ya. Baiklah cukup bikin penasaran karena udah lama banget gak nonton film Indonesia genre kaya gini

    BalasHapus
  5. Ada kessayangan aku Deva mahendra!!!
    udah liat trailernya, duh kalau dia jadi laki-laki alim begitu, rasanya pengen banget hati ini minta untuk diimamin pas Sholat!

    mumpung malem minggu mau nonton ini dulu deh, sebelum countdown eheheh

    BalasHapus
  6. Dari Trailernya sangat menarik di tonton ini mah,
    Cuss lah malam minggu nonton ke Cinema21..

    BalasHapus
  7. Sudah banyak yang bicarakan kalau film yang satu ini asik buat ditonton sama pasangan,, jadi tambah penasaran deh

    BalasHapus
  8. Aduhhh suka trailernya.. pengen nonton aku. Apalagi pemain2nya itu jaman now banget, alur ceritanya juga kaya real ada di dunia nyata. Hahaha

    BalasHapus
  9. Nonton trailernya bikin aku penasaran, sepertinya harus menonton film ini deh.Karena, menarik juga antara perpaduan religi dan romansa. Keren banget!

    BalasHapus
  10. Film buatan mas Garin biasanya dari buah pemikiran yang dalam. Topiknya berhubungan dengan kehidupan sehari hari namun konflik yang terbangun membuatnya ngga sederhana. Kompleksitas karya yang luar biasa

    BalasHapus
  11. Aku juga sudah nonton filmnya kak. Bener banget tuh kalo cerita dari mas Garin Nugrohon punya point of view yang beda. Dia menempatkan CINTA dalam film ini tanpa harus banyak kata-kata gombal atau puitis tapi dengan tindakan yang bisa dimaknai dengan hati*

    BalasHapus
  12. sepertinya film 99 nama cinta sangat bagus untuk ditonton ya kak, dan karyanya mas Garin Nugroho itu selalu bikin orang susah ditebak banget ya dan bikin penasaran dengan alur ceritanya seperti apa.

    BalasHapus
  13. Ok... kalau ada waktu mau nonton juga... penasaran

    BalasHapus

Kesalahan orang-orang pandai ialah menganggap yang lain bodoh, dan kesalahan orang-orang bodoh ialah menganggap orang lain pandai. - Pramoedya Ananta Toer