Mahasiswa Tingkat Akhir Harus Menarik Diri? | Your Favorite Devil's Advocate
article

Mahasiswa Tingkat Akhir Harus Menarik Diri?

Minggu, Agustus 07, 2016


Mahasiswa Tingkat Akhir Harus Menarik Diri?

“Kalian boleh maju dalam pelajaran, mungkin mencapai deretan gelar kesarjanaan apa saja, tapi tanpa mencintai sastra, kalian tinggal hanya hewan yang pandai.” – Pramoedya Ananta Toer, Bumi Manusia (1980).

Bismillahirrahmanirrahiim.

Lepas dari semester enam perkuliahan sama artinya dengan ketuk palu pengukuhan status sebagai mahasiswa tingkat akhir. Rasanya? Nano-nano.

Senang, pasti. Sebab langkah menuju mimpi tinggal sedikit lagi. Sebab tak perlu pusing lagi ke sana kemari cari biaya kuliah dengan tetap berusaha fokus pada perkuliahan yang dijalani. Sebab tak perlu lagi frustrasi karena harus dengan berat hati menolak tawaran kerja yang datang silih berganti. Takut, ada. Sebab bisa atau tidaknya lulus tepat waktu karena sempat adanya kendala. Bingung, jelas. Sebab sebelumnya, kuliah hanya sekadar duduk di dalam kelas. Kali ini tuntutannya: harus benar-benar dapat memantaskan diri sebagai manusia yang berkelas, bukan hanya sekadar bebas.

Hal yang paling menjadi momok untuk posisi seperti ini—tidak lain dan tidak bukan—adalah skripsi. Yes. SKRIPSI. Sekali lagi: S-K-R-I-P-S-I.

Tapi, kali ini aku bukan mau membahas perihal skripsi, ya. Bahaya. Nanti aku panik. Eh. Hahaha!

Walaupun statusnya adalah mahasiswa tingkat akhir yang bisa dibilang menjadi “dewa” di kampus, tetap aja masih mahasiswa. Sama, masih dengan segudang kesibukannya. Mulai dari kuliah, berorganisasi, kumpul dengan teman komunitas, melakukan kewajiban sebagai pekerja paruh waktu, hangout  bersama, sampai refreshing sendirian. Dengan semua list kegiatan yang dimiliki, tetap saja kita tidak boleh melupakan kewajiban besar sebagai mahasiswa tingkat akhir.

Sebagian orang memilih untuk mengurangi kegiatan, mencabut diri dari kerumunan orang, dan diam sendirian. Mungkin agar lebih cepat menemukan ilham. Namun sebagian lainnya memilih untuk tetap pada kegiatan normal. Sulit? Pastilah. Dari perihal membagi waktu, hati, sampai pikiran. Tampak sangat krusial, ya? Ya, memang.

Untuk mereka yang memilih tetap pada kegiatan yang biasa, tentu tas beserta isinya menjadi sesuatu yang sangat berharga. Bisa dibilang, sebagian kehidupan kita terletak di sana. Okey, itu berlebihan, tapi tak apa hahaha! Sebab barang-barang penunjang semua kegiatan harus ada. Gak mungkin kan kalau dengan banyaknya kegiatan harus bolak-balik ke rumah? Sangat buang-buang waktu pastinya.

Mahasiswa Tingkat Akhir Harus Menarik Diri?

Okey, jadi aku mencoba untuk merumuskan barang-barang apa aja yang sekiranya wajib ada di dalam tas mahasiswa tingkat akhir yang masih memutuskan untuk aktif di sana-sini:

  • Alat tulis
Yah, namanya juga masih mahasiswa, barang satu ini tentunya wajib dibawa. Apalagi untuk mereka yang masih punya utang di beberapa mata kuliah. Untuk yang biasanya pinjam sana-sini, harus dikurangi nih. Dengar-dengar, semakin tinggi tingkat perkuliahan, para mahasiswa ini akan semakin individualis. Istilahnya, “Elo-elo, gue-gue.” Walaupun gak semuanya begitu, tapi lebih baik kita menyiapkan sendiri, kan? Toh, kita memang membutuhkannya. Baik untuk mencacat materi kuliah maupun ide lain yang seringkali berseliweran.

  • Buku catatan
Ah, yang ini sih biasanya sepaket, ya, sama poin sebelumnya. Buat apa punya alat tulis kalau media tulisnya gak ada? Sebagian orang memilih untuk mencacat di dalam gawai miliknya atau mengambil foto materi yang terpampang di depan kelas, tapi kalau buatku pribadi mencatat di buku tulis bisa lebih efektif dan mudah diingat. Lagipula bahayanya bisa saja data-data yang ada di gawai yang kita miliki itu hilang. Ya, ini pengalaman pribadi dan itu menyesakkan.

  • Buku-buku bacaan
Gak ada salahnya, lho, pergi hangout dengan bawa buku bacaan. Selain sebagai teman setia di perjalanan, bisa juga menjadi penghilang kejenuhan. Poin ini bukan hanya merujuk pada buku yang sekadar penghibur semata, ya. Bisa juga diganti dengan buku-buku referensi yang menjadi kebutuhan kita dalam pembahasan skripsi yang sudah kita tentukan. Lumayan, ilmunya dapat, kesenangannya pun dapat.

  • Handphone
Era digital, ketinggalan telepon genggam bisa jadi bencana besar. Bagi mahasiswa tingkat akhir yang punya kepentingan sendiri untuk “mengejar” dosen pembimbing, jelas sangat penting. Kita bisa lebih mudah mengetahui apakah dosen tersebut hadir. Bisa lebih mudah dalam membuat janji. Ya, walaupun beberapa dosen punya aturan sendiri dalam menentukan pertemuannya dengan mahasiswa bimbingannya, setidaknya adanya telepon genggam dapat sedikit memudahkan kendala.

  • Headset
Sebagai orang yang mudah bosan, ini merupakan barang yang penting. Kalau sedang sendirian, menunggu teman, atau bahkan menemani kita dalam pembuatan tulisan (re: bisa skripsi atau blog juga). Banyak gunanya pokoknya. Sebab, kalau buatku pribadi, headset seringkali menempel di telinga dalam keadaan apa saja.

  • Laptop
Yak, yang namanya mahasiswa tingkat akhir, sedang menjalani skripsi (ditambah dengan status sebagai blogger, freelance content writer, dan editor), laptop merupakan senjara perang yang wajib dibawa. Masuk ke dalam hutan belantara tanpa senjata bisa berisiko mati sia-sia. Jadi, gak perlu dijelaskan lagi seberapa penting hal yang satu ini. Sudah tau, kan, pasti? =)

  • Charger
And the last but not least, charger. Well, dengan barang-barang elektronik yang ada di dalam tas seperti handphone dan laptop, sungguh hal yang akan menjadi sangat memusingkan jika kita tidak membawa charger. Pengisi daya akan selalu dibutuhkan, apalagi kalau intensitas kita dalam menggunakan benda-benda elektronik tersebut sangat besar. Jadi, jangan sampai ketinggalan!

Nah, itu dia beberapa barang yang—menurutku—wajib untuk dibawa oleh para mahasiswa tingkat akhir yang masih mau aktif berkegiatan. Kalau ada yang mau menambahkan, boleh share di kolom komentar ya.

Kendala akan selalu ada.

Aku pun demikian, keadaan laptop yang patah (beneran patah engsel-engselnya, gak tau nyebutnya apa, pokoknya itu) bisa menghambat segalanya. Tadinya ke mana-mana selalu dibawa. Tapi, ya, sekarang jelas harus disesuaikan. Pengin beli yang baru, tapi budget minim. Sampai beberapa teman mengusulkan, “Kenapa lo gak beli tablet aja, sih, Tiw?” Benar juga, sih.

Mahasiswa Tingkat Akhir Harus Menarik Diri?
Original image source: teknologi.news.viva.co.id
Selain dapat mengatasi masalah budget minim, tablet juga lebih mudah untuk dibawa ke mana-mana karena lebih ringan, tetapi tetap dengan kemampuan yang bagus tentunya. Nah, untungnya sekarang ini ada sangat banyak harga tablet yang berada di kisaran Rp1.000.000-Rp3.000.000 yang bisa kita dapatkan. Bukan hanya murah, gadget tersebut pun berasal dari merk yang cukup ternama, dan mempunyai kualitas yang tidak diragukan.

Sebagai referensi bagi kalian yang punya masalah yang sama, berikut daftar harga tablet unggulan dimulai dari kisaran harga paling murah beserta spesifikasinya:

Tablet dengan harga satu jutaan:
  • Asus Fonepad 7
Bisa Dual-SIM, layarnya 7”, memori internal 4-8GB + microSD 64GB, RAM 1GB, Dual-core 1.2GHz, Intel Atom Z520, kamera 2MP, baterai 4.030 mAh. Harga Rp1.300.000,00.

  • Evercoss Evertab AT1A
Dual-SIM, layar IPS 7”, internal memori 8GB + microSD 32GB, kamera 3MP, prosesor Quad-core 1.3GHz. baterai 4.100 mAh. Harga Rp1.249.000,00.

  • Lenovo A3500
SIM, layar IPS LCD 7”, internal memori 8/16GB + microSD 32GB, RAM 1GB, kamera 5MP, prosesor Mediatek MT8382 Quad-core 1.3GHz Cortex-A7. Harga Rp1.799.000,00.

Berikutnya adalah harga tablet dua jutaan:
  • Xiaomi Mi Pad
No SIM, Layar IPS LCD 7,9”, Nvidia Tegra K1, prosesor Quad-core 2.2 GHz Cortex-A15, memori internal 16/64GB + microSD 128GB, RAM 2GB, kamera 8GB, baterai Li-Po 6.700 mAh. Harga Rp2.999.000,00.

  • HP Slate 7 VoiceTab
Layar IPS LCD 7”, Quad-core 1.2GHz Marvell PXA1088, storage 16GB + microSD, RAM 1GB, baterai 4.100 mAh. Harga Rp2.699.000,00.

  • Advan Signature T1Z
LCD IPS 7”, Mediatek 8392 Octa-core 1.2 GHz, GPU Mali-450MP4, RAM 2GB, kamera 13MP, internal memori 16GB + microSD. Harga Rp2.300.000,00.

  • Evercoss AT8
Layar IPS WXGA 8”, Quad-core 1.2GHz, RAM 1GB, internal memori 16GB, kamera 8MP. Harga Rp2.300.000,00.

Terakhir, tablet dengan harga tiga jutaan. Kalau memilih yang ini, pastinya kita akan mendapatkan tablet yang sudah sangat mumpuni. Ini dia:
  • Samsung Galaxy Tab 3V
Dual-SIM, TFT LCD 7”, Quad-core 1.3GHz, RAM 1GB, internal memori 8GB + microSD 32GB, kamera 2MP, baterai 3.600 mAh. Harga Rp3.200.000,00.

  • Asus Fonepad 8
SIM, LCD IPS 8”, Quad-core 1.3GHz, RAM1/2GB, memori internal8/16GB + microSD 64GB, kamera 5MP, Li-Po 15.2 Wh. Harga Rp3.000.000,00.

  • Acer Iconia Tab 8 A1
LCD IPS 8”, Intel Quad-core 1.86 GHz, RAM 2GB, memori internal 16GB + microSD 32GB, kamera 5MP, baterai 4.600 mAh. Harga Rp3.100.000,00.

Itulah daftar harga tablet dari harga Rp1.000.000-Rp3.000.000 yang bisa menjadi pilihan. Jadi bingung mau pilih yang mana. Namun mana pun yang akan dipilih, pastinya bukan hanya harga yang jadi pembanding, tetapi juga spesifikasi. Kalau diperhatikan, beberapa merk mempunyai harga lebih murah dengan spesifikasi yang lebih baik. Jadi, mau bantu aku milih gak?

Bantu doa juga boleh kok supaya aku bisa lebih cepat kumpulkan uang untuk beli tablet baru sebagai penunjang kegiatan dan semoga skripsinya cepat selesai supaya bisa main tanpa beban ehehehe *ujung-ujungnya minta doa, Tiwi banyak maunya*








Salam sayang,





Pertiwi Yuliana

You Might Also Like

72 komentar

  1. Iya juga, buat saya alat tempur harus dimaksimalin, termasuk gadget. Walau kadang masih suka pake note, biar ga lupa itu. Dan tablet saya satu2nya pecah... mungkin harus nyari yg mau endorse :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wah ini, nih. Kalo soal nyari yang mau endorse, sih, aku juga maunya ada yang endorse hahahaha
      *semoga komentar ini dibaca oleh siapa kek gitu yang berkewenangan buat endorse :p*

      Hapus
  2. Kalau ingin menemukan ilham, tinggal japri saja. :)

    BalasHapus
  3. Kirain aku doang yang bawa-bawa alat tempur maksimal. Batre bank ga termasuk ya? Alhamdulillah tablet samsung udah hampir 5 tahun umurnya masih awet. Sekedar kalau kepaksa buat nulis-nulis. Semoga doanya di iijabah biar segera dapat tablet barunya. Aamiin

    BalasHapus
    Balasan
    1. Oh iya power bank, ya! AAMIIN. Terima kasih, Mbak Dian.

      Hapus
  4. chiyee mahasiswa akhir, enjoy!
    Bakal banyak kejutan nih, smoga happy ending :)

    BalasHapus
  5. aku dulu pas lagi sibuk-sibuknya skripsian, saat itu laptop ngulah. padahal butuh buat dipake kerja dan skripsian juga. untungnya temen sekosku yang udah lulus udah dapat kerja dan laptopnya gak kepake. jadi aku pinjem laptopnya :D

    BalasHapus
  6. Mahasiswa tingkat akhir tapi tetap aktif emang harus cari yang praktis ya. Semoga bisa segera beli tablet dan skripsinya lancar yak :)

    BalasHapus
  7. Hihi.. kebayang deh jadi mahasiswa tingkat akhir. Pasti selalu dikira keren.

    Kamera dan power bank. Itu sih dulu waktu aku masih semester akhir ga boleh tinggal. Selebihnya sama dengan mba Pertiwi. Tapi dulu belum banyak pilihan gadget dan tablet. Jadi ke mana-mana bopong laptop berat. Hihi. Sekarang enak banyak pilihan tablet dengan harga variatif juga ya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Power bank! Ahahaha kalo kamera, sih, aku juga belum punya heuheu perlu endorse-an juga wkwkwk
      Wah, pantes sekarang jadi wanita strong, ya, dulu bawaannya berat gitu muehehe

      Hapus
  8. Karena saya hampir menuju mahasiswa tingkat akhir
    Ini bisa jadi pedoman haha

    BalasHapus
  9. Isi tasku lebih banyak. Seperti lemari berjalan

    BalasHapus
  10. Semoga skripsinya cepat kelar ya mbak tiwi dan bisa menemukan pekerjaan secepatnya sesuai dengan ilmu yang mbak tiwi miliki selama di kampus

    BalasHapus
  11. Inii gimana nulisnya?

    Alats tulis, buku, laptop, handphone itu tips yg umum banget.

    Begitu juga dengan gelaran katalog tablet sebagai informasi (atau kode)

    Cuma gitu doank?? Umum banget. Tapi kok yaa tetep asik dibacanya.

    You've got new blog subscriber, Mbak.

    BalasHapus
    Balasan
    1. That's the point ehehehe maafin kalo isinya biasa aja, Mas. Tapi aku selalu mengusahakan penyampaian yang gak biasa, semoga suka hehehe
      Aku follow balik, ya.

      Hapus
  12. Selamat jadi mahasiswa tingjat akhir, kak. Mm, sebaiknya kamu pilih tablet yang sesuai dwngan budget, tapi juga tablet yg memiliki spesifikasi yg lumayan lah. Semoga lancar, kak SKRIPSINYA. Semangat!

    BalasHapus
  13. Selain handphone yang paling penting isi lokasinya buat ngehubungin dospem. Ah, masa2 perjuangan skripshit eh skripsi

    BalasHapus
  14. Dari mulai skripsi berujung pada merk tablet. That was amazing thought

    BalasHapus
  15. Wah. Diriku kalo pas jadi mahasiswa akhir malah banyak jalan jalannya. Bawaannya paling camera ama laptop buat ngerjain skripsi

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ah, seandainya aku punya kamera, ke mana-mana pasti aku bawa. :(

      Hapus
  16. Keinget jadi mahasiswa akhir yang dibawa adalah leptop sama tumpukan buku tebal :))
    Semoga segera berakhir masa-masa mahasiswanya, ya, mbak :)

    BalasHapus
  17. Smangat yg jd mahasiswa akhir....

    Aku kdg pengen beli tablet, tapi enak sekalian laptopnya

    BalasHapus
  18. Mungkin cuma tablet yang saya tidak punya pada saat jadi mahasiswa tingkat akhir dulu mbak

    BalasHapus
  19. Lha wi, kok gak ada buku bimbingan skripsi? Apa belum ada ? Eh iya belum ada, kan ini baru mau menuju skripsi ya... pas sudah skripsian biasanya buku bimbingan wajib ada, sebagai buku acuan dosen, dan juga sebagai buku yang isinya proses dalam pengerjaan skripsi, mulai dari revisi, acc bab mana, acc bagian mana, sampai acc untuk maju sidang skripsi..

    btw, apa gak berat wi, tiap hari mesti bawa laptop kemana-mana ? Kan berat wi, belum lagi rawan pula, apa tasmu gak jebol ? :l

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nah itu aku belum tau kalo ada buku gituan hahaha masuk kuliah aja belum :p
      Aku dari semester satu selalu bawa biasanya, alhamdulillah sih gak jebol kok. Hahaha.

      Hapus
  20. Wowow
    Kalau ngelihat tujuh huruf itu merinding aku

    BalasHapus
  21. waduhhhhh mahasiswa tingkat akhir kayanya itu paling horror banget. dengan penuh stress buat ngerjain skripsi

    BalasHapus
  22. Iji isi tasku bangeeeet, Tiiiwww. Tiap hari, bawa laptop ke mana-mana. Mau dipake apa enggak, tetep bawa. Mayan kalo ada wifi bisa donlot film juga. Hahaha.

    Welcome to last semester, Tiw. Nikmat kok jadi semester akhir tuh, banyak kejutannya. Persiapkan diri aja.

    Salam,
    Calon Eks Mahasiswi Tingkat Akhir yg tinggal nunggu sidang.:p

    BalasHapus
    Balasan
    1. Halo senior! Doakan akuh yha, selamat menanti sidang!

      Hapus
  23. Isi tasnya mirip dg isi tasku. Tapi kurang 1, aku biasanya bawa botol minum (dan isinya) juga di dalam tas. Supaya ga dehidrasi menjalani hari2 berat sbg mahasiswa tingkat akhir di kampus. Hehe.

    BalasHapus
  24. Semangat kak tiwi!
    Inget adek sepupu yang tas barunya jebol gara gara barang barang itu heheh

    Btw ada yang typo,
    laptop merupakan senjara perang yang wajib dibawa.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kamuh teliti sekalih huhuhu makasih, yha. Nanti aku edit kalau on di pc.

      Hapus
  25. anak anak mahasiswa tingkat akhir selalu bawa tas gemblok yang mayan berat isinya laptop :))

    gue juga lg skripsian dari bab1 skrg udah bab 4 dan lagi bikin tabel2 keuangan :))
    semuanya dikerjain dalam waktu kurang dari sebulan. ngebut bener yaaa? :))

    BalasHapus
  26. Mahasiswa tingkat akhir adalah fase puncak perjuangan. Memang harus di bekali amunisi yang cukup. Semoga diberikan kemudahan

    BalasHapus
  27. Iyaaa aku dulu jadi Mahasiswa tingkat akhir juga masih heboh Jalan kesana sini, masih jadi pengurus organisasi, bahkan cabut sebulan buat jalan2! Hahaha

    Nah itu wajib emang gadget dan Buku!

    BalasHapus
  28. Aku mau kok dibeliin tablet... (siapa yg beliin coba)
    Aku dulu waktu skripsi malah sibuuukkk berkegiatan di BEM. Gapapa sih.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bhahahak aku jugak mau dibeliin, Mbak.
      Gapapa, Mbak, yang penting udah selesai ya sekarang.

      Hapus
  29. Air minum sama bekal makanan. Soalnya saya d lab bisa seharian.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Waaaa anak lab. Iya makan, aku kalo nulis suka laper soalnya wkwkwk

      Hapus
  30. Zaman saya skripsi belum ada hp. Apalagi tablet. Hahaha...

    @nuzululpunya

    BalasHapus
  31. Barang yang wajib dibawa terakhir yaitu Uang kak hehe kalau kelaperan ya tinggal beli makanan :p

    Tapi kok laptop termasuk ke list barang wajib dibawa mahasiswa tingkat akhir ya? aku masih bingung tapi aku sekarang lagi di jenjang pertengahan kuliah, mungkin nanti kalo udah ke titik akhir bakal tau juga atau mungkin bakal bawa laptop juga setiap hari hehe

    willynana.blogspot.com

    BalasHapus
    Balasan
    1. Walah nanti kamu akan tau pada saatnya, Dek wkwkwk
      Iya, sih, uang ya hahaha

      Hapus
  32. aku bantu doa mbak semoga bisa kebeli ya tabletnya. salam kenal mbak tiwi ;)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aamiin. Makasih, Mbak. Salam kenal juga, ya. :)

      Hapus
  33. Semoga dimudahkan segala urusannya dan tabletnya segera ke beli. Amiin

    BalasHapus
  34. jadi inget zaman kulih dan sibuk nulis skripsi sambil masih tetap berkegiatan, semoga segera dapetin tablet impian

    BalasHapus
  35. aku jaman - jaman skripsi suka banget bawa bawa proposal kemana mana.
    berasa gaya aja uda nglewatin masa-masa ujian prop.

    Terus di dalem motor, gak lupa bawa sendal jepit, kaos kaki dan kaos tangan.
    Surabaya panas euuii...mana kampus sama rumah makan waktu 45 menit perjalanan.


    Lainnya,
    aku di suruh ibuku bawa bekel dari rumah.
    takut anaknya kelaparan jadi kurang fokus.

    jadi tiap hari bawaanku kaya orang mau pindahan. Nenteng tas segede karung beras 25 kg.

    *jaman aku tren tas slempang yang gede banget itu looh...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Segitu banyak pake tas selempang? Luar biasa!o,O

      Hapus
  36. Selamat datang di perjuangan yang sesungguhnya.

    Headset perlu tu untuk mendengarkan lagu, menenangkan pikiran saat menunggu dosen pembimbing yang sering php

    BalasHapus

Kesalahan orang-orang pandai ialah menganggap yang lain bodoh, dan kesalahan orang-orang bodoh ialah menganggap orang lain pandai. - Pramoedya Ananta Toer