Career First: Melangkah Bersama dengan Semangat yang Menyala [Book Review] | Your Favorite Devil's Advocate
review

Career First: Melangkah Bersama dengan Semangat yang Menyala [Book Review]

Rabu, Juni 18, 2014

IDENTITAS BUKU

Judul                    : Career First
Penulis                 : Maya Arvini
Genre                  : Karier / Pengembangan Diri
Penyunting           : Jumali A. dan Patresia K.
Layout                 : Erina Puspitasari
Desain sampul      : Siska F. dan Jeffri F.
Ilustrasi                : Siska Felicia
Tebal                   : xvii + 202 halaman
Ukuran                : 14 x 20 cm
Penerbit               : GagasMedia
Tahun terbit         : 2014 (cetakan pertama)
ISBN                   : 979-780-723-1



BLURB di balik sampul buku:

There is no shortcut to success.

Karier gemilang bisa dicapai jika kita berhasil melampaui berbagai tantangan sejak tangga pertama. Sayangnya, banyak di antara kita yang baru memulai karier pertama, tidak punya petunjuk atau kisi-kisi tentang dunia profesional. Padahal banyak tahapan yang harus dilakukan karena tidak ada jalan pintas untuk meraihnya.

Career First hadir sebagai panduan untuk pendaki karier pertama maupun yang telah bertahun-tahun menjejaki dunia kerja. Ditulis berdasarkan pengalaman dan kiat dari peraih Young Women Future Business Leader, Maya Arvini, buku ini akan membantu kamu melalui berbagai tantangan dalam dunia profesional untuk melesatkan karier.

Berbagai hal yang akan kita temui dalam proses perjalanan karier, dibahas secara lengkap dalam buku ini, seperti bagaimana memiliki mentor, berkompetisi di lingkungan kerja, membangun aliansi, menyikapi kegagalan, hingga mengupas tentang office politics.

So, prepare yourself first, and get ready for success in your career!

***
Well, hellow fellas! Pertama, gue udah cukup lama juga, ya, gak bikin review buku di blog ini. Dan ternyata, alhamdulillah, Gagas Media memandatkan gue sebagai salah satu dari sekian banyak blogger yang bisa mengikuti program One Book One Day. Penerbit kesayangan gue dari zaman putih-biru ini emang tau banget isi, maksud dan kebutuhan hati. Uhm, suatu saat nama Pertiwi Yuliana pasti bisa mejeng di jajaran penulis dari Gagas Media. Pasti!

Oke, Career Fist! Awal membaca prolog dari buku ini, tetiba ada satu nama dan satu judul buku yang mampir ke imajinasi gue. Yap, Alanda Kariza dengan Dream Catcher yang juga diterbitkan oleh Gagas Media. Buku yang sudah rampung gue baca dari tahun lalu itu selalu nempel di otak gue. Gimana enggak? Buku itu benar-benar menginspirasi. Dan kalo ada orang yang nanya rekomendasi buku ke gue, Dream Catcher akan selalu gue sebut. (Setelah ini mungkin gue akan bikin review tentang Dream Catcher)

Career First dan Dream Catcher
Career First dan Dream Catcher
Dari awal, gue tau buku ini juga akan membangkitkan semangat yang gak kalah berkibar dari buku yang udah gue baca sebelumnya. Diawali dari kisah masa sekolah sampai kegagalan-kegagalan masa kuliah yang membuka lembar-lembar cerita dari Maya Arvini di sini benar-benar menarik perhatian. Iya, gue pribadi ngerasa, uhm, somehow connected dengan apa yang digambarkan di dalam sini. Mungkin, karena kegagalan semasa itu pernah gue rasain juga. Walau, ya, dalam bentuk tantangan yang berbeda.

Gue udah senyum-senyum sendiri saat membaca kalimat-kalimat di awalnya. Ya, seolah menyiratkan begini: Gila, ini bener banget! Ini gue banget! Gitu.

Lalu, sebetulnya apa, sih, isi dari buku ini?

Well, yang nanya kayak gitu udah kudu, mesti, wajib, fardu 'ain buat baca! Kenapa? Ini buku keren banget! Mungkin, pikiran awal saat dengar judul Career First akan sama kesannya seperti gue saat menerima e-mail dari pihak Gagas Media tentang pemberitahuan program One Book One Day ini: so boring. Seriously, awalnya gue pikir ini buku isinya bakal kaku, makanya gue sempet abai sama e-mail dari pihak Gagas Media. Tapi, uhm, gue penasaran! Akhirnya gue kirim e-mail beberapa menit kemudian. Alhamdulillah banget nama gue nyangkut sebagai salah satu reviewer-nya.

Saat bukunya sampai, gue lihat cover-nya masih ada kesan kaku. Tapi saat gue mulai buka plastik dan baca isinya..... semuanya runtuh! Gimana enggak? Maya Arvini mengemas ceritanya dengan begitu menarik. Kalimat-kalimat yang digunakan begitu mengalir. Ini yang gue suka! Gue memang banyak protes kalau baca suatu bacaan yang gak ngalir atau kalimat-kalimatnya terkesan berdiri sendiri-sendiri: gak saling menguatkan. Duh, gue bawel, ya? Maklum, deh, namanya juga editor.

Career First's Illustration
Career First's Illustration
Pada bab-bab awal, kita akan diajak untuk mengenali diri kita sendiri. Kemudian berlanjut pada mengenal dan memasuki dunia kerja, sampai pada sukses yang bisa kita raih setelahnya.

Beberapa hari yang lalu, ada seseorang yang nanya di sebuah grup Line blogger tentang gimana kalo kuliah di dua jurusan? Gue jawab dengan:

"Susah kayaknya, mesti bisa bagi waktu. Apalagi kalo sama-sama reguler. Mending pilih salah satu aja." - Tiwi, 19 tahun, cewek sok tau.

Ternyata oh ternyata, Mbak Maya Arvini sukses kuliah di dua jurusan sekaligus dan meraih gelar cumlaude di keduanya. Gue speechless, entah harus gimana lagi saat baca dan mengetahui itu.

Hm... buku ini sedikit banyak kayak ngajak gue untuk flashback ke pengalaman pertama gue saat kerja. Usia gue sekarang sembilan belas tahun (akan berubah menjadi dua puluh di bulan yang akan datang), satu tahun yang lalu gue merasakan pertama kali bagaimana dunia kerja. Lulus SMA, delapan belas tahun saat itu, gue mulai terjun sebagai seorang asisten manager divisi marketing di salah satu perusahaan leasing mobil di bilangan Jakarta Utara. Gimana rasanya? Degdegnyes! Sekitar sembilan bulan gue bertahan di sana, bertahan dari sebuah ketidaknyaman yang gak bisa gue atasi sampai akhirnya gue nyerah. Dari buku ini, gue dapat kiat-kiat untuk mengatasi itu semua. Super! Thanks to Mbak Maya Arvini! I love you so damn much, yeah!

"Passion adalah salah satu kata kunci dalam keseimbangan dunia kerja dan pribadi." - halaman 140, Career First by Maya Arvini
Yap, gue setuju. Dan itulah kekurangan gue saat itu. Gue gak bisa menyeimbangkan kedua hal itu.

Kalau mau banyak belajar untuk mengatasi dunia kerja, gue rekomendasiin buku ini untuk kalian baca. Mau tau kenapa? Ya, baca makanya! *eeh :p

Wait, ada yang gue suka banget dari sini:

"Nama besar kampus tidak menjamin kesuksesan seseorang." - halaman 26, Career First by Maya Arvini.
Gue belum tau Mbak Maya Arvini sebelum baca buku ini, tapi gue pernah mengucapkan hal yang sama seperti beliau sebelumnya. Apa ini tanda-tanda? Hahaha!

Tak ada gading yang tak retak, di balik isi buku yang luar biasa hebatnya ternyata masih ada typo di sana. Ah, bukan hal yang besar sesungguhnya, tapi mata editor emang suka gitu. Maafkanlah.

Well, gimana? Tertarik buat baca? :)

Career First's Quote
Quote menarik lainnya, ada banyak yang kayak gini di dalamnya!
4/5 stars!


PS: Mbak Maya, saya sedang menjalani apa yang dulu Mbak jalani pada masanya. Semoga nanti, saya bisa menyusul kesuksesan Mbak yang sudah berhasil Mbak raih. Ya, kalau bisa, sih, lebih. :p

You Might Also Like

8 komentar

Kesalahan orang-orang pandai ialah menganggap yang lain bodoh, dan kesalahan orang-orang bodoh ialah menganggap orang lain pandai. - Pramoedya Ananta Toer