Romantisme Jingga dari Senja | Your Favorite Devil's Advocate
poem

Romantisme Jingga dari Senja

Senin, Maret 17, 2014

Romantisme Jingga dari Senja

Tuan, ingatkah saat pipi kiriku bercumbu dengan bahu kananmu?
Kemudian hangat menjalar ketika lengkung tanganku melingkari tubuhmu
Tanganmu yang selalu menjaga agar aku tetap pada posisi terbaik saat itu
Tak lagi terpikir olehku tentang bagaimana kesalahan yang begitu tepat merasukiku
Yang ada kini hanyalah aku, kamu dan kegilaan yang perlahan mengukir harap akan waktu

Tuan, inilah saatnya kembali mengepakkan sayap pada langit yang berbeda
Seperti yang kau minta, tempat ternyamanmu akan selalu ada untuk kujaga
Tetap mengulum senyum sampai kau kembali tiba
Iya, untuk kembali menggenggam tanganku seutuhnya

Tuan, kita telah menghirup udara pada tempat yang berbeda
Namun kau tanpa lelahnya selalu berusaha membuatku tertawa
Lepas seperti biasa
Mengeluarkan aku dari sebuah sangkar emas yang ada

Tuan, seperti yang kau katakan;
Tentang mata teduhku, senyum manisku, tawa lepasku dan rengek manjaku
Mereka akan selalu mengiringi kita hingga jemari ini bertautan kelak
Mereka adalah nada yang akan menyambut partikel-partikel kerinduan nantinya
Mereka adalah jejak di mana perjalanan kita akan beranjak dewasa

Hei, Tuan!
Aku rindu mendaratkan kecup pada punggung tanganmu yang hangat




Salam,


Senja

You Might Also Like

17 komentar

  1. aduh aduh, gak kuat bacanya, *bayangin seseorang*
    *usap air mata*

    BalasHapus
  2. semoga si tuan menantikan rindu yang sama diwaktu dan tempat yang tepat nanti :) *ehem

    BalasHapus
  3. ini nih yang ngakunya ga bisa bikin puisi?

    BalasHapus
  4. Aduuuhhh bagus bangeettt :O

    BalasHapus
  5. Tiwi duh bagus banget sik ini

    BalasHapus
  6. Hai, Nona !
    Aku pun rindu merelakan pundakku menjadi tempat segala resah dari matamu.

    Hehehe... btw bagus nih puisinya... :)

    BalasHapus
  7. wah bagus banget puisinya :3

    mampr yaa kak :D
    http://satriasatria.wordpress.com/2014/03/17/karena-rindu/

    BalasHapus
  8. Dan sekarang ga perlu jadi anonymous buat ninggalin jejak kan?
    dan masih tetap mengikuti blogmu, serta mengagumi karya2mu.

    BalasHapus

Kesalahan orang-orang pandai ialah menganggap yang lain bodoh, dan kesalahan orang-orang bodoh ialah menganggap orang lain pandai. - Pramoedya Ananta Toer