Mengenal Shafira dan Belajar Fotografi OOTD Bareng Mas Bowie | Your Favorite Devil's Advocate
event

Mengenal Shafira dan Belajar Fotografi OOTD Bareng Mas Bowie

Selasa, Agustus 28, 2018

Mengenal Shafira dan Belajar Fotografi OOTD Bareng Mas Bowie

Aku tahu, dunia adalah gudang ilmu pengetahuan. Maka, lepas dari kampus buatku bukanlah menjadi masalah. Karena, belajar enggak melulu butuh instansi pendidikan sebagai payungnya. Selagi masih menjadi pribadi yang haus akan pelajaran, banyak ilmu yang bisa digenggam. 

Aku enggak pernah menyangka bahwa jalanku akan semulus ini. Walaupun, ya, orang lain bisa mengatakan bahwa langkahku masih tersaruk dan banyak kerikil. Tetap saja, proses ini aku nikmati. Langkah demi langkah yang aku jalani penuh dengan warna-warni. Hitam dan putih. Buruk dan baik. Bahagia dan sedih. 

Dari segi materi, mungkin aku memang masih jadi pribadi yang kecil. Namun, apa yang aku kerjakan saat ini membuatku merasa lebih besar dari yang lain. Karena aku membiarkan hidupku berjalan sesuai dengan apa yang aku ingin. Bukan jadi budak korporat yang bekerja dari pagi hingga sore hari. Bukan mereka yang menuai banyak materi dari kelelahan hati. 

And here I am. 

Masih menjadi pandir yang mengaku cinta dengan dunia tulis-menulis. Yang ternyata, kecintaannya tersebut membawa banyak sekali cinta yang lain. Salah satunya, membawaku pada pelajaran yang lebih dalam tentang fotografi. 

Karena blog bukan hanya wadah untuk tulisan saja, pun dengan maraknya media sosial semacam Instagram yang merajai dunia perinternetan, ada banyak sekali pihak yang mengajak narablog untuk belajar fotografi lebih dalam. Untuk memperkuat tulisan yang dibuatnya, untuk pula menghidupkan media sosial yang dimilikinya. 

Begitu juga dengan acara yang diadakan oleh Shafira bekerjasama dengan Komunitas ISB pada 23 Agustus 2018 lalu. 

Bertemakan “Inspiring Journey”, acara yang diadakan di Twin House Cipete tersebut menghadirkan orang-orang yang sangat luar biasa. Sebutlah Nadiah Fatimah, seorang survivor lupus yang ceritanya membuatku merinding dan menitikan airmata. Juga, cerita tentang perjalanan Shafira Fashion yang membuatku semakin menggebu untuk membuat sesuatu di bidang yang sama. 

Di sana, Mbak Sali Maulani—Marketing Communication Shafira Fashion—hadir bersama kami untuk mengenalkan lebih dalam tentang Shafira kepada kami. Shafira Fashion bermula di tahun 1989, saat di mana busana muslim masih dianggap tidak fashionable. Nah, melihat celah tersebut, Ibu Feny Mustafa—Owner dan pendiri Shafira Fashion—memanfaatkan kesempatan yang ada. 

Ternyata, Shafira ini termasuk brand fashion muslim premium yang menjadi salah satu tolok ukur fashion muslim dunia, lho! Produk-produknya pun dibuat limited edition dengan proses handmade. Dengar-dengar dari Mbak Sali, sih, satu produk hanya dibuat dua ratus buah saja. Itu pun harus dibagi ke dua puluh toko, jadi satu toko hanya memiliki produk yang sama sebanyak sepuluh buah. 

Yang paling menarik bagiku adalah bagaimana cara Shafira Fashion agar tetap bisa bersaing dari dulu hingga sekarang di antara banyaknya brand fashion baru yang berdatangan. Pertama, dengan terus melakukan inovasi di dalam produknya. Nah, yang kedua nih yang enggak semua bisa, yaitu bekerjasama dengan brand kelas dunia semacam Swarovski. Swarovski, dong~ 

Oh iya, karena proses produknya dibuat dengan cara handmade, hasil jadinya pun bisa terasa lebih personal. Shafira menerima request untuk membubuhkan inisial atau nama dengan Swarovski di dalam produknya. Aku lihat nih gimana jadinya jilbab Shafira yang dikasih permata Swarovski sebagai nama di dalamnya. Cantik sekali! 

Ada beberapa koleksi yang dibawa oleh Shafira juga di dalam acara tersebut, ada beberapa tips juga yang diberikan oleh mereka yang membuat mataku berbinar-binar sebab mencerahkan pengetahuan sekali. Aku suka, aku bahagia. 

Selepas itu, ada Mas Bowie yang mengajarkan tips dan trik foto OOTD. 

Kehadiran Mas Bowie yang memberikan rahasia-rahasia fotografi yang dimilikinya begitu menunjang pembahasan yang sebelumnya diberikan oleh pihak Shafira. Kumemang sedang suka-sukanya dengan dunia fotografi sekarang ini, maka itu rasanya tiba-tiba bahagia gitu. Apalagi, Mas Bowie membawakan materinya dengan begitu jenaka. 

Dari Mas Bowie aku jadi tau kalau foto OOTD itu enggak selalu harus dipakai, bisa juga fashion items-nya diletakkan atau digantung. Namun, Mas Bowie menyarankan untuk foto fashion lebih baik fashion items-nya memang dikenakan. Sebab, jika penggunanya merasa nyaman ketika memakai, maka fashion items tersebut akan semakin tampak fashionable ketika difoto. 

Beberapa hal yang harus diperhatikan saat foto fashion dengan model adalah: 

Lokasi dan background 


Untuk pemilihan lokasi dan backround ini ada dua pilihan. Pertama, pilih background yang memiliki warna senada dengan fashion items yang sedang digunakan. Kedua, pilih backround foto yang tabrak warna dengan fashion items yang digunakan tapi tetap tampak cantik jika dilihat. Yap, sense of art-nya memang harus main banget sih kalau fotografi. 

Komposisi 


Untuk komposisi foto, cahaya sangat berpengaruh di dalamnya. Nah, ini ada ilmu yang baruuuu banget aku tau dari Mas Bowie di acara beberapa waktu lalu. Tentang golden hour yang bisa kita manfaatkan untuk foto, terutama foto yang ada di luar ruangan. Dua golden hour ini bisa dimanfaatkan untuk lebih menonjolkan warna yang ada di dalam fashion items yang sedang digunakan. 

Kedua golden hour tersebut adalah: 

Pukul 07.00 – 09.00 : di waktu ini, cahaya matahari akan menimbulkan warna hijau, biru, pink, ungu, magenta, fuschia, dan jingga. 

Pukul 15.00 – 17.00 : di waktu ini, cahaya matahari akan menimbulkan warna kuning, emas, dan coklat. 

Nah, rumus tersebut bisa dimanfaatkan untuk menonjolkan warna fashion items yang digunakan. Tinggal sesuaikan saja waktu foto dengan warna baju yang mau digunakan. Foto yang kamu hasilkan dijamin akan jauh lebih menawan! 

Postur 


Aku agak kelewatan sih soal yang ini, tapi yang aku ingat ada rumus untuk pengambilan gambar. Peletakan kamera untuk foto fashion harus tegak lurus dengan objek agar objek tetap tampak proporsional di gambar. Nah, gimana peletakan kamera yang baik agar memperlihatkan postur yang sempurna? 

- Sejajar mata 

- Sejajar dada 

- Sejajar perut 

- Sejajar lutut 

Ini jarak pengambilannya juga berpengaruh ya. kalau mau mengambil yang sejajar mata, maka fotografer harus mengambil jarak lebih dekat dengan objek. Kalau mau sejajar dada, harus mengambil langkah lebih jauh dari objek. Dan begitu seterusnya. 

Wah, banyak sekali ilmu yang didapat. Aku senang dengan kesenanganku bersenang-senang lewat tulisan. 









Tabik! 





Pertiwi

You Might Also Like

0 komentar

Kesalahan orang-orang pandai ialah menganggap yang lain bodoh, dan kesalahan orang-orang bodoh ialah menganggap orang lain pandai. - Pramoedya Ananta Toer