Mengatasi Ketidaknyamanan dalam Hidup Itu... | Your Favorite Devil's Advocate
article

Mengatasi Ketidaknyamanan dalam Hidup Itu...

Senin, Agustus 10, 2015

Mengatasi Ketidaknyamanan dalam Hidup Itu...


Hidup.

Sebagai manusia, kita kadang terlampau banyak mengeluh perihal hidup. Terlalu berat, terlalu enggan berpihak, atau hal-hal yang terlalu lainnya. Kemudian, sudahkah mencoba menemukan kiat-kiat untuk mengatasinya?

Saya bukan hendak menulis hal-hal yang sok bijak, saya hanya sempat benar-benar ditampar oleh suatu keadaan. Keadaan di mana sayamenempati tempat yang begitu kecil di antara sekumpulan orang besar. Saya berbeda dari mereka, tapi saya sungguhlah menikmati tamparannya. Tamparan yang menyadarkan saya bahwa sejatinya kita bisa hidup berpadanan dengan semua hal yang dilimpahkan Tuhan kepada kita, asal kita mau mengubah suatu pola: PIKIRAN.

Ada apa dengan pikiran kita?

Tak jarang, hidup membiarkan kita bergandengan dengan keadaan yang tidak nyaman. Dan pada saat demikian, pilihan kita hanyalah dua: menempatkan diri sebagai korban dari kenyataan atau menganggap keadaan tidak nyaman tersebut adalah sebuah kesempatan yang diberikan Tuhan dengan tujuan-tujuan yang pasti akan sangat luar biasa di belakangnya.

Bicara soal kebanyakan, pasti banyak dari kita yang lebih sering menempatkan diri sebagai korban. Ya, di mana kita sebagai pihak yang tidak bersalah merasa tidak sepatutnya menerima keadaan tidak nyaman seperti yang demikian adanya. Maka, keluhan bukanlah hal yang jarang kita lontarkan.

Hello, Gaes, mari kita mulai mengubah p-o-l-a.

Sebetulnya, kita hanya butuh lebih memahami empat hal untuk mengubah pola tersebut. Keempat hal itu adalah…

  • Rendah hati


Dalam bahasa Yunani, rendah hati disebut dengan Praios/Praiotes yang termasuk pada golongan kata yang rendah. Pada masanya, orang-orang yang dipandang ialah mereka yang angkuh. Hingga pada suatu ketika, seseorang datang dengan tabiatnya yang berbeda. Seperti pada umumnya, perbedaan begitu sulit untuk masuk ke sebuah lingkup yang sudah memiliki pakem tersendiri dalam menjalani hidup, di sanalah peran kerendahan hati dalam keadaan yang sangat tidak nyaman begitu dibutuhkan. Banyak orang yang mengartikan kerendahan hati sebagai tindakan manusia-manusia yang selalu mengalah dan menerima bagaimanapun kondisinya walau harus terinjak. Namun nyatanya, kerendahan hati di sini lebih kepada bagaimana kita bisa dengan tepat bersikap dan menempatkan diri pada posisi yang sesuai. Bukan sekadar mengalah pada keadaan, tapi pun bisa berlaku tegas ketika dibutuhkan.

  • Lemah lembut

Well, di bagian ini saya benar-benar tertampar hingga menitikan airmata. Lemah lembut, bukan lemah gemulai, ialah saat di mana kita bisa mengontrol dan menempatkan diri kita pada keadaan emosional yang tepat. Kita patut belajar dari seekor anjing pelacak. Anjing yang tadinya liar dilatih untuk bisa patuh kepada tuannya. Dilatih untuk membaui bebauan yang menyangkut kasus yang ditangani oleh tuannya. Si anjing liar tadi pun tahu, kapan ia harus menjadi seekor anjing yang patuh pada tuannya dan kapan pula ia harus mengeluarkan keliarannya dalam membaui yang dicari. Ya, saya merasa kalah. Kalah oleh anjing karena masih memiliki emosi yang meluap-luap. Dan saya berjanji, saya akan belajar lebih giat. Bahkan dari seekor anjing pelacak.

  • Sabar

Dalam keadaan jatuh sejatuh apa pun, motivator paling hebat akan panjang lebar yang intinya lagi dan lagi hanyalah jatuh pada satu kata: s-a-b-a-r. Sabar adalah kunci. Kesabaran kita dalam menghadapi keadaan tidak nyaman akan membawa kita pada keadaan yang lebih baik dari sebelumnya. Jangan pernah beranggapan bahwa sabar hanyalah sia-sia. Kesabaran akan masuk ke dalam alam bawah sadar kita untuk kemudian meramu ketidaknyamanan menjadi jawab atas doa yang kita rapalkan.

  • Kasih sayang

Kita tak akan asing dengan yang satu ini. Ada berapa jenis kasih sayang yang kita kenal? Kasih sayang terhadap saudara kandung, kasih sayang terhadap sesama makhluk hidup, kasih sayang terhadap lawan jenis, dan yang paling agung tetaplah kasih sayang terhadap Sang Pencipta. Seburuk apa pun keadaan tidak nyaman yang sedang kita jalani, cinta kasih kita terhadap Tuhan yang akan selalu membantu kita agar tetap berpikiran positif. Menerima kehendak-Nya dan selalu percaya bahwa keadaan tidak nyaman tersebut ialah kesempatan yang diberikan Tuhan agar kita bisa menjadi pribadi yang jauh lebih baik dari sebelumnya. Menerima dan percaya bahwa setiap apa yang Tuhan berikan selalu tersemat berkat.

Sekali lagi: Menerima dan percaya bahwa setiap apa yang Tuhan berikan selalu tersemat berkat.

Well, Gaes, tugas kita sebagai umat ialah terus berusaha memantaskan diri untuk menemukan, menerima, dan menikmati berkat Tuhan yang telah disembunyikan. Jangan lagi mengeluh, karena yang terbaik akan hinggap pada manusia-manusi berakhlak baik. Jadi, mari kita sama-sama perbaiki diri agar menjadi pribadi yang sanggup untuk memantaskan diri dalam segala kondisi!





Salam,





Pertiwi

You Might Also Like

35 komentar

  1. Wih, tulisannya lagi bener banget nih. Mau nanya dong. Sabar itu seharusnya nggak ada batas kan, ya?

    Terus, kalo orang bilang kesabaran gue mulai habis, piye toh?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya lagi bener, tumben ya?

      Ya, artinya dia belum sabar dong. Sesederhana itu.

      Hapus
    2. Pernah dengernya sabar itu ada tingkatannya.

      Hapus
    3. Ya tapi tetep kalo pake batas namanya belum sabar.

      Hapus
  2. iyaa setuju banget deh sama tiwi :)

    setiap orang memang harus berubah, jangan cuma diam di satu posisi saja justru harus mencoba dan belajar suatu hal yang baru agar menjadi pribadi yg sanggup memantaskan diri dalam segala kondisi itu :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ya kalo stuck di satu tempat bisa kalah jauh sama yang jalan walau tersaruk-saruk. Let's move! :D

      Hapus
  3. Ini dia tulisan untuk manusia. Bukan untuk mesin.


    Memantaskan diri, ya.

    BalasHapus
  4. Wah thanks. Manfaat banget ini buat peningkatan kepribadian. Point2 diatas emang sebaiknya ada di setiap diri agar bisa jadi lebih baik. Hhe

    BalasHapus
  5. aku suka dengan blog ini artikelnya sangat menarik untuk ku baca... bukan karena BW.. selama aku BW baru kali ini aku melihat blog yang bagus seperti milik kamu... blog ini akan tetap aku simpan,, untuk aku baca baca setiap hari
    salam kenal.. aku Dian..

    Blog aku Ngawidian.com

    BalasHapus
    Balasan
    1. Waah terima kasih, Mbak Dian, atas apresiasinya. Salam kenal juga, tunggu kunjungan baliknya ya :)

      Hapus
  6. aku baca tulisan ini sambil manggut-manggut. Hhehee
    Bener mbak, saya juga sering menganggap diri sendiri sebagai korban dr ketidaknyamanan. Ujung2nya jadi protes dan mengeluh. Yaa ampun :(

    intinya kita harus terus semangat ya mbak untuk memperbaiki diri jd yg lebih baik :)

    BalasHapus
  7. Intinya pandai bersyukur, sabar, dan tawakal ya Mbak Yuli?

    Salam kenal ya :)

    BalasHapus
  8. Gue masih suka ga sabaran Wi, ga sabar pengen ke toilet #apasih..

    gue masih suka ga sabar apa yg gue mau harus ada secepatnya. Pas udah dapat malah biasa aja, mungkin karena gaada efek gregetnya.

    Gue juga belum lemah lembut, belum bisa menempatkan diri dengan sesuai :(

    BalasHapus
  9. baca ini sambil dengerin lagu afgan yah hahahaha

    BalasHapus
  10. pikiran itu magic banget..bener udah kayag magnet, pikiran negetaif otomatis organ tubuh dan lingkungan sekitar jadi negatif...thx for sharing

    BalasHapus
  11. yang tersulit dari semuanya itu SABAR -__-.. Sabar ngadepin anak , sabar ngadepin nasabah yang ga mau ikut aturan, Hufft.... Gimana caranya nyetok sabar ini supaya ga abis-abis ya :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Waah kalau sabarnya habis itu belum sabar, Mbak hehehe semangat yaa :D

      Hapus
  12. kudu dipraktekin satu satu ya Tiw...lumayan berat juga sih sifat sifat ntu buat menguasainya hehehhe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya mesti istiqomah, Mbak. Tapi insyaAllah bisa kok. Semangat! :)

      Hapus
  13. Manteb nh penjelasannya ^^ Tinggal di laksanakan dengan baik :D

    BalasHapus
  14. Wew. Bagus bgt ya artikel kali ini. Sesuatu. Hahaha
    Gua sering bgt tuh nganggep diri sbg korban. Dan akhirnya malah stuck. Fyuh. Hrs berubah jd lebih baik.

    BalasHapus

Kesalahan orang-orang pandai ialah menganggap yang lain bodoh, dan kesalahan orang-orang bodoh ialah menganggap orang lain pandai. - Pramoedya Ananta Toer