Ada salah satu barang yang selalu saja digunakan bahkan setelah baru bangun tidur yaitu adalah hp terutama smart phone atau ponsel pintar. Ada banyak yang menjadi segi pertimbangan seseorang ketika hendak membeli ponsel, diantaranya misal seperti dari daya tahan baterainya. Lalu desain smart phone yang menarik, lalu daya pacu smart phone yang tinggi, sampai penyimpanan smart phone yang besar. Termasuk juga tentu kamera smart phone yang harus jernih, dan fitur smart phone lain-lain.
Menulis. Satu dari sekian mimpi kecilku yang masih kugenggam dan turut mengiringi langkah yang kupijak sampai saat ini. Jika dibanding dengan teman sebaya, mungkin apa yang kuhasilkan dari sini bukanlah hal yang berarti. Tetapi, kurasa, mengerjakan sesuatu dengan limpahan rasa bahagia juga sangat patut untuk dipertimbangkan demi kedamaian pribadi. Maka, ya, aku di sini.
Namun, bukan berarti enggak ada negatifnya. Selain penghasilannya yang enggak menentu setiap bulan—tapi sampai saat ini masih cukup kok, tidak adanya jam kerja yang pasti juga bisa berpotensi buruk pada kesehatan. Terutama kesehatan jantung.
Masih muda, masa bisa kena penyakit jantung?
Menjaga kesehatan jantung bukan hanya untuk lansia, kenali penyebabnya
Jangan salah, pengidap penyakit jantung tuh bukan hanya orang-orang lanjut usia aja. Maka itu, lebih baik jika kita dapat memahami apa saja yang dapat mengganggu kesehatan jantung supaya dapat lebih mudah dalam memperbaiki pola hidup.Nah, berikut adalah beberapa penyebab umum dari penyakit jantung:
· Obesitas
· Kurangnya olahraga
· Punya kadar kolesterol jahat yang tinggi
· Memiliki penyakit diabetes
· Genetik
· Memiliki tekanan darah tinggi
· Kebiasaan merokok
· Terlalu sering mengonsumsi makanan tinggi lemak jenuh dan lemak trans
Untukku pribadi, masalah yang paling sulit untuk dihadapi adalah kurangnya olahraga serta seringnya mengonsumsi makanan yang tinggi lemak jenuh dan lemak trans. Apalagi saat kita semua dianjurkan untuk tetap di rumah aja begini. Wah, sudahlah. Sudah.
Sebelumnya, aku masih suka pergi-pergi keluar. Seenggaknya, ya, jalan untuk cari tempat nulis yang lebih nyaman dari kosan. Sekarang mana bisa? Sudah pada dasarnya kurang suka olahraga, hal yang dikerjakan pun minim sekali pergerakan kecuali jari tangan. Kebayang dong gimana mengerikannya?
Belum lagi, semakin ke sini makanan yang kukonsumsi semakin sembarangan. Pokoknya pilih yang cepat saji dan bisa langsung diantar. Iya, aku bukan orang yang suka masak juga soalnya.
Pun, seperti yang sempat kutulis sebelumnya, apa yang kukerjakan ini enggak punya waktu yang pasti seperti orang-orang lain yang terpaku oleh jam kantor. Jadi, kalau enggak bisa mengatur waktu dengan baik, bisa kebablasan dan lupa istirahat. Sayangnya, aku tipe yang seringkali abai sampai kurang tidur demi tulisan yang sedang kukerjakan.
Lalu, bagaimana cara mudah menjaga kesehatan jantung di tengah kesibukan?
Perlahan, aku mulai menyadari bahwa kebiasaanku tersebut sangatlah tidak baik untuk kesehatan jantung. Maka, perlahan aku mencoba untuk mengubah sedikit demi sedikit perilaku sebelumnya.Pertama, menjauhi makanan pemicu masalah jantung dan memperbanyak mengonsumsi lemak tak jenuh. Di saat pekerjaan menulisku enggak terlalu padat dan menyita waktu, aku mulai mencoba untuk memasak apa yang aku bisa. Mengurangi konsumsi olahan daging, mentega dan margarin, serta sejenisnya. Belum terlalu sering, sih. Ya, namanya juga proses.
Kemudian, menjaga berat badan ideal. Jujur, ya, selama pandemi dan dianjurkan untuk di rumah aja ini timbanganku pelan-pelan terus bergeser ke kanan. Sangat mengkhawatirkan. Sebab, berat badan yang berlebih memerlukan darah yang lebih banyak. Artinya, pekerjaan jantung untuk memompa darah ke seluruh tubuh pun bertambah. Enggak mau dong selepas PSBB malah obesitas dan kena penyakit jantung? Makanya belakangan aku juga mulai konsen di sini juga.
Menjaga kesehatan mental agar terhindar dari stres berlebih juga perlu. Lho, kenapa jadi nyambung ke kesehatan mental? Iya, karena—untukku pribadi—stres seringkali memicu timbulnya kebiasaan yang tidak baik. Contohnya: makan sembarangan secara berlebihan, kembali malas bergerak, semakin kurangnya istirahat, dan sebagainya. Nah, melakukan meditasi dan olahraga tipis-tipis dapat cukup membantu menjaganya agar tetap stabil.
Untuk kalian yang merokok—aku enggak soalnya, upayakan kurangi merokok atau kalau bisa berhenti sekalian akan lebih baik. Sebab, kandungan tembakau yang ada pada asap rokok dapat membuat pembuluh darah arteri menjadi sempit dan merusak jantung. Maka dengan mengupayakan berhenti merokok, risiko terkena penyakit jantung juga akan lebih rendah.
Terakhir, aku mulai aktif melakukan olahraga. Beruntung aku punya beberapa teman yang begitu aktif membagikan cerita workout-nya, hal tersebut akhirnya menginspirasiku juga untuk mulai melakukannya. Dan, benar aja, padahal belum lama aku rutin olahraga, tapi dampaknya ke tubuh udah sangat terasa. Selain jadi lebih segar, berefek juga ke nafsu makan yang lebih terkontrol, jam tidur yang membaik, dan keadaan hati menjadi lebih riang.
T-tapi… enggak sanggup deh rasanya kalau harus gerak dengan olahraga kayak orang-orang gitu, berat. Gimana, dong?
Enggak masalah kok kalau masih belum sanggup untuk workout kayak yang sering di-share sama orang-orang. Yang terpenting adalah kemauan untuk melakukan aktivitas fisik agar jantung lebih sehat. Nah, untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dalam hal tersebut, Malaysia Healthcare mengajak kita untuk ikut bergerak lewat campaign Dance with Your Heart di Instagram.
Campaign ini sederhana, kok. Kita hanya perlu mengunggah video pendek yang memperagakan gerakan Dance with Your Heart di Instagram Story. Panduan koreografinya sudah ada, tapi kalau mau bikin gerakan sendiri juga boleh banget. Jadi kalau kamu butuh “pemicu” untuk mulai menggerakkan tubuhmu, ikutan aja tantangan dari Malaysia Healthcare ini.
Periode untuk ikut serta Dance with Your Heart ini dimulai dari 16 September 2020 — 28 September 2020. Dengan ikut serta dalam campaign ini, kamu enggak hanya menyebarkan semangat jantung sehat ke diri dan lingkungan sosialmu, tapi juga punya kesempatan untuk memperoleh hadiah senilai dua juta rupiah untuk sepuluh orang pemenang! Informasi selengkapnya bisa kamu pantau langsung melalui akun Instagram @medtourismmy.id ya.
Kesibukan bukan alasan untukmu abai pada kesehatan jantungmu, kan? Yuk, sebarkan semangat jantung sehat mulai dari sekarang!
Tabik,
Pertiwi
Kembali melaksanakan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) agaknya cukup meningkatkan kekhawatiran sebagian orang terhadap virus Covid-19. Namun, bagiku pribadi, adanya kekhawatiran yang tumbuh tersebut bisa jadi sebuah harapan agar kita semua bisa selalu waspada dan semakin disiplin dalam melakukan upaya pencegahan penularan dengan patuh pada protokol kesehatan.
Selain upaya pencegahan yang dilakukan, penting pula untuk menjalani tes agar kita bisa mendeteksi ada atau tidaknya virus corona di dalam tubuh kita. Ya, supaya kita dan orang-orang terdekat bisa lebih tenang dan terjaga juga, kan?
Rapid Test dan PCR Test
Nah, saat ini ada dua metode yang biasa dilakukan untuk mendeteksi keberadaan virus Covid-19, yaitu rapid test dan PCR test (atau sering disebut dengan swab test). Walaupun sama-sama digunakan untuk mendeteksi virus corona, keduanya memiliki beberapa perbedaan. Antara lain:Pertama, dari tujuan pemeriksaannya sendiri. Rapid test digunakan untuk skrining, sementara PCR test dilakukan untuk menemukan diagnose pasti.
Jenis sampel yang diambil dari kedua tes ini pun berbeda. Rapid test dilakukan dengan mengambil sampel darah untuk memeriksa virus menggunakan antibodi IgG dan IgM yang terdapat di dalam darah. Antibodi tersebut akan terbentuk di dalam tubuh saat kita mengalami infeksi virus. Jadi, kalau ada infeksi virus di dalam tubuh kita, jumlah antibodi IgG dan IgM tadi akan bertambah. Hasilnya nanti dapat menyatakan reaktif (ada infeksi virus) atau non-reaktif (tidak ada infeksi virus). Namun, ya, hasil dari rapid test tersebut bukanlah diagnosa pasti yang menggambarkan infeksi Covid-19. Jika ingin hasil yang lebih akurat, disarankan untuk menjalani PCR test sebagai tes lanjutan.
Sementara PCR (Polymerase Chain Reaction) test adalah pemeriksaan labolatorium untuk mendeteksi keberadaan material genetic dari sel, bakteri, atau virus yang saat ini digunakan juga untuk mendeteksi material virus corona. Pemeriksaan PCR test menggunakan sampel lender yang diambil dari dalam hidung maupun tenggorokan, karena dua area tersebut merupakan tempat virus menggandakan dirinya. PCR test ini dinilai lebih akurat dengan hasil akhir positif atau negatif.
Dilihat dari waktu pemeriksaannya pun, rapid test dan PCR test memiliki perbedaan yang cukup tampak. Rapid test hanya membutuhkan waktu 10-15 menit hingga hasilnya dapat kita lihat. Sementara PCR test membutuhkan waktu yang lebih panjang, bisa beberapa jam atau bahkan beberapa hari sampai hasilnya sampai di tangan.
PCR Test untuk Memastikan Hasil Rapid Test
Maka di sinilah pentingnya kita untuk melakukan PCR test untuk memastikan hasil rapid test tersebut. Sebab, sampai saat ini, PCR test merupakan pemeriksaan diagnostic yang dianggap paling akurat untuk memastikan apakah seseorang menderita Covid-19.
Jika ingin melakukan PCR test di tempat-tempat yang terpercaya di Jakarta, kamu bisa mendapatkan informasi mengenai lokasi, harga, detail prosedur, sekaligus book appointment langsung dari Halodoc. Kamu bisa menyesuaikannya dengan kebutuhan terkait dengan jarak, harga, waktu, dan lama pemeriksaannya tanpa harus mendatangi klinik atau rumah sakit satu persatu terlebih dahulu.
Informasi yang lengkap soal lokasi PCR test di Halodoc ini bisa diakses dengan sangat mudah dalam genggaman tangan. Kalau sudah menemukan tempat yang paling sesuai dengan kebutuhan, tinggal datang sesuai dengan waktu booking yang sudah dilakukan sebelumnya. Lebih praktis dan meminimalisir aktivitas di luar juga, kan? Sebab kita masih sama-sama dianjurkan untuk tetap di rumah aja jika keadaan tidak terlampau mendesak.
Kalau ada keluhan mengenai kesehatan lainnya, kamu juga dapat melakukan cek kesehatan mandiri lewat Halodoc. Bisa konsultasi ke dokter langsung dan beli obat juga, lho. Fitur yang cukup lengkap dari aplikasi kesehatan satu ini, bagiku, benar-benar memberikan solusi yang terpercaya dalam memenuhi kebutuhan masyarakat. Apalagi di masa pandemi seperti ini.
Well, ya, semoga kita semua bisa tetap menjaga kesehatan dengan baik dan melewati masa-masa yang berat ini sampai bayang-bayang virus ini berakhir, ya. Aamiin.
Tabik!
Pertiwi
Tau gak apa yang paling aku rindukan di masa pandemi begini? Ngobrol sama orang. Ngobrol yang benar-benar tatap muka sama manusia. Bukan dengan perantara ruang obrolan di aplikasi, video jarak jauh, atau segala media lainnya yang dinilai sebagian orang dapat “menggantikan” kehadiran yang hilang.
Bagiku, keberadaan dalam bentuk fisik rasanya jauh lebih berarti. Terlebih, ya, tau sendiri gimana beratnya tahun 2020 yang sedang sama-sama kita alami ini. Aneh, ya? Padahal, aku pada dasarnya bukan orang yang terlalu suka berbincang-bincang, hanya mengungkap hal yang dirasa perlu dan penting saja. Ya, sekelam itu memang.
And finally, hari di mana aku bisa bertemu langsung dengan beberapa teman dan sedikit bercakap akhirnya datang. Dufan memang tempat yang paling tepat untuk melepas beban. Dan pastinya do fun bareng teman dan kerabat! Ta-tapi, emangnya aman ya main ke Dufan sewaktu pandemi masih berlangsung begini?
Well, itu juga yang awalnya aku khawatirkan. Namun, setelah diinfokan bahwa pihak Dufan telah menerapkan protokol yang cukup ketat, akhirnya aku mencoba untuk percaya dan membuktikannya langsung di tempat kejadian. Sekalian buat ngasih info juga yaa ke kalian, soalnya waktu aku share cerita main ke Dufan di Instagram, banyak juga yang nanya.
Gimana sih penerapan protokol kesehatan di Dufan?
Aku akui penerapannya cukup bagus. Petugas yang ada di sana pun sangat membantu kami untuk tetap tertib mematuhi aturan yang berlaku.Pembelian tiket secara online
Karena loket tiket belum dibuka, kita bisa langsung mengunjungi situs www.ancol.com untuk pemesanan tiket. Tanggal kedatangannya harus sesuai ya dengan yang sudah di-submit. Untuk anak dengan usia di bawah sembilan tahun dan ibu hamil yang rentan terhadap virus Covid-19 tidak diperbolehkan masuk. Dewasa sampai usia 60 tahun dapat berekreasi secara normal sesuai jam operasional. Kalau untuk usia 60 tahun ke atas hanya dapat berekreasi di kawasan pantai, ecopark, dan pasar seni pada pukul 06.00-10.00 WIB.
Oh iya, kita juga wajib memiliki keterangan domisili di wilayah DKI Jakarta. Bisa berupa KTP, SIM, Paspor, atau kartu pelajar. Yap, masih khusus untuk warga Jakarta, ya. Nanti, kita akan diminta untuk menunjukkan identitas domisili tersebut kepada petugas. Usut punya usut sih satu identitas DKI Jakarta tersebut bisa mewakili teman-teman lain yang dibawanya. Asalkan yang pesan tiket nantinya yang memiliki identitas tersebut, ya.
Pemeriksaan suhu badan
Kalau mau main dan have fun di Dufan, pastikan bahwa kondisi tubuh kita sedang baik-baik saja, ya. Karena, percuma kalau nanti udah jauh-jauh datang ternyata sewaktu suhu badannya dicek oleh petugas malah disuruh pulang. Pengunjung dengan suhu badan di atas 37.3 derajat celcius tidak diizinkan untuk masuk dan akan diarahkan untuk meninggalkan lokasi, pun dengan pengunjung pendampingnya. Jadi, waktu kunjungannya nanti akan di-reschedule.
Wajib pakai masker!
Yap, semua pengunjung yang berada di wilayah Ancol diwajibkan untuk menggunakan masker. Masa mau main dan senang-senang harus pakai masker, sih? Ya masa niatnya mau main dan senang-senang malah pulang bawa virus mematikan, sih? Aturan ini udah sesuai dengan protokol kesehatan yang berlaku dari pemerintah juga. Ikuti aja, ya, demi kenyamanan kita bersama. Please-lah, supaya Corona ini segera kelar. Heu.
Jangan lupa untuk selalu jaga jarak
Mulai dari antrian di pintu masuk, tempat duduk, sampai semua wahana yang ada di dalam Dufan sudah menerapkan ini. Jadi jangan heran kalau nantinya banyak lihat tanda X (silang) berwarna kuning di mana-mana, ya. Itu digunakan untuk memberikan jeda antarpengunjung supaya tidak terlampau dekat. Sebab kata Dewi Lestari, “Kita baru bisa bergerak jika ada jarak, dan saling menyayang bila ada ruang.” Hiyaaaa.
Ada handsanitizer di mana-mana
Penting banget ya untuk menjaga tangan kita tetap higienis. Di area Dufan sendiri sudah tersedia handsanitizer tepat di depan gate masuk. Di situ aja? Oh, enggak dong. Ada di mana-mana! Bahkan, setiap mau naik wahana-wahana yang ada di sana, petugasnya selalu sigap memberikan handsanitizer dulu ke tangan kita. Wahananya sendiri juga dibersihkan secara berkala.
Enggak hanya itu, ada petugas khusus juga yang keliling untuk nyemprotin disinfektan. Jadi, insyaAllah bisa tetap senang selamat bareng-bareng di Dufan.
Ada rekomendari wahana yang seru gak di Dufan?
Yap! Ada banget. Namanya Kereta Misteri. Waktu tanya-tanya sih katanya wahana satu ini baru dibuka Desember 2019 lalu. Masih terbilang cukup baru, ya. Peminat terhadap wahana ini juga kayaknya lumayan tinggi, soalnya waktu aku ke sana antriannya sampai mengular saking panjangnya.Untuk kamu yang suka memacu adrenalin atau sekadar menuntaskan rasa penat di kepala dengan berteriak bebas, wahana ini sangat cocok! Aku enggak bisa ngomongin banyak tentang wahana ini, karena akan jauh lebih seru kalau nantinya kamu bisa langsung cobain.
Aku dan beberapa teman yang mampir untuk mencoba wahana ini sampai enggak bisa berhenti ketawa-ketawa karena takjub dan lepasnya beban selaras dengan teriakan yang lepas di dalam sana. Efek sampingnya hanya membuat dengkul lemas sementara. Hahaha!
Well, siapa yang udah ngerencanain mau main ke Dufan?