Bagian Chorus atau Reff

Selanjutnya, kamu akan memasuki bagian chorus atau reff. Bagian ini biasanya menjadi bagian yang paling dihafal oleh penggemar dan menjadi ciri khas tersendiri dari lagu tersebut. Untuk lirik "pergi saja engkau pergi dariku" gunakan chord C lalu C/D. Dilanjutkan dengan kunci Bm dan Em untuk "biar kubunuh perasaan untukmu".

Chord gitar "Waktu yang Salah" bagian lirik "meski berat melangkah" ialah kunci Am. Pada lirik "hatiku hanya tak siap terluka" gunakan kunci D, G, lalu Dm. Lanjutkan pada lirik "beri kisah kita sedikit waktu, semesta mengirim dirimu untukku" dan gunakan kunci yang sama pada bagian chorus lirik pertama dan kedua.

Bagian chorus terakhir yaitu "kita adalah rasa yang tepat" kamu mainkan chord Am dan D. "Di waktu yang salah" gunakan kunci G. Lanjutkan pada bagian verse 3. Chord yang digunakan sama dengan bagian verse sebelumnya. Perbedaannya hanya pada liriknya saja, yaitu "hidup memang sebuah pilihan, tapi hati bukan untuk dipilih, bila hanya setengah dirimu hadir, dan setengah lagi untuk dia".

Setelah itu, kembali lagi pada bagian chorus atau reff. Lirik dan chord waktu yang salah pada bagian chorus sama seperti bagian chorus sebelumnya. Kemudian, kamu memasuki bagian bridge dengan lirik pertama yaitu "bukan ini yang kumau, lalu untuk apa kau datang, rindu tak bisa diatur, kita tak pernah mengerti". Gunakan kunci Em, D, lalu C pada lirik tersebut.

Berikutnya, terdapat lirik "kau dan aku menyakitkan" menggunakan kunci Em, D, C, D. Setelah bagian bridge ini selesai kemudian kembali lagi pada bagian chorus dengan kunci yang sama dengan sebelumnya. Terakhir, kamu memasuki bagian choda dengan kunci C, Bm, Am, D, dan G. Setelah bagian ini maka lagu berakhir.

Lirik dan chord "Waktu yang Salah" ini bisa kamu coba dengan menggunakan gitar. Lakukan latihan untuk beberapa kali latihan agar bisa lebih tepat dari lirik dan kuncinya. Setelah itu, kamu dapat menikmati lagu ini dengan menyanyikan dan mengiringinya sendiri dengan musik yang merdu yaitu gitar.

Entah sudah berapa bulan pandemi Covid-19 ini menyerang dunia. Banyak orang yang harus berlapang dada kehilangan sumber penghidupan. Sebab, ya, mengutuki keadaan pun buat apa? Kesulitan ini sedang kita semua rasakan. Maka, aku pribadi sangat salut kepada mereka yang masih tangguh memutar otak untuk tetap mendapatkan penghasilan.

Bukan hanya kegigihan, tapi juga kreativitas dituntut untuk memilih upaya yang cocok untuk dijalankan. Mesti jeli menganalisis sekitar, memilih produk, menentukan target pasar, membuat inovasi sebagai bentuk pembaruan, sampai pada proses bagaimana barang yang dijual bisa sampai dengan cepat dan aman ke tangan pelanggan lewat jasa pengiriman.

Di lingkaran teman-temanku sendiri, kulihat ada beberapa yang mulai membuka usaha rumahan. Kebanyakan membuat kreasi makanan. Mulai dari yang tradisional sampai yang kekinian. Ada yang jual makanan berat, pun tidak lupa dengan camilan. Pokoknya kalau buka-buka status WhatsApp atau Instastory mereka bawaannya laper terus!

Nah, menurutku, upaya yang mereka lakukan untuk menyambung hidup tersebut sangatlah tepat. Memilih makanan sebagai salah satu kebutuhan primer manusia untuk dijual ke khalayak tuh oke banget. Biarpun sedang masa krisis begini, yang namanya manusia pastinya butuh makan. Walau yang jual makanan banyak, insyaAllah masih akan tetap laku juga. Percaya aja, ya, yang namanya rezeki mah enggak akan tertukar.

Namun, ya, dengan banyaknya orang di sekelilingku yang mulai buka usaha makanan begini, aku jadi mikir berarti mereka harus pilih jasa pengiriman barang yang tepat dong ya supaya makanan yang mereka jual bisa sampai dalam keadaan yang masih sangat baik ke pelanggan. Karena, kalo enggak kan bisa menurunkan kualitas dari makanannya itu sendiri. Ya, gak, sih?

Tabik!

Pertiwi

Sejak work from home jadi lebih dekat dan lebih banyak menghabiskan waktu dengan keluarga, ya? Aku dan Ilham menggunakan kesempatan yang ada untuk membicarakan hal yang lebih jauh dari kebersamaan kami sekarang. Karena, ya, masih ada sangat banyak hal yang harus dipelajari dan disesuaikan dari dua kepala yang berbeda.

Nah, deep talk selalu menjadi jawaban yang kami pilih untuk mencari jalan dan menyatukan. Dan ternyata, salah satu fokus kami untuk rencana besar yang ada di kepala tuh sama, lho! Yap, untuk memiliki tempat tinggal pribadi yang nyaman. Pasalnya, saat ini kami masih tinggal di rumah kost yang ala kadarnya aja.

Sebelum menikah, hal ini sudah sempat kami bicarakan. Kami sepakat untuk memilih apartemen sebagai hunian bersama selanjutnya. Kenapa apartemen? Sederhananya, karena merasa bahwa apartemen lebih cocok dengan gaya hidup kami selama ini. Perihal fasilitas, keamanan, dan kepraktisannya pun menjadi sorotan utama yang penting. Mulailah kami mencari di area timur Jakarta, Cikarang.

Masih ada yang ingat dengan Meikarta? Proyek pembangunan kota baru berskala internasional yang merupakan proyek investasi Lippo Group di Cikarang tersebut sempat diisukan terhenti, tapi ternyata enggak seperti itu lho. Bahkan, proyek besar ini sudah mulai melakukan serah terima ke penghuni sejak 31 Maret 2020 lalu. Kami cukup tertarik sih, sebab dari segi harga cukup terjangkau. Terbilang mulai dari 200 jutaan untuk ukuran studio dengan cicilan satu jutaan per bulannya. Enggak beda jauh dengan harga sewa kost kami sekarang.

Di Meikarta Cikarang sendiri saat ini terdiri dari dua distrik: District 1 memiliki 28 tower yang sudah selesai topping off dan mulai serah terima pada 31 Maret lalu, dan District 2 memiliki 30 tower yang saat ini masih dalam proses pembangunan.

Sebagai kota baru, Meikarta juga memiliki taman kota Central Park seluas 105 hektar dengan danaunya yang cantik di tengah taman. Nah, taman kota ini bisa difungsikan sebagai jogging track, pusat rekreasi dan entertainment untuk menunjang healthy living dan lifestyle penghuninya. Cocok banget gak sih untuk kaum milenial kayak aku dan Ilham? Ehehe.

Selain itu, dengan mengusung konsep Smart Living Apartment, kurasa Meikarta Cikarang memang ideal untuk tempat tinggalku dan Ilham nantinya karena menyediakan dukungan fasilitas digital yang menarik.

Mulai dari adanya internet fiberoptic yang stabil dengan kecepatan 1GBPS untuk akses internet super cepat. Kegiatan perkontenan akan semakin lancar dong pastinya. Sampai ada pula fasilitas Smart PopBox yang akan memberikan notifikasi di handphone penghuni bila ada penerimaan dokumen maupun barang.

Yang enggak kalah penting, tersedia aplikasi MyMeikarta sebagai sarana informasi yang update untuk semua penghuni. Dapat melakukan pembayaran dan pengecekan langsung juga di sana. Serta ada fitur CCTV juga di dalamnya, sehingga penghuni bisa memonitor situasi di lobi dan koridor unitnya secara langsung.

Belum lagi fasilitas publiknya yang menurutku sudah cukup lengkap. Ada rumah sakit, sekolah, bioskop, shopping center, aneka tempat nongkrong dan jajan kekinian, serta akses transportasi yang lengkap dan mudah. Jadi, walaupun ada di Cikarang, enggak perlu bingung dan repot untuk menuju ke sana.

Usut punya usut, akan ada 10-20 orang yang diserahterimakan unitnya pada setiap harinya. Jadi, calon penghuni enggak perlu menunggu lebih lama lagi untuk menikmati investasi mereka dan langsung tinggal di dalamnya. Pun secara bertahap, setiap bulannya akan ada serah terima tower-tower lain di Meikarta Cikarang ini sampai total 28 tower pada akhir 2020 nanti.

Kalau begini, rasanya pengen cepat-cepat mengamankan investasi ini deh untuk kami~

Untuk informasi lebih lanjut, bisa langsung kunjungi:

Instagram: @themeikarta

Youtube: The Meikarta

Tabik!

Pertiwi

Virtual ride kayak gimana, tuh?

Gini, Gengs, gambaran mudahnya adalah kita bisa tetap mengikuti PRURide Indonesia 2020 Virtual Ride ini di sekitar tempat tinggal masing-masing. Enggak disatuin di satu kota kayak sebelumnya. Dalam pelaksanaannya pun sejalan dengan anjuran dari pemerintah. Misalnya di DKI Jakarta, pemerintah mengumumkan bahwa berolahraga secara mandiri di area sekitar tempat tinggal—termasuk bersepeda—merupakan kegiatan yang tidak dilarang selama mengikuti protokol kesehatan.

Nah para peserta nantinya bisa memilih satu di antara dua kategori: Gran Fondo (135 km) atau Medio Fondo (70 km). Ini bisa diselesaikan secara langsung atau bertahap, ya. jadi disesuaikan aja dengan kemampuan fisik masing-masing. Asal tetap dilakukan selama batas waktu yang ditetapkan, yaitu mulai 20-23 Agustus 2020. Enak, kan, bisa nentuin sendiri? Untuk capaiannya nanti akan tercatat di aplikasi khusus yang sudah disiapkan.

Keunikan PRURide Indonesia 2020 Virtual Ride

Selain jarak tempuh yang lebih Panjang dan menantang dari tahun sebelumnya, ada lagi nih yang menurutku pribadi sangat menarik dari event sepeda yang satu ini. Pertama, seluruh peserta nantinya akan mendapatkan jersey keren yang diberi nama Silver Rider Jersey. Penampakannya yang istimewa dan lebih classy ini sekaligus sebagai symbol dari 25 tahun kehadiran Prudential di Indonesia.

Yang kedua, adanya MedaLink yang unik banget! MedaLink ini akan didapatkan oleh seluruh finisher dari ajang PRURide Indonesia 2020 Virtual Ride untuk mengapresiasi upayanya menaklukan tantangan dan jarak tempuh yang telah disediakan. Lho, uniknya di mana? Well, jadi MedaLink ini sebenarnya terdiri dari dua bagian yang saling terhubung dengan medali dari ajang yang sama di tahun 2021. Kalau ikut tahun ini, kita baru akan dapat MedaLink part 1, untuk dapat part 2 ya tentunya harus ikut PRURide Indonesia lagi di tahun 2021.

Kenapa dibuat demikian? Sebab untuk menginspirasi bahwa gaya hidup sehat dan aktif adalah sebuah komitmen jangka Panjang yang sepatutnya kita fokuskan. Filosofis banget gak, tuh?

Gimana cara ikutan PRURide Indonesia 2020 Virtual Ride?

Untuk pendaftarannya sendiri sebetulnya sudah dibuka sejak tanggal 8 Juni 2020. Gampang banget kok. Tingal buka http://bit.ly/pruridevr2020 dan langsung klik bagian “Pendaftaran”. By the way, untuk pendaftaran early bird mulai 8-15 Juni 2020 ini akan dapat diskon 50% jadi Rp125.000 aja, lho! Habis itu tinggal duduk manis di rumah untuk menantikan Silver Rider Jersey sampai ke tangan untuk diajak bersepeda di event PRURide Indonesia 2020 Virtual Ride. Jangan lupa unduh aplikasinya juga ya nanti.

Gimana? Mau nge-gowes bareng gak nih kita?