Film Mahasiswi Baru: Memaknai Kehilangan dengan Langkah Riang | Your Favorite Devil's Advocate
film

Film Mahasiswi Baru: Memaknai Kehilangan dengan Langkah Riang

Sabtu, Agustus 03, 2019

Film Mahasiswi Baru: Memaknai Kehilangan dengan Langkah Riang

Apa, sih, yang kamu lakukan ketika menghadapi kehilangan? Menangis? Mengutuki takdir? Atau mencoba tetap tegar walau hati teriris-iris?

Ada sebuah teori dalam ilmu psikologi yang disebut dengan “5 stages of grief”, di mana setiap orang yang kehilangan sesuatu atau seseorang yang sangat dicintainya akan melewati lima fase, yaitu:

1. Denial
2. Anger
3. Bargaining
4. Depression
5. Acceptance

Namun, di dalam film Mahasiswi Baru, aku melihat loncatan fase yang cukup signifikan jika dibandingkan dengan teori di atas.

Serius banget, ya? Padahal filmnya lucu, lho. Hahaha. Kalau enggak percaya, silakan ditonton dulu trailer-nya, ya:


Widyawati, yang berperan sebagai Lastri, mengejutkan banyak pihak dengan keputusannya untuk mendaftarkan diri sebagai mahasiswi baru di Universitas Cyber Indonesia. Bayangkan, Lastri yang sudah berusia tujuh puluh tahun berbaur di antara anak-anak yang baru saja menanggalkan seragam putih-abunya. Jelas saja keberadaannya menjadi pusat perhatian sejak pertama kali eksistensinya tersorot oleh dua kakak senior saat ospek dilakukan.

Bukan tanpa sebab, tindakan yang diambil oleh Lastri ini memiliki makna yang begitu dalam. Terkait dengan pembahasan yang membuka ulasan film ini, sepertinya Lastri sedang berada di fase pertama: denial.

Namun, siapa sangka dengan perbuatannya yang cukup ekstrem tersebut malah membawa Lastri kepada banyak sekali kejadian yang mungkin tidak terbangkan olehnya di awal? Bermula dari perkenalannya dengan Sarah (Mikha Tambayong), Reva (Sonia Alyssa), Danny (Morgan Oey), dan Erfan (Umay Shahab), Lastri memulai hidup barunya sebagai seorang mahasiswi dengan banyak sekali kisah menarik di dalamnya.

Serba-serbi rasa dari film Mahasiswi Baru

Film Mahasiswi Baru: Memaknai Kehilangan dengan Langkah Riang
Monty Tiwa sebagai sutradara—kurasa—cukup sukses menyajikan banyak rasa di film terbarunya, cukup lengkap sebagai sebuah tontonan segala usia dengan berbagai selera. Kamu akan dihujani tawa yang tergelak lepas. Kemudian, ada manisnya kisah dua sejoli yang terbakar romansa. Ada dialog-dialog pahit tentang hidup yang melatih tokoh-tokohnya untuk patah berulang kali. Dan, tidak lupa dengan sindiran-sindiran satir yang—tentu saja, buatku—menampar sekali.

Pengemasan banyak rasa dalam satu sajian ini bisa kubilang cukup apik. Enggak terkesan memaksa, karena alur yang dibuat cukup halus dan sesuai dengan porsinya masing-masing. Dengan kata lain, antara rasa yang satu dengan yang lainnya bisa saling menopang sehingga terjadi keutuhan cerita yang siap dikonsumsi publik.

Mengenal berbagai macam karakter mahasiswa

Film Mahasiswi Baru: Memaknai Kehilangan dengan Langkah Riang
Reva, Danny, Sarah, Lastri, Erfan
Aku pernah menulis tentang balada anak sastra di blog ini. Nah, kalau film Mahasiswi Baru ini menampakkan macam-macam karakter mahasiswa dalam versi yang lebih luas lagi.

Ada Erfan, diperankan oleh Umay, yang menampilkan gambaran mahasiswa sekaligus aktivis. Sebenarnya, tipe yang satu ini adalah yang sangat enggak aku sukai di dunia nyata. Namun, karena diperankan oleh Umay, enggak bisa enggak gemas dong sama karakter Erfan!

Reva, yang diperankan oleh Sonia Alyssa, adalah gambaran mahasiswa yang sekilas seperti pemuda harapan bangsa sebagaimana berotak cerdas pada umumnya. Namun, ternyata ada kerumitan hidup yang harus ditanggung agar dapat bertahan selayaknya remaja kebanyakan.

Film Mahasiswi Baru: Memaknai Kehilangan dengan Langkah Riang

Ah favoritku adalah Sarah, yang diperankan oleh Mikha Tambayong. Kenapa jadi favorit? Sebab, Sarah di dalam film Mahasiswi Baru tampak banyak sekali menebarkan energi positif sebagai mahasiswi yang rajin sehingga cukup membantu saat karakter lain sedang berada di posisi yang kurang baik.

Lalu ada Danny, yang diperankan oleh Morgan Oey. Asli, deh, melihat Danny tuh serasa melihat diriku sendiri dalam versi yang berlebihan. Wahaha. Danny ini tipe mahasiswa update yang tidak bisa terlepas dari media sosial. Pokoknya, enggak ada hari tanpa menyajikan konten kepada para pengikutnya di Instagram.

Last but not least, tentu saja Lastri sebagai bintang utama yang diperankan oleh Widyawati. Sesungguhnya, Lastri di dalam film ini menampilkan kekhasan dari mahasiswi lugu kebanyakan. Namun karena keunikan terkait usia di kampus tersebut, jadilah ia sebagai sorotan yang akhirnya membawa Lastri ke tengah kericuhan anak-anak remaja.

Memaknai kehilangan ala Lastri

Film Mahasiswi Baru: Memaknai Kehilangan dengan Langkah Riang

Dari banyaknya nilai di balik tawa yang tersaji dalam film ini, hal yang paling menancap dalam benakku adalah tentang bagaimana mengatasi kehilangan yang begitu dalam.

Jika kembali mengacu pada teori psikologi yang aku sebutkan sebelumnya, aku pernah stuck begitu lama di fase depresi sampai akhirnya dapat memaafkan diriku dan keadaan untuk sampai ke fase penerimaan. Sulit, jelas sulit. Namun Lastri, di dalam film Mahasiswi Baru ini, meloncati fase-fase sulit tersebut dengan caranya sendiri.

Mungkin, yang membuatnya berbeda adalah bagaimana Lastri memaknai kehilangan itu sendiri. Dengan ketangguhan di balik tubuhnya yang tidak lagi muda, Lastri menunjukkan bahwa kehilangan tidak seharusnya membuat langkah kita tertahan. Tidak semestinya kehilangan membuat dunia kita berhenti berputar. Bahwa kehilangan bisa jadi merupakan awal yang dinantikan.

Jika nanti Semesta membuatku kembali merasakan kehilangan, aku harap aku sudah berada pada level Lastri untuk bisa menghadapinya dengan riang.

Mulai kuliah tanggal 8 Agustus 2019!

Film Mahasiswi Baru: Memaknai Kehilangan dengan Langkah Riang

Semua rasa yang sudah aku tuliskan di atas tentang film Mahasiswi Baru bisa mulai kamu nikmati di bioskop kesayangan pada tanggal 8 Agustus 2019. Tandai kalender kamu, yaa. Jangan lupa ajak juga pasangan, kerabat, atau bahkan orangtua untuk menonton bersama. Sebab, film ini sangat tepat untuk dijadikan tontonan keluarga yang begitu sukses menghapus gap generation yang biasa terjadi di film-film kebanyakan.

Siapkan buku dan alat tulismu, ya. Ayo kuliah!








Tabik!




Pertiwi

You Might Also Like

12 komentar

  1. Perihal kehilangan memang milik siapapun. Aku jadi penasaran sama filmnya, yg menghibur tapi ada makna yg diselipkan juga ya. Wah tayang mulai besok doong ini

    BalasHapus
  2. Tinggal besok banget ya, premiernya. Jangan2 setelah nonton jadi pengin kuliah lagi. Hahaha

    BalasHapus
  3. Penjelasan mba tiwi bikin aku makin pengen nonton film ini. Ngajak ibuku, yg dulu kuliah S1 ketika usia beliau memasuki angka kepala 5. Penasaran!

    BalasHapus
  4. Besok 8 Agustus tayang ya. Asli, saya begitu lihat trilernya langsung ngakak. Ini mah wajib nonton buat ngendorin urat syaraf hehehe

    BalasHapus
  5. biasanya ada batasan umur ya kalau kuliah, tapi seru juga kalau ada yang seperti ini hehe.. mudah2an sisi konflik bisa diperankan masing2 dengan apik. Kalau Widyawati, aku ngga ragu!

    BalasHapus
  6. Kehilangan memang tidak pernah ringan rasanya. Akan selalu ada fase berat yang mengikutinya. Dan Lastri mampu memaknainya dg cara yg berbeda. Salut.

    BalasHapus
  7. Sepertinya asik nih film untuk di tonton ya kak, mengenang masa masa perkuliajan tapi dari sudut pandang wanita jd penasaran

    BalasHapus
  8. Mantap, deh! Cara Tiwi mengulas film Mahasiswi Baru berbeda dengan ulasan teman-teman lainnya, termasuk saya sendiri tentunya wkwkwk...

    Tidak terbersit sedikit pun untuk membahas kehilangan yang tersirat dalam film tersebut :))

    BalasHapus
  9. Ternyata ada cerita sedih yang menjadi latar belakang Oma Lastri kuliah lagi. Film ini sudah masuk wishlist saya. Semoga bisa segera menontonnya

    BalasHapus
  10. Penasaran sama film ini, kebayang gimana rasanya jadi mahasiswa usia 60 tahun, apalagi review mba Tiwi menggelitik bikin penasaran

    BalasHapus
  11. aku jadi penasaran alur film ini sampai akhir, unik banget sih konsepnya oma-oma yang jadi mahasiswa baru

    BalasHapus
  12. Yuhu!! Besok aku rencana mau nonton film Mahasiswi Baru. Penasaran juga sih dengan ceritanya karena aku juga pernah mengalami kuliah di kelas karyawan dengan teman-teman yang sudah berumur 😂

    BalasHapus

Kesalahan orang-orang pandai ialah menganggap yang lain bodoh, dan kesalahan orang-orang bodoh ialah menganggap orang lain pandai. - Pramoedya Ananta Toer