Merindu Liburan (Berkedok Penelitian) | Your Favorite Devil's Advocate
personal

Merindu Liburan (Berkedok Penelitian)

Selasa, April 11, 2017

Merindu Liburan (Berkedok Penelitian)

Seringkali aku merindu ruang untuk diriku sendiri. Seringkali aku mendamba hening yang begitu sulit untuk kucapai selama ini. Seringkali banyak bising yang kian singgah, lagi dan lagi. Kemudian, aku hanya dapat menyelami dalam diriku yang tak mampu menggapai apa yang kumau. Ya, dalam debur suara-suara yang terus menyalak, tentu saja.

Namun ternyata, agaknya rindu akan bising itu mulai datang juga sekarang. Saat di mana hening mulai merambati tiap hasta yang kupijak, mereka yang biasanya meramaikan duniaku pun turut beranjak. Kalau Spongebob Squarepants punya hari kebalikan, duniaku pun tetiba mengalami kebalikan. Sulit juga menafikan kenyataan. Ya, seperti kata Sarah Alana Gibson, “Roda itu berputar, Ga.”

Sekarang, aku seringkali sendiri. Ya, walaupun adanya mereka tetap tidak mengubah pribadiku yang lebih banyak diam, tapi keriuhannya membuat gulana meletup-letup di dada. Jika ada di antara kalian yang membaca ini, ketahuilah bahwa aku tidak secuek yang tampak selama ini. Kepada kalian, yang seringkali kusebut sebagai pilar-pilar dalam tulisan-tulisanku yang lalu, aku rindu.

Momen kebersamaan terakhir yang kuingat paling berarti di antara aku dan mereka adalah ketika kami harus menempuh sebuah perjalanan selama sembilan hari penuh. Modusnya, sih, perjalanan ini untuk memenuhi sebuah kewajiban penelitian untuk melengkapi predikat kami sebagai mahasiswa. Penelitian, katanya. Padahal, sih, liburan berkedok penelitian. Yha.

Salah satu tujuan kami saat “liburan berkedok penelitian” itu adalah Bali. Harus kuakui bahwa momen tersebut telah berhasil membawaku keluar dari pulau Jawa untuk pertama kalinya. Pertama kali, untuk wilayah Indonesia. Senang? Jelas. Walaupun lelahnya juga tak dapat dipungkiri dari kenyataan.

Siapa yang tak tahu pulau Bali?

Bahkan, wisatawan asing seringkali lebih kenal Bali daripada Indonesia. Padahal, Bali merupakan bagian kecil dari Indonesia. Lucu juga, ya. Dengan segala keunikan dan kecantikannya, tak heran jika liburan ke Bali seringkali menjadi opsi untuk mereka yang ingin menghilangkan penat.

Kuingat betul, pertama kali sampai Bali sekitar pukul 3.30 pagi. Bus berhenti, seorang teman nyeletuk, “Gerah, pengin keluar deh gue.” Kemudian aku, yang mendengar kalimat temanku tersebut, langsung bilang, “Yuk, Ti,” sembari berdiri dari kursiku.

Kami berada di Desa Budaya Kertalangu saat itu. Dua perempuan dengan muka bantal menyusuri tempat asing saat matahari bahkan masih lelap dalam tidurnya, ngeri-ngeri sedap! Banyak patung di sana. Ya, dan hal itu sukses membuatku sedikit bergidik. Apalagi ditambah cuaca yang dinginnya mencabik-cabik. Brr~

Di tengah penyusuran kami, kami bertemu dengan beberapa orang yang adalah supir-supir bus yang kami tumpangi. Mereka sedang bercengkrama ditemani segelas kopi di muka masing-masing. Sempat pula mereka menawarkan kami untuk menghangatkan diri dengan kopi, tapi kami menolak. Ya, padahal mah kumau. Yakali nolak kopi.

Kami bilang, kami mencari toilet. Tapi sebetulnya, kami mencari tempat duduk-duduk yang lebih sejuk dibanding di dalam bus yang panas. Muahaha!

Setelah ditunjukkan arah toilet, kami turut patuh oleh telunjuk bapak-bapak tadi. Dan voala! Kami menemukan saung yang bisa digunakan untuk melanjutkan bobo-bobo tjantique yang tertunda. Untuk formalitas, Uti ke toilet dulu sebentar. Lalu balik ke saung. Tidur-tiduran menatap langit yang masih gelap sambil sedikit ngobrol-ngobrol.

Oh iya, perkenalkan: namanya Putri Azka Gandasari. Sekarang sedang menekuni kesehariannya sebagai seorang beauty blogger yang ingin serius. Walaupun, ya, kami mesti lebih dulu sama-sama serius ke kewajiban besar kami di perkuliahan tingkat akhir ini. Apa, tuh, namanya? Yaudahlah, gak usah disebut.

Begini, sejujurnya kuseringkali merasa kesulitan saat harus berkomunikasi dengan perempuan. Apalagi dengan mereka yang, ya… begitulah. Maka itu kulebih sering diam dan menyimak. Tidak melulu berlaku demikian, sih, tapi dalam lingkup kampus kuhanya bisa sedikit bicara lebih banyak dengan Uti. Karena menurutku, Uti merupakan salah satu perempuanc yang cukup logis dan tidak melulu bawa perasaan. Asyik!

Sembari leyeh-leyeh, kami sempat membicarakan soal blog sampai aku—sepertinya—lelap sejenak. Salah satu bapak yang sebelumnya berpapasan dengan kami tetiba menghampiri, menawarkan untuk mengambilkan bantal dan selimut dari dalam bus karena udaranya memang cukup dingin dan menusuk. Kami, lagi-lagi, menolak tawarannya. Ya, kebiasaan basa-basi ternyata sungguh melekat di mana-mana hahaha. Namun kali itu, sang bapak tidak menyerah. Beliau segera meminta kawannya untuk mengambilkan bantal dan selimut untuk kami.

Terima kasih, Pak.


Seingatku, setelahnya kutuntaskan lelapku sampai terangnya langit pagi di Bali menyapa di tengah riuh anak-anak yang mulai keluar dari dalam bus untuk mencari tempat mandi. Kok gak langsung ke hotel, sih, Tiw? Gak sempat booking hotel online, ya? Ahaha, hemat budget dululah. Kan ceritanya mau penelitian, bukan jalan-jalan. Ceritanya, sih.


Kami baru tiba di hotel malam hari setelah menonton pertunjukan tari kecak khas Bali. Gak booking hotel online, sih, makanya sempat ada kejadian yang tidak mengenakkan karena ternyata kamarnya kurang. Yasudahlah. Oh iya, walaupun personel penari kecak yang kutonton tidak seramai yang biasa kulihat di televisi, melihat pertunjukan tari kecak secara lagsung ini membuatku menarik garis beberapa senti lebih lebar di bibirku. Inilah Indonesia. Dengan ragam budaya yang mengagumkannya.

You Might Also Like

29 komentar

  1. Paraaah... anak jaman sekarang tukang boong. \:p/
    Manaaa liat dong blognya Utiiii?

    BalasHapus
  2. Mereka sedang bercengkrama ditemani segelas kopi di muka masing-masing
    Itu gimana caranya gelas bisa ada di muka?

    BalasHapus
  3. Walah, absuditas basa-basinya dibawa ke mana-mana. Kamus Besar Bahasa Indonesia harus segera merilis kamus edisi basa-basi, nih. Atau paling tidak ya ada panduan yang jelas akan hal ini. Seperti 'tidak usah' berarti 'kalau gak ngrepotin ya gak apa-apa' gitu. Wah, penting ini. Biar dunia perkomunikasian bisa tetap kondusif, sejahtera, dan berdikari.

    BalasHapus
  4. wah aku seneng banget sama bali. Apalagi banyak kelg disana. Terakhir aku ke bali sendiri menghadiri pernikahn kelg sembari liburan menyusur jengkal pulau dewata sendiri, nyetir sendiri pulak. Sedih tapi bahagia

    BalasHapus
  5. Emberan! Pulau Bali memang gak ada matinya ya, selalu ada yg baru di sana. Sayangnya aku belum pernah ke sana T_T Tapi, untuk tari kecak aku udah pernah liat di anjungan Bali di TMII loh wkwkwkwk

    BalasHapus
  6. Mbak Putri itu tmn sekampus mbak Tiwi?
    Btw desa budaya Kertalangu itu tepatnya di daerah Bali manakah?
    Penelitian apa saja yg dilakukan di sana?
    Desanya masih kental banget adat tradisionalnya gtu kah? hehee aku jd penasaran sama desa itu mbk :D

    BalasHapus
  7. wa aku belum pernah ke bali tapi sepertinya asik ya pergi kayak gitu berkedok penelitian aaa. Jadi pengen :")

    BalasHapus
  8. Memang harus memanfaatkan waktu yang ada, termasuk liburan yang berkedok penelitian. Kalau aku pernahnya liburan yang seharusnya seminar.

    BalasHapus
  9. Akuuu pengen ke Bali lagi yaaa. Dulu pas booking hotel via email, gratis krn hadiah wkwkw. Mgkn next time mau backpakeran aja

    BalasHapus
  10. Penelitian tapi nyambi, hwhehe

    Bali memang jd tempat favorit byk org. Saya ingin ke Bali lagi tp pas nyepi. Mau lihat upacaranya spt apa

    BalasHapus
  11. Liburan sambil penelitian atau penelitian sambil liburan? Inilah enaknya bagi mereka yg berstatus mahasiswa atau pekerja dg tugas lapangan. Ada kesempatan jalan2nya meski sambil nugas. Mupeng.

    BalasHapus
  12. Lah Enak penilitian di Bali. Itu mah udah pure liburan Kali ya Kalo udah ke bali. bukan penilitian lagi hahahah

    BalasHapus
  13. Pertama kali aku keluar pulau jawa adalah ke manado tempat yg gk disangka2 banget,pdhal bali dan lombok lebih dulu mampir di wish List ku.
    Ahh dlu zaman aku kuliah disambi kerja wi,jdi gk smpet nulis2 blog,km beruntung cantik bisa jalanin hobby sambil kuliah.

    BalasHapus
  14. Gak booking online sih.. sekarang sebenarnya mau tour apapun enak kita juga udh reservasi sendiri. Jadi harga lebih murah juga mba..

    Duh aku kangen ama Bali...

    BalasHapus
  15. aku kapan melakukan hal sama yaaaa.... bisa liburan berkedok penelitian begini. heheheh yang penting kerja beres dan happy. boleh di uji coba nih. seru sepertinya

    BalasHapus
  16. mau juga dong liburan ke bali tapi gak pake kedok tugas atau penelitian dulu biar bebas mainnya hehe.. eh itu tidur di saungnya nyenyak kan mba, gak digigitin nyamuk kan? :D

    BalasHapus
  17. Tiwi jurusan apa kuliahnya...

    enaknya penelitiaannya rasa liburan..

    aku dunk.. menginapnya selalu di laboratorium... hadeuuh belum ngebosenin krn dulu blm ada webtoon, blm ada facebook, blm ada youtube..

    yg ada hantu lab doang.. sesekali muncul buat nemenin

    BalasHapus
  18. Edyaaannn, ini sponsored post kan? Kalau gak ada linknya, aku pun ga akan ngeh.

    Emm, tapi, tampaknya ada 'miss' ada bebberapa kata-kata tidak baku yang tidak dibuat miring, Wi.

    BalasHapus
  19. Entah ku harus berkata apa Tiw.. Ku cerna setiap kalimat diatas tetep masih ga ngeh..eh ternyata Wkwkwk...

    Daaan kamu itu bhok ya sekali-kali ajakin makmak lugu ini vacation gitu. Tapi yang free ongkirnya yah..muuaach

    BalasHapus
  20. Kayanya ini cerita murni jalan-jalan...hehhe...
    karena penelitiannya gak di ceritain sama sekali.

    Tiwi jurusan apakah?
    Penelitian untuk nulis skripsi?

    Sukses yaa, Wi...buat kuliahnya.

    BalasHapus
  21. Wah wah nakal nih wah Wkwkw

    Enak itu liburan keliling Indonesia sambil belajar budaya dan kearifan lokal enggak cuma halan2 aja heuheu

    BalasHapus
  22. Enak ya penelitian sekaligus berwisata apalagi dibali. Walaupun, belum pernah ke bali lihat di tv tv pemandangannya sangat indah disana.

    BalasHapus
  23. Wah ke Bali ya.. Untung aja nggak ketemu sama aku #eh

    BalasHapus
  24. Aku belum pernah ke Bali. Pokoknya nanti harus pernah! Huhu.
    Jauh banget kak Tiw penelitiannyaa. Emang tentang apa? ._.
    Semangat semangaat untuk pejuang skripsiiii! YOSH!

    BalasHapus
  25. Perempuanc? Typo dikit ya Tiw? Hehe...

    Paling jauh aku ke Banyuwangi, padahal tinggal dikit lagi sampai Bali. Belum pernah kebalik, ke Bali maksudnya. Haha.

    BalasHapus
  26. Syukurlah gak ada fotonya yang makin bikin tergiur ke Bali. Padahal udah cukup mupeng baca deskripsinya. Yaelah, basa-basi amat segala gak mau ditawarin. Sendirinya mah juga. Sok-sok nolak kebaikan orang. XD

    BalasHapus
  27. asyik juga ya bepergian sambil meneliti sesuatu

    BalasHapus
  28. Ke Bali berkedok penelitian,
    Hm... kayaknya bisa ditiru nih. Hahaha...

    BalasHapus
  29. kak btw kamu ngeblog dari kapan kak? ada tips khusus?

    BalasHapus

Kesalahan orang-orang pandai ialah menganggap yang lain bodoh, dan kesalahan orang-orang bodoh ialah menganggap orang lain pandai. - Pramoedya Ananta Toer