Konspirasi Alam Semesta | Your Favorite Devil's Advocate
personal

Konspirasi Alam Semesta

Minggu, April 02, 2017

Konspirasi Alam Semesta

Pernahkah kau terjatuh secara sukarela, sebab kauyakin seseorang ‘kan menangkapmu
Seseorang akan mengajarimu cara tertawa, cara percaya, cara mengeja rasa tak bernama
Seketika itu pula jagat raya berhenti bergerak, jiwamu terbakar, ragamu lebur
Dan dirimu hanya bisa menyerah
Karena kautahu
Kaumenyerah
Pada orang yang tepat

(Fiersa Besari – Konspirasi Alam Semesta)

Aku lupa, kapan kali pertama mendengarkan lagu ini. Yang pasti, sudah cukup lama. Namun, sebelumnya lagu-lagu Bung Fiersa hanya kujadikan cabang ketika bosan dengan lagu dari grup-grup indie yang biasa kudengar. Tidak ada yang istimewa. Sampai suatu ketika, aku merasa memiliki koneksi lebih dengan lagu ini. Saat di mana aku menemukan aku, dalam wujud yang lain.

Ada scene kejadian dalam hidupku yang seperti terulang kembali. Alur yang sama persis dengan perubahan detail di sana-sini. Tentang bagaimana sebuah hati yang menemukan apa yang dicari.

Saling.

Sejak dulu aku percaya bahwa hubungan yang baik harus dibangun dengan kesalingan, apa pun itu. Termasuk soal pertemuan. Untuk kami, yang tidak berniat mencari sama sekali, tetiba dipertemukan di satu keadaan rumit. Yang pada akhirnya, sebisa mungkin kami coba lewati. Berhasil atau tidak, lihat saja nanti.

Sejak kuterima voice note darinya yang berisi, “Aku naksir sama kamu,” hariku benar-benar berubah. Dan, ya, Konspirasi Alam Semesta kami tangguhkan sebagai sounctrack perjalanan kami. Keadaan tidak melulu menjadi antagonis yang keji. Sebab itu, kami hanya bisa menyerah. Karena kami tahu, kami menyerah pada orang yang tepat.


Sampai pada saat jemariku melompat-lompat indah membentuk barisan kata ini, aku masih sulit percaya bahwa dia ada. Ada sebagai orang yang memiliki begitu banyak kesamaan. Referensi isi kepala kami berada di satu jalur. Berbagai macam hal tentang dunia bisa sukses kami bicarakan dengan santai maupun serius. Dari yang ringan hingga berat sekali pun kami babat tanpa ampun.

Bukan hanya referensi isi kepala, pun dengan tindakan dan segala macam printilan kecil penunjang kehidupan. Sapaan Twin dan Mbar seringkali kami lontarkan.

Menemukan.

Klik.

Berawal dari kesamaan golongan darah. Kebiasaan-kebiasaan. Referensi bacaan. Pengalaman-pengalaman. Kata-kata yang dilontarkan. Waktu online yang bersamaan. Terlalu banyak untuk disebutkan. Hahaha. Sesederhana itu hubungan kami muncul ke permukaan. Persatuan perempuan feminis dan lelaki humanis. Tanpa perlu banyak penjelasan, kecocokan telah terlahir tanpa tanggal, bulan, dan tahun yang tetap. Tanpa perayaan.

Konspirasi Alam Semesta

Ya, jangan pernah tanyakan satu hal: tanggal jadian.

Kami tidak memilikinya. Sebab, kami sama-sama percaya hal demikian tidaklah penting dalam sebuah hubungan. Apalagi jika hanya untuk sekadar membuat perayaan-perayaan fana. Untuk apa? Momen kami tetap indah tanpa beban mengingat tanggal. Toh, kami sama-sama mengakui bahwa kami memiliki hubungan spesial. Sudah cukup jelas dengan demikian, kan?

Lagi-lagi, jarak mempersatukan. Siapa bilang jarak hanya bisa memisahkan? Sebab, jauh dan dekat bukan lagi perihal akumulasi kilometer yang terpampang pada penunjuk jalan. Kalau hati tak satu tujuan, sedekat apa pun akan terasa adanya spasi yang begitu lebar.

Dalam Kado-Gado buatannya, disebutkan bahwa kami sama-sama bingung menuliskan perihal pertemuan. Begitu banyak yang meliputi segala hal tentang Soloku dan Jakartanya. Banyak, hal-hal sederhana yang mungkin bagi orang lain, “Apaan, sih, begitu doang?” Namun di mata kami, itulah momen-momen berharga yang cukup untuk dinikmati berdua. Dengan sentuhan cinta. Segala yang sederhana menjadi begitu… luar biasa.

Konspirasi Alam Semesta

“Aku tidak ingin jauh darimu. Kamu istimewa. Aku sangat senang dengan kenyataan bahwa kamu ada di sisiku. Untuk terus bersamaku melewati tiap masa dan kejadian? Waw! Aku menemukan cahaya kehidupanku lagi darimu. Kamu menyelamatkanku.” – Ilham Bachtiar, Melayarkan Pertemuan, Maret 2017.

Setelah keseruan menjadi bintang AADC2 ala-ala di Solo dan menjelma backpacker ala-ala di Jakarta, kami kembali dipertemukan untuk petualangan selanjutnya. Bulan lalu, Solo-Jogja-Solo menjadi tujuan. Kami bertiga—aku, Ilham, dan Vega—menghabiskan banyak waktu untuk perjalanan, makan-makan, dan mengunjungi tempat-tempat yang menyenangkan.

Aku tidak ingin membagi semuanya, karena detail pertemuan kami cukup kami yang nikmati. Hanya beberapa, yang paling berkesan untukku, yang akan kutuliskan di sini.

Konspirasi Alam Semesta

Dimulai dari… hujan. Perjalananku, Ilham, dan Vega sempat terhenti karena hujan. Kami memilih untuk berteduh lebih dulu di depan sebuah toko (gak tau toko apa, ada motor-motoran mini wkwk) dan duduk sembari menikmati hujan pun dengan segala riuh pinggir jalan. Golongan darah AB memang seringkali sulit ditebak. Tetiba Ilham mengatakan, “Ujan-ujan ngeneki penake mbukak Telegram.”

Aku hanya cekikikan, dia memang sedang keranjingan dialog DuoCabi dan seringkali mengatakan kalimat serupa dalam berbagai kesempatan. Namun pada momen tersebut, dia benar-benar memintaku membuka aplikasi Telegram. Baiklah. Satu file kuterima darinya. Berjudul Kado-Gado.

Hujan, pinggir jalan, di sisinya, dan sekumpulan tulisan romantis plus ngehek darinya sukses membuat senyumku terkembang dan mataku berkaca-kaca. Lelakiku tampak begitu kikuk di sana saat aku tetiba tertawa, kurasa jantungnya berdebar lebih kencang. Terima kasih, Sayang, aku sangat suka. Terima kasih banyak juga sudah memilih momen yang pas.

Konspirasi Alam Semesta

Memiliki ketertarikan yang sama di bidang seni membuat kami seringkali saling memberi info perihal event terkait yang berlangsung di kota masing-masing. “It’s your lucky trip,” he said. Selepas acara Kampus Fiksi di Jogja, aku kembali menyambangi kota Solo dan menyempatkan diri melipir ke sebuah acara pameran seni rupa internasional yang diadakan di Taman Budaya Jawa Tengah.

Malamku terasa begitu gemerlap saat memasuki ruangan-ruangan yang penuh dengan karya yang indah. Di depan gedungnya saja, kami sudah disuguhi tontonan berupa pembuatan mural-mural. Setelahnya, kami melanjutkan perjalanan menuju tempat favoritku di Solo saat pertama kami ke sana: Wedhangan Pendopo.

Konspirasi Alam Semesta

Yap, tempat di mana dia membawaku pergi dari sekumpulan orang layaknya Rangga yang membawa Cinta pergi dari teman-temannya sampai pagi di film AADC2. Tempat yang begitu tenang dengan ornamen antic di dalamnya. Aku langsung jatuh cinta. Dia memang sangat tahu apa yang aku suka. Walaupun malam itu tidak sesunyi malam sebelumnya, perbincangan kami tetap saja berjalan dengan menyenangkan. Masih perihal pameran kesenian dan kelanjutan Disparitas.

Selain hujan di pinggir jalan dan Kado-Gado, yang paling memenangkan hati dari perjalanan bulan lalu adalah pantai Goa Watu Lawang. Pertama kali tau tempat ini dari tulisannya Ilham zaman baheula yang banyak di-copy paste orang. Lalu pengin ke sana, karena masih sepi. Namun karena cuaca sedang sering hujan, Ilham bilang jangan ke pantai dulu, bahaya. Aku manut aja. Eh, nyatanya tetap dibawa ke pantai juga hahaha.

Konspirasi Alam Semesta

Hari itu pas selesai rangkaian acara dari Kampus Fiksi, dia menjemputku di asrama bersama Vega. Nah, ini lucunya. Kami jalan-jalan ke pantai dengan membawa tas besar berisi pakaian dan perlengkapan lain beserta… sekerdus buku! Dengan jalan yang tidak terdeteksi oleh Google Maps, kami melewati tanah yang masih banyak bebatuan. Seringkali membuat Vega hampir oleng, tapi… kegajlukan itu terasa begitu lucu bagiku. Dan aku tertawa begitu lepas. Padahal dia degdegan di depan.

Sesampainya di sana, Ilham yang sudah kenal dengan pemilik warung di sana menitipkan barang-barang kami sehingga kami bisa menikmati pantai yang sepi. Akhirnya bercengkerama dengan suara ombak lagi! Sejujurnya, ombak pantai selatan pulau Jawa itu menyeramkan. Aselik. Ganas sekali penambakannya. Enak, mungkin, untuk berselancar kalau gak banyak bebatuan. Setelah cipak-cipuk sampai setengah pakaian basah, kami duduk di pinggir pantai menikmati es teh manis dan berbincang.

Konspirasi Alam Semesta

Yap, berbekal pengalamanku di Kampus Fiksi dan pengalamannya menonton Mata Najwa, kami membicarakan banyak hal diiringi semilir angina pantai yang sepi dan suara ombak yang menggema tiada henti. Mulai dari perihal penulisan, berita hoax, sampai politik. Ilham, kamu memang partner terbaik.

Detail perjalanan kami biar tetap jadi misteri. Rinci petualangan kami biarkan tetap kami nikmati sendiri. Uraian memori kami biar tetap menjadi milik kami. Sebab, suka maupun duka yang kami—atau siapa pun—tampilkan tetap akan menjadi buruk bagi orang-orang yang tidak berkehendak. Maka, kami memilih untuk hanya menyajikan suguhan cerita yang ala kadarnya.

Semesta berkonspirasi, memyatukan Senja dan Purnama pada kidung kasih. 

Terima kasih sudah membaca.

Konspirasi Alam Semesta





Salam sayang,





Pertiwi Yuliana

You Might Also Like

33 komentar

  1. Kui ki jenenge cah gendandapan. Ke pantai doang bawa 55 buku koyo maling. Hahahaha.

    Syukurlah yang ditulis yang baik-baik saja. Perkara ngegembelnya biar jadi rahasia. Selain rahasia tur yo memang wuelik tenan kalo diceritakan. Hahahak. Ayo jogja-magelang! Museum affandi, Artjog dan OHD menanti!

    BalasHapus
    Balasan
    1. Museum Affandi wajib! Gak mau tau! Hahahak.

      Wahahaha ngegembel tidur di Telkom glundungan njir.

      Hapus
    2. Curang. Kamu thok yang gelundungan woy!

      Etapi bagusnya gitu ding. Coba aku juga gelundungan. Kayak beyblade kita.

      Hapus
    3. ehh..
      orang yang diceritain langsung jadi komentator pertama
      kasih pertamax mbak >.<

      Hapus
  2. So sweet banget sih tiwi n ilham. Tapi dibalik semua kecocokan kalian pasti ada cekcok juga kaaan!? Ayo ngaku. Tapi justru manisnya disitu kan say

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ya ada pasti, Mbak, hahaha tapi sampai saat ini alhamulillah masih bisa diatasi dengan baik.

      Hapus
  3. Aih, romantisnya. Semoga langgeng dalam keakraban. Kesempurnaan hidup rasanya jika dapat berbagi makna dg yg tersayang.

    BalasHapus
  4. uhuk uhuk aduh batuk batuk niih.

    langgeng ya kaliaaan

    btw aku setuju bgt mengenai tanggal jadian. buat aku itu gak terlalu penting sih.

    BalasHapus
  5. Itu gelang-gelang di tangannya pasti ada cerita seru ya di tiap gelangnya. Kapan-kapan cerita yak! or sudah ada?

    BalasHapus
  6. So sweet kalian romantis ahhh. Jadi iri aku dulu gak pernah gitu haha

    BalasHapus
  7. Ah, kisah cinta yg dibagi.

    So, kadang dalam suatu hubungan akan selalu ada yg nyinyir di belakangnya. Tapi gak apa2, selama kita/kalian/saya menikmatinya, semua itu akan baik2 saja.

    Selamat jatuh cinta, pertiwiliana. :)

    BalasHapus
  8. Semoga kalian sama-sama terus selamanya ya :) Seneng deh bacanya. Cerita kalian manis banget. Jadi ngiri :D

    BalasHapus
  9. ihiiiir
    tauk dah mbak mau komen apa


    aku juga pengen sih mbak, dulu, sempat pengen, tinggal di kota besar yang sering ngadain kegiatan atau pertunjukan seni, terus punya cem-ceman penyuka seni, jadi bisa sharing bareng mengenai hal-hal berbau seni
    tapi yaaah, jadinya saya merantau ke kota kecil, menikmati apa ajalah yang ada, hahahaa

    BalasHapus
  10. wow tiwi smg bs terjaga ya di ritme yg sama sama mas ilham...
    doa baik buat kalian berdua 😊

    BalasHapus
  11. Romantisnya.. semoga langgeng ya ..

    BalasHapus
  12. Senangnyaa bisa punya teman jalan yang mempunyai banyak kesamaan. Semoga langgeng ya Tiwi...

    Kebalikannya sama aku nih, hari jadian buat aku penting banget. Tiap tahun kami pasti merayakannya meskipun dengan cara yang sederhana :)

    BalasHapus
  13. Uhuk, semoga segera melabuhkan cintanya di depan penghulu. Kalian romantis! Kucuma bisa bilang itu saja.

    BalasHapus
  14. Ahhaha, bukunya dr kampus fiksi yaa

    Well, nemuin patner yg klik itu saat kita mau, semesta bs saja mendukung. Semoga lancar sampai, entah ya

    BalasHapus
  15. Romantis yg sederhana dr pertemuan tak terduga

    BalasHapus
  16. Seneng ya kalau punya banyak kesamaan gtu mbak. Semoga langgeng sampai ikatan pernikahan, lancar semuanya aamiin :D

    BalasHapus
  17. Aku nggak suka fiersa. Apapun karyanya.. entahlah, mungkin ini cuma masalah selera. Hahaha

    Makin intens aja nih kalian berdua. Baik di dunia nyata dan Maya. Sakseeees hahaha

    BalasHapus
  18. Setuju sama Wanda. Belum bisa nikmati karya Fiersa.

    Sukses dan langgeng untuk kalian berdua yang lagi jatuh cinta. Dan, terima kasih telah memberiku bahan :-)

    BalasHapus
  19. Uda lamaaaa banget masa mudaku terlewati.
    Mendadak tersegarkan kembali karena baca tulisan Tiwi.

    Semoga lekas ke pelaminan yaa...
    Aamiin.

    BalasHapus
  20. Aisssh selamat ya kak. Semoga jadi pasangan sejati yang bahagia. Eh btw kado gado itu apaan sih aku penasaran deh. Nyari nyari ngga nemu

    BalasHapus
  21. Coba dengerin lagunya Fiersa, gak selera. Bukunya juga gitu. Entah ini selera gue ngapa. Padahal temen-temen bilang bagus. :(

    Gue juga gak ada tanggal jadian gitu. Gak pernah nembak, sih. Tau-tau menjalin kasih. Tapi kadang dia suka nanya, jadian tanggal berapa. Gue gak tau kudu jawab apa. :')

    Taik bener yak fotonya minum es teh manis di pantai. Gue langsung pengin liburan jadinya.

    BalasHapus
  22. Malam jumat, masih di masjid terdekat, menunggu iqomat, baca tulisan cinta penuh hikayat, warna warni sekaligus membuat skakmat. Selamat, lebih baik kisah cintanya dibiarkan terlewat, lewat aja ya lewat...

    hahaha
    Mungkin, akan sedikit komentar seputar persamaan selera dalam sebuah hubungan, itu memang sangat menyenangkan bisa mendapatkan pasangan yang satu aliran, satu selera dan satu kesukaan. Ibarat kata, momen itu momen yang jarang ditemui, semoga jarak tidak menjauhkan kalian ya, semoga makin langgeng wi ham, undangan begitu dinantikan, tapi yo undangan kondangan dan lokasi resepsi jangan yg di solo, kesananya kejauhan kalo mau kondangan X)

    Ada satu bagian yg cukup menggelitik, yakni soal "Tanggal jadian".
    Aku pun setuju, jika sekiranya tanggal jadian itu bukanlah sesuatu yang penting untuk diingat. dan menurut aku sih, tanggal jadian itu biasanya hanya berlaku di kalangan anak muda terkhusus para ABG. Jujur saja, mengingat setiap moment perayaan akan hari jadian itu malas malas menyebalkan, malas untuk mengingatnya, menyebalkan jika lupa akan hari jadian, lalu seharian bakal dikasih muka masam oleh pasangan.

    Maka berbahagialah kalian, jika tanggal jadian tidak jadi patokan akan kelancaran birokrasi perpacaran.

    eh sudah dulu komentarnya, takutnya terlalu panjang, dan iqomat pun sudah berkumandang...^^

    BalasHapus
  23. Melewati hari sama yg terkasih emang bikin lupa waktu, semoga langgeng mba. Btw iconya agak provokatif. Hehe

    BalasHapus
  24. Semogaa bahagiaa terus yaa Senja dan Purnama :D Semesta memang sangat pandai berkonspirasi, apalagi untuk bahagia yang setia bersemayam di hati. Lalu dengan tak sadar membuat senyum merekah setiap kali mengingatnya. Salam kenal mbak tiwi :) Blognyaa keceeee :D

    BalasHapus
  25. Mantap mbak
    Mirip judul bukunya firsa besari, sama2 bikin baper wqwq

    BalasHapus

Kesalahan orang-orang pandai ialah menganggap yang lain bodoh, dan kesalahan orang-orang bodoh ialah menganggap orang lain pandai. - Pramoedya Ananta Toer