Hariku: Anugerah dan Musibah | Your Favorite Devil's Advocate
personal

Hariku: Anugerah dan Musibah

Sabtu, Juli 19, 2014

Dear, lembar ketujuhbelas dari bulan kesayanganku

Awalnya, aku yang sedang dirundung pilu memang menganggap kamu sebagai kesialan bagiku. Namun ada yang datang, pahlawan tanpa topeng, tanpa jubah. Tiada mumpuni kemampuannya untuk terbang, tapi hebatnya dia sanggup membuatku melayang. Aneh, bukan? Hm, ah... sesungguhnya tidak juga. Dia hanya banyak berusaha. Sangat banyak, bahkan, untuk membuatku selalu bahagia.

Dia, Rizky Januardi Satria.

***

Gak ada birthday cake seperti yang gue harap, gak ada hadiah dengan kertas kado warna-warni seperti yang gue ingin. Gak ada. Tapi, jelas yang ada di hadapan gue adalah lebih dari itu. Masa depan.

Moment perayaan hari ulang tahun
Moment perayaan hari ulang tahun
Sehari penuh bersama orang yang disayang, nikmat mana lagi yang mau didustakan? Berpuluh maaf diucapkannya karena "tidak bisa memberi apa-apa", katanya. Tapi nyatanya? Seperti yang gue bilang, kado terindah adalah masa depan. Beberapa waktu sebelum hari gue tiba, dia amat tau kalau banyak hal ngeselin yang menimpa gue. Banyak yang bikin gue bete, marah, dan sebagainya. Dan dia ada di sana, menopang gue dan meleburkan semua rasa kesal yang ada di hati gue. Dirawat dengan baik, dan berubah menjadi manis.

Dua hal paling menyebalkan sebelum hari gue adalah keharusan gue untuk mudik dadakan dan trouble sama software notebook gue. Dia bilang gak kasih gue apa-apa. Tapi, saat gue kesel-sekesel-keselnya karena harus mudik dadakan dan di sana ternyata susah banget sinyal yang artinya gue gak bisa ngerjain apa-apa yang harus gue selesaikan saat itu, dia datang. Datang dalam artian yang sesungguhnya. Nyusul ke kampung gue, Pacitan, dengan cerianya yang membuat gue lupa sama kesel itu sendiri.

Dia bilang, dia gak kasih apa-apa. Nih, notebook gue udah bener. Siapa yang benerin? Dia. Tau gimana bahagianya? Gue gak bisa ungkapin dengan lisan maupun tulisan. Yang jelas, ada rasa syukur. Selalu.

Tapi...

Sesederhana bahagia, kesedihan pun datang dengan begitu mudahnya.

Lembar ketujuhbelas dari bulan kesayanganku, hariku, nenekku berpulang. Iya, alasan kenapa gue harus mudik dadakan adalah sakitnya nenek gue. Dan salah satu yang pengin beliau temuin adalah gue. Gue yang udah sepuluh tahun lebih gak nengokin karena semua yang gue kerjain di sini membuat gue selalu gila. Iya. Saat gue sekeluarga jenguk ke sana, keadaan beliau membaik. Benar-benar membaik, banyak kemajuan yang ditunjukkannya. Sampai beliau bilang kalau kami boleh kembali ke sini, ke Jakarta.

Sebelumnya, ada kesal yang menyelimuti gue karena gue gak bisa ninggalin tugas gue kalau harus mudik dadakan. Tapi seketika, gue benar-benar bersyukur sempat ketemu sama nenek gue. Beberapa hari setelah kembali ke Jakarta, di hari gue, sepulang gue menghabiskan waktu dengan superhero gue, kabar itu datang. Jelas gue sedih, gue nangis, sesenggukan. Tapi, lagi: ada yang siap menopang gue, menyodorkan bahunya buat gue.

"Kamu jangan nangis, ikhlasin. Sekarang gak nyesel, kan, udah pulang kemarin? Seenggaknya udah sempet ketemu kamu, kamu yang udah sepuluh tahun gak pulang."

Buat kalian, tolong jangan pernah lupakan orang-orang yang sayang sama kalian. Sesibuk apa pun kalian. Karena ketika kehilangan sudah datang, mungkin hanya akan ada penyesalan.





Salam,



Pertiwi Yuliana




NB: Mbah yang tenang ya di sana :')

You Might Also Like

11 komentar

  1. Selamat ulang tahun Wi ^^ dan semoga Mbah-nya diterima disisi Sang Kekasih~

    BalasHapus
  2. Selamat ulang tahun kak tiwi... Semoga dilimpah kan berkah selalu 😁
    Jangan lupa kirim doa buat mbah yg lebih dulu dipanggil tuhan😊

    BalasHapus
  3. Selamat ulang tahun, Nona Senja! :*
    Segala doa terbaik untukmu..

    Dan semoga mbah tenang disana, jangan lupa untuk berdoa buat mbah :')

    BalasHapus
  4. selamat ultah tiw. kemarin udah diucapain juga sih di grup. haha.
    semoga mbahmu tenang disana. amin :)

    BalasHapus
  5. Yeay! Selamat ulang tahun. Romantis bgt. :(((
    Oh iya, turut berduka ya, kakTiw.

    BalasHapus
  6. selamat ultah yaa mbak..


    semoga mbah nya diterima di sisi allah,aamiin

    BalasHapus

Kesalahan orang-orang pandai ialah menganggap yang lain bodoh, dan kesalahan orang-orang bodoh ialah menganggap orang lain pandai. - Pramoedya Ananta Toer