Mosi Tidak Percaya [Song Review] | Your Favorite Devil's Advocate
musik

Mosi Tidak Percaya [Song Review]

Senin, April 28, 2014

Demokrasi Pemilih Pemula
Jari Ungu Tiwi

Ini masalah kuasa, alibimu berharga
Kalau kami tak percaya, lantas kau mau apa?
Kamu tak berubah, selalu mencari celah
Lalu semakin parah, tak ada jalan tengah

Jelas kalau kami marah, kamu dipercaya susah
Pantas kalau kami resah, sebab aku mengupaya
Kamu tak berubah, selalu mencari celah
Lalu semakin parah, tak ada jalan tengah

Kamu ciderai janji, luka belum terobati
Kami tak mau diberi, kami tak bisa dibeli

Ini mosi tidak percaya, jangan anggap kami tak berdaya
Ini mosi tidak percaya, kami tak mau lagi diperdaya
Ini mosi tidak percaya, jangan anggap kami tak berdaya
Ini mosi tidak percaya, kami tak mau lagi diperdaya

***

Dari awal tahun ini, gue lagi suka-sukanya dengerin lagu dari Efek Rumah Kaca di atas. Kenapa? Iya, karena euforia pemilihan umum tahun 2014 ini udah terasa banget. Di mana-mana ada muka-muka calon legislatif yang mupeng minta dicoblos. Banyak banget strategi yang dipake para caleg ini untuk menarik simpati warga. Tujuannya apa? Mendapat suara.

Back to the song. Efek Rumah Kaca, pernah gue baca salah satu artikel di internet yang bilang kalo band indie ini adalah salah satu band Indonesia yang bisa membuat bahasa Indonesia menjadi lebih indah. Masa sih? Coba tengok lagi liriknya di atas. Udah? Gue pribadi akan bilang kalo lirik di atas itu cantik dan menggigit.

Ini masalah kuasa, alibimu berharga
Kalau kami tak percaya, lantas kau mau apa?

Pada larik di atas, lagu ini menyatakan penekanan terhadap para calon pemimpin dengan, “kalo gue gak mau milih lo, lo bisa apa?”

Well, kita masing-masing memiliki hak atas suara yang kita miliki. Itulah poinnya.

Dalam hal-hal seperti itu, suara kita—warga Indonesia—selalu saja menjadi bahan rebutan. Nah, kita dituntut untuk selalu bijak dalam menggunakan hak pilih kita tersebut. Bagaimana caranya? Pertama, jangan golput. Kedua, pelajari profil para caleg tersebut secara lebih lanjut. Tapi gak ada yang sesuai dengan apa kriteria pemimpin yang mau lo pilih? Coba telaah lebih lanjut, pasti ada yang sedikit banyak mewakili keinginan lo. Pasti ada. Kalau lo males nyari dan lebih milik untuk golput, please jangan pernah sekali pun lo ngeluh sama gimana pun kinerja pemimpin yang akan terpilih nanti.

Kamu tak berubah, selalu mencari celah
Lalu semakin parah, tak ada jalan tengah
Kamu ciderai janji, luka belum terobati

Yang ini, ini benar-benar nyindir para caleg yang sukanya janji-janji di awal. Sementara setelah terpilih? Seolah amnesia sama semua yang udah pernah mereka umbar. Gue bukan pengamat politik yang baik, mungkin, tapi gue mulai tertarik sama hal ini setelah gue menginjakkan kaki pada kumpulan orang-orang muda keren yang amat sangat peduli sama masa depan bangsanya nanti. gue juga mau jadi bagian dari mereka dan sebab itu gue mulai menimbulkan sedikit demi sedikit rasa kepedulian itu, kalo kalian gimana?

Ini mosi tidak percaya, jangan anggap kami tak berdaya
Ini mosi tidak percaya, kami tak mau lagi diperdaya

Gue suka banget sama bagian ini, seolah ngajak kita untuk lebih semangat dan gak takut sama belenggu para caleg yang mupeng sama kursi pemerintahan di negeri ini. Indonesia adalah sebuah negara demokrasi, dan kita punya hak untuk mengeluarkan suara kita dalam bentuk apa pun.

Dulu waktu kelas enam sekolah dasar, wali kelas gue—Pak Ngadimin—nyuruh kami untuk ngapalin isi UUD 1945 yang berisi hak dan kewajiban warga negara Indonesia. Iya, itu pasal 26-36, serta beberapa pasal yang tersebar dan gue hapal kemudian seiring berjalannya waktu. Sampai sekarang, gue masih hapal. Dan gue bersyukur karena hal itu. Seengganya, gue bisa tau apa sih hak dan kewajiban gue di negara yang amat sangat gue cintai ini.

“Kemerdekaan berserikat dan berkumpul mengeluarkan pikiran dengan lisan dan tulisan dan sebagainya ditetapkan dalam Undang-undang.” – Pasal 28 UUD 1945.

Kita punya hak, dan alangkah lebih baiknya kalau kita mempergunakan hak itu dengan baik dan benar, kan? Ya, seperti orang-orang yang pada tanggal 9 April lalu telah dengan semangat meluangkan waktu di antara kesibukannya dan mendatangi TPU untuk sekadar menunaikan hak pilihnya. Well, Guys, you are so amazing!

Demokrasi Pemilih Pemula

















ketika anak metal memili.........




Ng..... salam jari tengah!


Sambil narsis :p


Yang gak bisa milih karena suatu hal.....



Pesan dari Pak Guru! 


Love love,



Pertiwi

You Might Also Like

8 komentar

Kesalahan orang-orang pandai ialah menganggap yang lain bodoh, dan kesalahan orang-orang bodoh ialah menganggap orang lain pandai. - Pramoedya Ananta Toer