Puisi Malam | Your Favorite Devil's Advocate
poem

Puisi Malam

Senin, Juni 10, 2013

Bertanyalah pada cermin itu, aku memang masih sendu...

Malam, selalu menjadi tempatku mencurahkan segala yang kurasa
Kini sakit lagi yang ingin kubagi
Bersiaplah, tisu-tisu itu akan basah
Aku tak melulu meminta makna, namun bisakah sekali saja kau memandangku ada?

***
09 Juni 2013

Sejujurnya, tak pernah aku merasa kesendirian ini adalah hampa. Namun entah, dia selalu berhasil membuatku meneteskan air mata. Sudah, ini terlalu menyakitkan untuk dibuka seluruhnya. Kusajikan untuk kalian, penggalan-penggalan #puisimalam yang kubuat. Hm... Mengingat tanggal yang tertera, 9 (sembilan), hanya satu kata yang kuingat: failed! H-a-h-a

Sedikit tentang #puisimalam, ini adalah rutinitas yang selalu dilakukan oleh @nulisbuku yaitu mengajak para followers untuk bersajak di malam hari. Biasanya ada dua sesi #puisimalam, sesi pertama pukul 21.00-22.00 (CMIIW) dan sesi kedua pukul 23.00-00.00

Aku mengikuti sesi kedua dengan tema "KATA". 

@prtiwiyuliana proudly present:

#puisimalam versi @prtiwiyuliana #1
Artinya: Percuma jika kamu hanya banyak berkata, memberi pengharapan di sana dan di sini jikalau akhirnya kamu hanya ingin berpura-pura. Lebih baik kamu pergi dengan segala luka yang telah kamu buat.

#puisimalam versi @prtiwiyuliana #2
Artinya: Dalam penantian, aku selalu coba untuk tersenyum. Untukmu, walaupun mungkin sesungguhnya kamu takkan pernah tahu itu.

#puisimalam versi @prtiwiyuliana #3
Artinya: Sejujurnya aku lelah, telah kucoba segala cara untuk memersatukan kita. Kemudian aku ragu, masihkah ada jalan untuk kita bersama?

#puisimalam versi @prtiwiyuliana #4
Artinya: Perilakumu, yang entah itu memang sejatinya pribadimu atau hanya berpura-pura di depanku, masih membuatku bertanya, "apa maumu?" Lalu seolah kamu tahu pertanyaan yang tak pernah terucap itu kemudian menjawabnya dengan tindakan yang menyiratkan kata, "tunggu aku!"

#puisimalam versi @prtiwiyuliana #5
Artinya: Jika aku dapat kembali tersenyum dengan lepas seperti dulu sebelum aku mengenalmu, maka yang kuinginkan hanyalah kamu sebagai alasan atas senyumku yang telah ringan tanpa beban.

#puisimalam versi @prtiwiyuliana #6
Artinya: Perlahan tanda-tanda itu muncul, kamu punya seseorang lain yang begitu kamu kagumi. Dan itu bukan aku. Kamu lantunkan lagu itu di hadapanku, itukah jawabanmu atas penantianku?

#puisimalam versi @prtiwiyuliana #7
Artinya: Dulu, kamu pernah mengatakan bahwa kamu mengagumiku. Dulu, kamu pernah mengatakan bahwa aku berbeda. Ya, itu dulu, sebelum kamu perlihatkan pertanda lain bahwa hatimu hanya miliknya. Bisakah sekali saja kamu katakan bahwa kamu menyayangiku?

#puisimalam versi @prtiwiyuliana #8
Artinya: Menyayangimu tanpa pernah sekali pun mengungkapkannya adalah sebuah kebodohan. Mengapa?   Karena lihat aku, aku tersiksa. Dikekang oleh harapan yang tak kunjung usai.

#puisimalam versi @prtiwiyuliana #9
Artinya: Jikalau kamu nantinya kembali berdusta dengan berpura-pura, kurasa telingaku takkan lagi tertipu olehmu. Telah terlalu perih untuk disembuhkan dengan dusta.

#puisimalam versi @prtiwiyuliana #10
Artinya: Sejujurnya, ini adalah tweet harapan. Seandainya akan berakhir indah, maka takkan kusia-siakan.

#puisimalam versi @prtiwiyuliana #11
Artinya: Masihkah perlu kuartikan? Aku merindunya: tawanya, candanya, senyumnya. Namun sepertinya, semua itu hanyalah aku yang rasa. Ya, karena dia tak pernah menganggapku ada.

#puisimalam versi @prtiwiyuliana #12
Artinya: Ditemani playlist dalam MP3-ku kulantunkan lagu sendu yang mengukir harapanku. Semoga kamu dapat mendengar rintihanku.

#puisimalam versi @prtiwiyuliana #13
Artinya: Ini sajak saat aku mulai mengantuk. Abaikan.

***
10 Juni 2013

Hai kamu, aku melihatmu
Kamu dengan kemeja merah maroon-mu itu
Kamu tampan sebagaimana aku selalu melihatmu seperti itu
Senyummu masih sama seperti yang lalu
Dan karena itu, harapanku kembali tumbuh
Aku tahu, itulah bodohnya aku yang memilih setia menantimu



With Love,



Pertiwi Yuliana

You Might Also Like

14 komentar

  1. Asik.. jago bikin puisi nih kayaknya :D

    BalasHapus
  2. susah dah anak sastra huahahaha...

    BalasHapus
  3. Oh tiwi anak sastra?
    Jujur, gue lebih suka yang di twitter dibanding yang di blog. Lebih bagus. Mungkin buatnya lebih pakai perasaan. :p

    BalasHapus
    Balasan
    1. bukan :p
      karena itu pas lagi galau-galaunya mungkin muehehehe

      Hapus
  4. buat puisinya pas lagi galau yah :p

    coba buat puisi pas lagi bahagia dong :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. pernah kok, tapi emang jarang banget sih huahahaha
      cobe cek >> http://www.pertiwiyuliana.com/2012/01/sweetest-moment-in-2011.html

      Hapus
  5. Seharusnya artinya gak usah dimasukin, tiw. Puisi itu lebih indah jika si pembaca bebas berinterpretasi tentang makna setiap kata yang ada pada puisi, dan apa maknanya bagi si pebulis. Mengapa dia sampai memilih diksi tertentu. Ada makna tersirat kah? Simbolisme kah?

    Wah, jadi belajar critical analysis of poetry lagi nih *pengalaman waktu kuliah*

    BalasHapus
    Balasan
    1. ini pake arti karena ini dari twitter doang sih, Mas Arga hahaha
      puisi yang lain ga ada yang pake arti :p

      Hapus

Kesalahan orang-orang pandai ialah menganggap yang lain bodoh, dan kesalahan orang-orang bodoh ialah menganggap orang lain pandai. - Pramoedya Ananta Toer