Senja dalam Dunia Sepiku | Your Favorite Devil's Advocate
poem

Senja dalam Dunia Sepiku

Senin, April 08, 2013



Bersama keheningan yang bertahta aku memejamkan mata. Mencari sebuah kenikmatan yang telah lama sulit kudapatkan. Sesuatu yang membingungkan itu datang lagi. Aku enggan untuk terperosok lagi, jatuh lagi dan perih lagi. Masih adakah sebuah kesungguhan yang akan menyapaku dalam kesendirian? Berlari dari satu sosok yang sempat merajai aku, namun kemudian aku bertemu lagi dengan sosok lain yang membelengguku. Ya, ini semua memang salahku. Aku yang membiarkan diriku terjatuh lagi. Seharusnya aku memang boleh jatuh, tapi jangan terhuyung-huyung. Karena luka sesungguhnya tak akan menyayat lebih dalam dari yang kita izinkan. Aku masih lemah, aku masih mudah dikuasai oleh rasa.


Menggenggam mimpilah yang selama ini menopangku. Aku harus menjaga mimpi hingga sampai di penghujung napasku yang mungkin tak akan lebih lama dari yang mereka bayangkan. Aku masih larut dalam sepi dan bercinta dengan sunyi. Dunia kecilku yang selalu memanjakan aku dengan menerimaku entah apa pun yang ada dalam diriku. Pecinta sejati adalah seseorang yang telah mampu mencintai dirinya sendiri dengan sempurna. Dan aku, aku sedang mencoba untuk menjadi seorang pecinta sejati agar aku bisa menjadi seseorang yang pantas untuk mencintaimu.

Bicara cinta, bicara hati. Hatiku sempat mati. Seluruh lilin-lilin itu padam dan semua bingkai pada dinding itu pun sirna. Kebencian memelukku di tengah kehampaan. Jika aku tak disentakkan oleh cahaya itu, mungkin aku akan selamanya tenggelam dalam pelukan sang benci.

Aku.....

--to be continuou--

You Might Also Like

0 komentar

Kesalahan orang-orang pandai ialah menganggap yang lain bodoh, dan kesalahan orang-orang bodoh ialah menganggap orang lain pandai. - Pramoedya Ananta Toer